Setelah melalui musim yang penuh tantangan dan hasil yang jauh dari ekspektasi, Bhayangkara FC siap menatap Liga 1 musim depan dengan semangat baru. Di balik layar, sosok manajer tim, AKBP (Purn) Sumardji, memainkan peran sentral dalam merumuskan strategi kebangkitan. Dengan reputasinya yang dikenal tegas dan visioner, Sumardji secara terbuka menyatakan bahwa target Bhayangkara FC untuk musim depan bukan sekadar bertahan di Liga 1—melainkan kembali ke papan atas dan bersaing untuk gelar juara.
Musim yang Penuh Evaluasi
Musim 2024/2025 adalah masa yang tidak mudah bagi Bhayangkara FC. Klub yang pernah menjuarai Liga 1 pada 2017 ini harus berjibaku di papan bawah klasemen, bahkan sempat terancam degradasi. Beberapa faktor menjadi penyebab turunnya performa tim, antara lain:
- Pergantian pelatih yang terlalu sering.
- Performa inkonsisten para pemain asing.
- Cedera pemain inti yang berlarut-larut.
- Minimnya produktivitas lini depan.
- Kurangnya pemain lokal berpengalaman di beberapa posisi vital.
Sumardji, yang dikenal sebagai tokoh pembina olahraga sekaligus perwira polisi, tidak menutup mata terhadap situasi tersebut. Ia pun menginisiasi evaluasi menyeluruh yang melibatkan jajaran manajemen, tim pelatih, dan seluruh elemen internal klub.
Visi Sumardji Bhayangkara Harus Bangkit
Dalam wawancara eksklusif pasca kompetisi, Sumardji dengan lugas menyatakan:
“Bhayangkara FC tidak boleh puas hanya bertahan di Liga 1. Kita pernah merasakan jadi juara, jadi kita tahu rasanya di atas. Saya targetkan musim depan kita harus masuk lima besar, bahkan kalau bisa lebih.”
Pernyataan tersebut bukan sekadar retorika. Beberapa langkah konkret telah mulai dilakukan demi mewujudkan target tersebut:
- Perombakan komposisi pemain.
- Perekrutan pelatih berpengalaman.
- Peningkatan fasilitas latihan.
- Fokus pada pembinaan pemain muda.
- Memperkuat struktur manajemen dan analisis data.
Rencana Transfer dan Perombakan Tim
Salah satu sektor yang menjadi perhatian utama adalah bursa transfer pemain. Sumardji sudah menyiapkan anggaran khusus untuk memboyong pemain yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan tim. Beberapa poin strategis dalam rekrutmen antara lain:
- Pemain asing yang terbukti kualitasnya di Liga 1.
- Pemain lokal dengan karakter pekerja keras dan disiplin.
- Mengembalikan pemain-pemain lama yang pernah bersinar bersama Bhayangkara.
Rumor yang beredar menyebutkan bahwa Bhayangkara FC sedang mendekati dua pemain naturalisasi yang sempat memperkuat tim nasional. Selain itu, ada pula rencana meminjam pemain muda dari klub-klub besar yang minim menit bermain.
“Kami tidak ingin sekadar rekrut nama besar. Pemain harus cocok dengan filosofi tim. Bhayangkara FC punya identitas sendiri—kerja keras, disiplin, dan tidak cepat puas,” jelas Sumardji.
Filosofi Kepelatihan Baru
Setelah melewati musim dengan beberapa pergantian pelatih, Sumardji memastikan bahwa musim depan Bhayangkara akan diasuh oleh pelatih yang memiliki visi jangka panjang. Meski belum diumumkan secara resmi, kabarnya Bhayangkara FC tengah melakukan negosiasi dengan pelatih lokal berlisensi AFC Pro yang pernah membawa tim papan tengah finish di empat besar.
Pelatih baru ini diharapkan dapat membawa stabilitas dan mampu membangun tim dengan pendekatan taktik modern. Fokusnya tidak hanya pada permainan menyerang, tapi juga bagaimana menciptakan keseimbangan dan kedalaman skuad.
Peningkatan Infrastruktur dan Fasilitas Latihan
Tak hanya fokus pada aspek teknis dan taktikal, Sumardji juga menyoroti pentingnya infrastruktur dan fasilitas klub. Ia mendorong agar Bhayangkara FC meningkatkan kualitas tempat latihan, ruang pemulihan pemain (recovery room), dan fasilitas analisis video.
