Setelah jeda enam minggu, ajang bulutangkis bergengsi HSBC BWF World Tour kembali menggebrak dengan digelarnya YONEX Taipei Open 2025, sebuah turnamen Super 300 yang menyimpan lebih dari sekadar laga perebutan gelar. Sorotan utama kali ini tertuju pada tuan rumah Chinese Taipei, yang berpeluang memperpanjang dominasi luar biasa mereka di ajang ini.
Sejak 2017, Chinese Taipei selalu tampil sebagai juara—menorehkan tujuh gelar berturut-turut dan menjadikannya rentetan kemenangan terpanjang sejak dominasi Indonesia pada 1990-2002, yang mencatat 11 kemenangan beruntun. Absennya kompetisi pada 1998 dan 2001 tak mengurangi arti penting pencapaian ini.
Lebih dari itu, Chinese Taipei menjadi satu-satunya negara di edisi 2025 ini yang menempatkan unggulan di semua lima sektor—tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Sebuah prestasi yang bahkan belum mampu ditandingi sejak Korea Selatan menyapu bersih seluruh gelar pada edisi 2013.
Atmosfer turnamen pun dipenuhi antisipasi. Dengan para unggulan tuan rumah siap tampil di depan publik sendiri, harapan besar tertuju pada sejarah yang bisa terukir: menyapu bersih seluruh gelar dan mempertegas posisi Chinese Taipei sebagai kekuatan bulutangkis dunia yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Dengan turnamen kembali bergulir, semua mata kini tertuju ke Taipei. Apakah sejarah akan terulang, atau ada kejutan dari negara lain? Satu hal yang pasti—YONEX Taipei Open 2025 siap menyajikan pertarungan bulutangkis kelas dunia yang tak boleh dilewatkan.
Harapan Baru Chinese Taipei di Ganda Putri Mengakhiri Penantian Sejak 2008
Meski dikenal sebagai salah satu kekuatan utama di turnamen YONEX Taipei Open, Chinese Taipei masih menanti kembalinya kejayaan di sektor ganda putri. Terakhir kali mereka merayakan gelar di kategori ini adalah pada tahun 2008, ketika pasangan legendaris Cheng Wen Hsing/Chien Yu-Chin berdiri di podium tertinggi. Sejak saat itu, ganda putri menjadi satu-satunya sektor yang belum berhasil diulang dominasinya oleh tuan rumah.
Namun tahun ini, angin perubahan tampaknya mulai bertiup. Dengan menurunkan lima pasangan unggulan yang dinilai solid dan kompetitif, harapan besar pun tumbuh untuk mengakhiri penantian selama lebih dari satu dekade. Kelima pasangan ini bukan hanya hadir sebagai pelengkap, melainkan membawa modal prestasi, pengalaman, dan ambisi yang tinggi.
Momentum ini menjadi sangat penting bagi Chinese Taipei, terutama ketika mereka memiliki unggulan di semua sektor pada edisi 2025. Melengkapi dominasi di kategori ganda putri akan menjadi pernyataan kuat tentang kedalaman dan kekuatan skuad mereka di level internasional.
Dengan dukungan publik tuan rumah dan motivasi untuk mengukir sejarah baru, sektor ganda putri bisa menjadi cerita besar yang ditunggu dari YONEX Taipei Open 2025. Apakah akhirnya bendera Chinese Taipei kembali berkibar di podium tertinggi setelah 17 tahun? Jawabannya segera terungkap di lapangan.
Menembus Tradisi dan Menoreh Sejarah Baru di Taipei Open 2025
Sebagai tuan rumah yang telah mendominasi YONEX Taipei Open dalam beberapa tahun terakhir, Chinese Taipei kini membidik dua pencapaian bersejarah: menaklukkan nomor ganda campuran untuk pertama kalinya dan mengukir rekor personal melalui Chou Tien Chen.
Meski tampil kuat di banyak sektor, gelar di ganda campuran masih menjadi mimpi yang belum terwujud. Namun, harapan kini tumbuh bersama dua pasangan unggulan yang diturunkan tahun ini. Kedua pasangan tersebut dipersiapkan dengan baik, dan berpotensi menghancurkan dominasi negara lain di nomor ini. Jika berhasil, kemenangan ini tak hanya akan menjadi sejarah, tapi juga simbol lengkapnya kekuatan Chinese Taipei di panggung internasional.
Sementara itu, Chou Tien Chen—sang pahlawan lokal—bersiap menuliskan namanya dalam tinta emas. Andalan tunggal putra ini tengah memburu gelar kelima di Taipei Open, sebuah capaian yang akan menempatkannya sejajar dengan ikon bulu tangkis Taiwan, Tai Tzu Ying, sebagai pemain tersukses dalam sejarah turnamen ini. Chou bukan hanya bermain untuk menang, tapi juga untuk warisan—sebuah pencapaian yang akan dikenang lama setelah ia pensiun.
Dengan tekanan sebagai tuan rumah dan peluang besar di depan mata, Taipei Open 2025 menjadi momen penentuan antara sejarah yang belum tertulis dan warisan yang menanti disempurnakan. Tahun ini, lebih dari sekadar gelar dipertaruhkan—ini adalah tentang menaklukkan batas yang belum pernah ditembus sebelumnya.
Korea Siap Rebut Tahta Tunggal Putri di Taipei Open 2025
Dalam sejarah panjang YONEX Taipei Open, nama-nama besar telah lahir dan mencetak rekor, namun di nomor tunggal putri, Korea kini berdiri di ambang kejayaan baru. Sim Yu Jin, sang juara bertahan, datang ke Taipei dengan satu misi: mempertahankan mahkota dan mengangkat negaranya ke posisi teratas dalam sejarah turnamen.
Sejak kemenangan perdana Tai Tzu Ying pada 2012, hanya Korea yang mampu menantang dominasi tuan rumah dengan konsistensi dan kualitas juara. Kini, Sim Yu Jin membawa harapan itu kembali. Diunggulkan sebagai unggulan kedua, ia tidak hanya tampil untuk mempertahankan gelarnya, tetapi juga mengincar tempat spesial bagi Korea di buku sejarah — menjadi negara dengan gelar terbanyak di sektor tunggal putri, yakni delapan kali.
Dengan performa yang stabil dan determinasi yang tinggi, Sim menjadi simbol kebangkitan Korea di sektor putri, menandai era baru di mana dominasi tidak hanya milik satu negara. Jika ia sukses di Taipei tahun ini, Korea akan mengukuhkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam nomor tunggal putri, sekaligus membuktikan bahwa warisan juara bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga tentang masa depan yang terus mereka bentuk.
Taipei Open 2025 kini menjadi lebih dari sekadar turnamen — ini adalah arena di mana sejarah siap ditulis ulang.
Baca Juga :