Mohamed Salah menyatakan rasa percaya dirinya untuk meraih Ballon d’Or 2025 setelah melalui musim yang luar biasa bersama Liverpool. Bintang asal Mesir itu merasa penampilannya yang konsisten dan peran krusialnya dalam membawa The Reds kembali menjuarai Liga Premier Inggris menempatkannya dalam posisi yang sangat kuat untuk masuk dalam jajaran kandidat terdepan pemain terbaik dunia tahun ini.
Musim 2024/2025 menjadi salah satu periode paling berkesan bagi Salah, di mana ia tidak hanya menjadi mesin gol Liverpool, tetapi juga motor penggerak tim di berbagai kompetisi. Di bawah asuhan manajer baru, Salah menunjukkan evolusi dalam gaya permainannya, lebih matang dalam pengambilan keputusan, serta memberikan dampak yang lebih luas tidak hanya dalam urusan mencetak gol, tetapi juga dalam membangun permainan dan menjadi inspirasi di ruang ganti.
Menurut Salah, kesuksesan tim menjadi fondasi utama dalam mengejar ambisi pribadi seperti Ballon d’Or. Ia menegaskan bahwa keberhasilan Liverpool merebut kembali gelar Liga Premier setelah beberapa musim menjadi penantang, merupakan bukti konkret atas kerja keras tim dan dedikasi yang ia tunjukkan sepanjang musim.
Ini musim yang sangat spesial, baik bagi saya secara pribadi maupun bagi Liverpool. Saya tahu persaingan untuk Ballon d’Or selalu ketat, tapi saya yakin musim ini saya punya peluang yang sangat bagus,” ungkap Salah dalam sebuah wawancara eksklusif. Ia menambahkan, “Saya merasa performa saya di level tertinggi, saya memberikan yang terbaik untuk klub, dan saya bangga atas apa yang sudah kami capai.
Selain prestasi domestik, Salah juga tampil gemilang di pentas Eropa, yang semakin memperkuat klaimnya sebagai kandidat serius peraih Ballon d’Or. Ia menyadari bahwa keberhasilan individu tak lepas dari kerja sama tim, namun ia juga percaya momen-momen krusial yang berhasil ia ciptakan musim ini menjadi nilai tambah dalam penilaian global terhadap dirinya.
Dengan pencapaian ini, Salah berharap bisa mengukir sejarah baru sebagai pemain Afrika yang kembali bersinar di panggung Ballon d’Or, mengikuti jejak legenda-legenda besar sebelumnya. Keyakinannya pun mendapat dukungan dari banyak pihak yang mengakui bahwa Salah telah menunjukkan level permainan yang luar biasa sepanjang musim.
Mohamed Salah Bisa Meraih Pemain Terbaik Liga Inggris 2024/25
Mohamed Salah kembali menegaskan dirinya sebagai ikon Liga Premier Inggris dengan torehan luar biasa di musim 2024/2025. Sang bintang Mesir kini menjadi kandidat terkuat untuk penghargaan Pemain Terbaik Liga Inggris setelah memimpin Liverpool meraih gelar kedua mereka dalam lima tahun terakhir. Keberhasilan ini semakin menegaskan status Salah sebagai pemain yang terus menulis sejarah di sepak bola Inggris.
Dalam musim yang penuh tantangan, Salah menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang tak hanya menjadi predator di depan gawang, tapi juga kreator utama bagi rekan-rekannya. Ia memuncaki daftar pencetak gol dengan torehan 28 gol, sekaligus menjadi pemuncak daftar assist dengan 18 umpan berbuah gol. Catatan ini tidak hanya mengukuhkan dominasinya di papan statistik, namun juga menempatkan dirinya sebagai pemain paling produktif di liga dengan total 46 kontribusi gol—rekor baru untuk keterlibatan gol terbanyak dalam satu musim kompetisi 38 pertandingan.