Dalam pandangannya, klub profesional tidak bisa lagi hanya mengandalkan latihan konvensional. Teknologi olahraga dan ilmu data menjadi faktor penting dalam memaksimalkan potensi pemain.
“Tim-tim besar di luar negeri menang bukan hanya karena skill, tapi juga karena science di balik permainan mereka. Bhayangkara harus ke arah itu,” tegas Sumardji.
Pembangunan Tim Jangka Panjang
Bhayangkara FC memiliki keunikan tersendiri karena terhubung langsung dengan institusi kepolisian. Dengan jaringan tersebut, Sumardji juga menggagas pembinaan jangka panjang melalui Bhayangkara FC junior dan akademi sepak bola yang bekerja sama dengan PSSI dan beberapa pihak swasta.
Pembinaan ini bertujuan menyiapkan pemain-pemain muda yang suatu saat bisa promosi ke tim utama. Strategi ini juga dinilai sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada transfer pemain mahal.
Beberapa pemain muda seperti Indra Arifin dan Ricky Salam sudah mulai mendapatkan menit bermain di tim utama pada musim lalu, dan diproyeksikan menjadi tulang punggung masa depan Bhayangkara FC.
Manajemen Tim yang Lebih Profesional
Sumardji juga menyoroti pentingnya penguatan manajemen klub. Ia ingin Bhayangkara FC memiliki sistem manajemen modern layaknya klub profesional di Eropa:
- Pengelolaan keuangan yang transparan.
- Tim analis performa.
- Departemen scouting yang aktif.
- Hubungan media dan komunitas yang kuat.
Langkah-langkah ini diharapkan akan memperkuat fondasi klub, menjadikannya lebih kokoh menghadapi tantangan kompetisi yang semakin ketat.
Kembalikan Identitas Bhayangkara sebagai Tim Elit
Sebagai tim yang pernah juara Liga 1 dan dikenal memiliki gaya bermain disiplin serta terorganisir, Bhayangkara FC musim lalu terlihat kehilangan jati dirinya. Sumardji menyadari hal ini dan berkomitmen untuk mengembalikannya.
Identitas yang diusung Bhayangkara adalah permainan kolektif, kuat dalam transisi, dan mengandalkan kerja tim. Filosofi ini akan kembali ditanamkan sejak pramusim, termasuk melalui laga uji coba melawan tim-tim dengan karakter permainan berbeda.
Dukungan Penuh dari Institusi dan Suporter
Sebagai klub yang dinaungi institusi Polri, Bhayangkara FC mendapatkan dukungan penuh secara struktural. Namun, tantangan terbesar selama ini adalah minimnya dukungan suporter. Sumardji mulai membuka ruang dialog dengan komunitas fans untuk lebih mendekatkan tim kepada publik.
Beberapa inisiatif seperti:
- Bhayangkara Fans Club.
- Kegiatan sosial komunitas.
- Program “Nonton Bareng” bersama pemain dan aparat.
diharapkan bisa meningkatkan kedekatan klub dengan masyarakat, khususnya di daerah-daerah markas mereka seperti Jakarta dan Bekasi.
Optimisme Tinggi Jelang Musim Baru
Meskipun pekerjaan rumah masih banyak, optimisme menyelimuti persiapan Bhayangkara FC. Dengan perombakan menyeluruh, kejelasan visi dari manajemen, dan dukungan penuh dari institusi, Bhayangkara FC bisa menjadi kuda hitam yang mengejutkan banyak pihak di Liga 1 musim depan.
Sumardji menyimpulkan dengan pernyataan optimistis:
“Kami tidak hanya ingin tampil lebih baik, tapi ingin membuktikan bahwa Bhayangkara FC bisa bersaing di level tertinggi lagi. Semua pemain, pelatih, dan ofisial sudah tahu bahwa musim depan bukan musim biasa. Ini musim kebangkitan.”
Target tinggi yang dipasang Sumardji untuk Bhayangkara FC bukan mimpi kosong. Dengan pendekatan holistik dari manajemen, tim pelatih yang direncanakan matang, strategi transfer yang selektif, dan pembinaan pemain muda yang serius, kebangkitan Bhayangkara FC bukanlah hal yang mustahil.
Kini, pecinta sepak bola Indonesia hanya tinggal menunggu: akankah Bhayangkara FC kembali menjadi tim yang disegani dan mampu meramaikan perebutan gelar juara Liga 1? Atau akan kembali terjebak di zona medioker?
Yang jelas, musim depan akan menjadi panggung pembuktian dari semua rencana ambisius Sumardji dan Bhayangkara FC.
Baca Juga: