Mohamed Salah menyampaikan pesan penuh haru dan keyakinan kepada rekannya di Liverpool, Trent Alexander-Arnold, yang telah dipastikan akan meninggalkan klub pada akhir musim ini. Bek kanan andalan The Reds itu memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya, mengakhiri kebersamaan yang telah melahirkan banyak kesuksesan di Anfield.
Bagi Salah, perpisahan ini bukan akhir dari segalanya. Ia optimistis bahwa jalannya akan kembali bersilangan dengan Alexander-Arnold, entah di lapangan sebagai lawan, atau bahkan kembali sebagai rekan satu tim di masa depan. “Saya yakin, di satu titik kami akan bertemu lagi,” ucapnya dengan nada penuh keyakinan. “Saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya.”
Alexander-Arnold, yang menjadi ikon lokal dan produk akademi Liverpool, telah bertransformasi menjadi salah satu bek kanan terbaik dunia selama berada di klub. Kerja samanya dengan Salah di sisi kanan kerap menjadi momok bagi pertahanan lawan dan menjadi bagian penting dari era keemasan Liverpool di bawah Jürgen Klopp.
Kini, dengan masa depannya yang belum diumumkan secara resmi—namun santer dikaitkan dengan Real Madrid—Alexander-Arnold bersiap membuka lembaran baru dalam kariernya. Sementara itu, Salah tetap menunjukkan rasa hormat dan dukungan penuh, membuktikan bahwa persahabatan dan profesionalisme mereka tetap terjaga meski arah perjalanan mulai berbeda.
Perpisahan yang Pahit bagi Liverpool, Tapi Salah Tetap Dukung Penuh
Keputusan Trent Alexander-Arnold untuk tidak memperpanjang kontraknya bersama Liverpool dan memilih jalan menuju Real Madrid menjadi pukulan emosional bagi para penggemar The Reds. Bersama Mohamed Salah dan Virgil van Dijk, Alexander-Arnold sempat diharapkan menjadi bagian dari poros utama generasi berikutnya di Anfield. Namun kini, hanya dua di antara mereka yang tetap bertahan.
Pemain internasional Inggris itu diyakini telah mempertimbangkan secara matang keputusannya. Ia sadar bahwa keputusannya akan menimbulkan kekecewaan—bahkan kemarahan—di kalangan pendukung setia klub Merseyside. Namun, hasrat untuk mencari tantangan baru dan kemungkinan besar untuk menuliskan sejarah baru bersama klub paling prestisius di Eropa, Real Madrid, menjadi panggilan yang terlalu kuat untuk diabaikan.
Di tengah ketegangan dan emosi yang muncul dari para fans, Mohamed Salah muncul sebagai suara yang menenangkan. Meski ia sendiri baru saja memperpanjang kontraknya dengan Liverpool, Salah tidak menyembunyikan rasa hormat dan dukungannya terhadap keputusan rekan setimnya itu. “Saya mendoakan yang terbaik untuknya,” ujar pemain Mesir itu, menegaskan betapa ia memahami ambisi dan keberanian Alexander-Arnold untuk melangkah ke panggung yang lebih besar.
Langkah Alexander-Arnold ke Real Madrid bukan sekadar transfer biasa. Ini adalah simbol dari betapa kuatnya daya tarik klub raksasa Spanyol itu—yang tetap menjadi magnet bagi pemain-pemain top dunia, bahkan ketika klub seperti Liverpool masih menjadi kekuatan dominan di Eropa.
Bagi fans Liverpool, perpisahan ini tentu menyakitkan. Tapi bagi Alexander-Arnold, ini adalah awal dari babak baru yang penuh tantangan dan harapan. Dan bagi Salah, meski kehilangan tandem setianya di sisi kanan, ia memilih untuk merayakan perjalanan karier rekannya—bukan meratapinya.
Persahabatan yang Tak Terputus dengan Alexander-Arnold
Dalam dunia sepak bola yang penuh dinamika dan perubahan, ikatan di luar lapangan seringkali menjadi warisan paling abadi. Hal itu tercermin jelas dalam pesan emosional Mohamed Salah kepada Trent Alexander-Arnold, yang akan meninggalkan Liverpool pada akhir musim ini. Lewat unggahan di media sosial, Salah menyampaikan rasa terima kasihnya atas persahabatan dan kerja sama di lapangan selama bertahun-tahun.
“Senang rasanya berbagi persahabatan istimewa dengan Anda dan bermain bersama Anda,” tulis Salah, disertai keyakinan penuh bahwa mereka akan bertemu lagi di masa depan. Kata-kata itu sederhana, namun sarat makna. Di balik kesuksesan mereka sebagai tandem maut di sisi kanan Liverpool, tersembunyi hubungan personal yang kuat—dilandasi saling menghargai, memahami, dan mendukung.
Kepergian Alexander-Arnold menandai berakhirnya era penting di Anfield, namun bagi Salah, ini bukanlah akhir dari segalanya. Ucapan “saya yakin kita akan bertemu lagi” seakan memberi isyarat bahwa persahabatan sejati tak terikat seragam klub. Entah di lapangan sebagai lawan, atau bahkan sebagai rekan satu tim kembali di masa depan—Salah meyakini jalan mereka belum sepenuhnya berpisah.
Pesan ini tidak hanya menyentuh hati para penggemar, tetapi juga menjadi pengingat bahwa di balik tekanan kompetisi dan dunia transfer, sepak bola tetap tentang manusia—tentang hubungan yang dibangun melalui perjuangan bersama, kemenangan, dan rasa saling percaya.
Alexander-Arnold dan Salah Duet Mematikan yang Ukir Sejarah di Premier League
Trent Alexander-Arnold mungkin berposisi sebagai bek kanan, namun kontribusinya di lini serang membuatnya layak disejajarkan dengan gelandang kreatif papan atas. Dengan 64 assist di Premier League—terbanyak dalam sejarah bagi pemain bertahan—ia telah menetapkan standar baru dalam peran modern full-back. Bersama Mohamed Salah, pemain asal Inggris ini membentuk kombinasi mematikan yang menjadi salah satu fondasi era keemasan Liverpool di bawah Jurgen Klopp.
Di semua kompetisi, Alexander-Arnold telah mencatatkan 92 assist, dan 13 di antaranya menghasilkan gol bagi Salah. Kombinasi keduanya menjadi senjata utama Liverpool dalam meruntuhkan pertahanan lawan. Umpan silang presisi dari sisi kanan kerap disambut oleh insting predator Salah di kotak penalti—momen yang berulang, namun selalu mematikan.
Kolaborasi mereka tidak hanya indah secara statistik, tetapi juga produktif dalam hal trofi. Bersama-sama, mereka mempersembahkan delapan gelar untuk Liverpool, termasuk dua gelar Premier League dan trofi Liga Champions yang ikonis pada 2019. Duet ini bukan sekadar rekan setim; mereka adalah simbol harmoni antara kreativitas dan penyelesaian akhir yang efektif.
Kini, saat masa kebersamaan itu mendekati akhir, warisan mereka tetap abadi. Bagi para penggemar Liverpool, kisah Alexander-Arnold dan Salah akan dikenang sebagai salah satu babak paling gemilang dalam sejarah klub—sebuah sinergi yang bukan hanya mencetak gol, tapi juga menciptakan kenangan.
Baca Juga :