Yang lebih menarik, Salah kini hanya berjarak satu gol untuk menyamai rekor legendaris 47 kontribusi gol yang sebelumnya hanya dipegang oleh dua striker ikonik Liga Inggris: Andrew Cole (musim 1993/94) dan Alan Shearer (musim 1994/95). Pencapaian ini semakin mempertegas betapa istimewanya performa Salah di musim ini, mengingat ia bermain di era di mana intensitas dan kualitas liga semakin kompetitif.
Salah mengaku bangga bisa menuliskan namanya di samping para legenda tersebut, namun ia menegaskan bahwa fokus utamanya tetap pada keberhasilan tim. “Bagi saya, pencapaian individu adalah bonus dari kerja keras kolektif. Musim ini semua berjalan luar biasa, dan saya merasa berada di level permainan terbaik saya,” ungkap Salah dalam sebuah wawancara usai memastikan gelar Liga Premier untuk Liverpool.
Tidak hanya diukur lewat angka, pengaruh Salah di lapangan terlihat dari kehadirannya yang selalu menjadi ancaman bagi lawan dan inspirasi bagi rekan setim. Di usia 32 tahun, Salah menunjukkan bahwa dirinya masih berada di puncak karier, dan musim ini menjadi bukti bahwa ia tetap menjadi salah satu pemain paling berbahaya di dunia.
Dengan semua pencapaian gemilang ini, Salah kini diambang menyempurnakan musimnya dengan meraih gelar Pemain Terbaik Liga Inggris, yang akan semakin mempertegas posisinya sebagai salah satu legenda terbesar yang pernah menghiasi kompetisi kasta tertinggi Inggris.
Mohamed Salah Tetap Merendah Soal Ballon, Ukir Sejarah Baru di Premier League
Mohamed Salah kembali menulis catatan emas di Premier League. Sang penyerang Liverpool saat ini memuncaki daftar pencetak gol sekaligus assist, sebuah pencapaian yang jika bertahan hingga akhir musim akan menobatkannya sebagai pemain pertama dalam sejarah Premier League yang mampu memimpin dua kategori tersebut dalam dua musim yang berbeda, setelah sebelumnya mencatatkan prestasi serupa di musim 2021/2022.
Dominasi statistik Salah bukan hanya mencerminkan ketajamannya di depan gawang, tetapi juga memperlihatkan peran sentralnya dalam membangun permainan The Reds. Ia telah berkembang menjadi pemain serba bisa yang tak hanya haus gol, tapi juga cerdas membuka ruang, menciptakan peluang, dan memimpin tim baik di dalam maupun di luar lapangan.
Namun di balik rekor dan statistik mengesankan tersebut, Salah tetap menjaga kakinya menapak bumi ketika berbicara soal ambisi pribadinya terhadap Ballon d’Or. Dalam wawancara eksklusif bersama Sky Sports, pemain asal Mesir itu mengakui bahwa dulu penghargaan individu seperti Ballon d’Or pernah menjadi obsesi yang mengganggu pikirannya. Namun seiring berjalannya waktu, Salah belajar untuk melepaskan tekanan itu dan lebih fokus pada proses kerja keras serta kontribusinya bagi tim.
Dulu, itu benar-benar membuat saya gila,” ujar Salah dengan jujur. “Tapi sekarang saya menyadari ada hal-hal yang berada di luar kendali saya, jadi saya mencoba untuk tidak terlalu terobsesi. Saya selalu mengingatkan diri saya sendiri tentang tujuan yang ingin saya capai setiap musim, dan itu cukup untuk memotivasi saya terus bekerja lebih keras.
Meski demikian, Salah tak menutup ambisinya untuk suatu hari bisa mengangkat trofi Ballon d’Or. Ia mengaku akan sangat bahagia jika pencapaian itu menjadi kenyataan. Namun ia juga dengan rendah hati menyadari, jika takdir berkata lain, ia pun siap menerimanya.
“Saya ingin sekali memenangkannya suatu hari nanti. Tapi jika itu tidak terjadi, saya juga tidak tahu harus bagaimana,” lanjutnya sambil tersenyum.
Sikap realistis Salah ini semakin memperkuat citranya sebagai pemain yang dewasa, yang tak lagi hanya terpaku pada penghargaan individu, melainkan lebih fokus menjadi sosok pemimpin di tim yang terus menginspirasi baik di dalam maupun luar lapangan. Terlepas dari apakah Ballon d’Or akan singgah ke tangannya tahun ini atau tidak, Salah telah mengukir warisan yang sulit dilupakan di Premier League dan dunia sepak bola.
Salah Optimis Raih Ballon d’Or, Fokus Tambah Koleksi Gelar Setelah Pastikan Masa Depan di Liverpool
Mohamed Salah kini berbicara dengan keyakinan baru soal peluangnya merebut Ballon d’Or 2025. Dengan penuh percaya diri, bintang Mesir itu menyebut dirinya memiliki “peluang bagus” untuk memenangkan penghargaan individu paling bergengsi tersebut, meskipun tetap memilih bersikap realistis dan menyerahkan segalanya pada waktu. Kepercayaan diri Salah bukan tanpa alasan, mengingat perannya yang krusial dalam membawa Liverpool kembali ke puncak Liga Premier Inggris musim ini dan memecahkan berbagai rekor individu.
Namun, di balik euforia pencapaian di lapangan, Salah juga baru saja menutup bab penting dalam spekulasi yang selama berbulan-bulan menyelimuti masa depannya. Pada bulan April, sang pemain akhirnya resmi memperpanjang kontraknya di Anfield selama dua tahun, mengakhiri rumor kepergiannya yang sempat menguat di awal musim.
Diakui Salah, pada awal musim dirinya benar-benar mempertimbangkan opsi untuk meninggalkan Liverpool setelah kontrak awalnya habis pada akhir musim ini. Ia merasa mungkin sudah saatnya mencari tantangan baru di tempat lain. Namun, seiring berjalannya waktu, negosiasi berjalan lebih positif dan membuatnya memikirkan kembali keputusannya. Kehangatan yang ditunjukkan klub serta kecintaannya yang mendalam kepada Liverpool menjadi faktor besar yang membuat Salah akhirnya memutuskan bertahan.
“Awalnya saya pikir ini bisa menjadi musim terakhir saya di Liverpool. Tapi pembicaraan dengan klub terasa lebih terbuka dan saya merasa kami masih bisa melanjutkan perjalanan ini bersama,” ungkap Salah.
Dengan masa depannya kini aman di Anfield, Salah mengalihkan fokus penuh untuk menambah koleksi trofinya. Ia menargetkan untuk kembali mengangkat gelar Liga Premier Inggris serta Liga Champions, yang terakhir ia raih bersama Liverpool pada musim 2018/2019. Ambisi itu menjadi pengingat bahwa Salah tidak puas hanya dengan pencapaian individu, namun masih haus untuk terus menulis sejarah bersama The Reds.
Yang terpenting bagi saya sekarang adalah mengakhiri musim ini dengan lebih banyak trofi. Kami sudah membuktikan bisa bersaing di level tertinggi, dan saya ingin menjadi bagian dari tim yang terus menciptakan momen bersejarah untuk klub dan fans,” tambahnya.
Salah Akui Hampir Tinggalkan Liverpool, Kini Bertekad Bawa The Reds Taklukkan Eropa Lagi
Musim ini menjadi perjalanan emosional tersendiri bagi Mohamed Salah, bukan hanya di atas lapangan tetapi juga di luar lapangan. Bintang asal Mesir itu mengungkapkan betapa kecilnya peluang dirinya bertahan di Liverpool saat musim baru dimulai. Dalam wawancara mendalam, Salah secara jujur mengakui bahwa berdasarkan sejarah dan filosofi klub, ia hanya memberi kemungkinan sebesar 10 persen untuk tetap berseragam The Reds setelah kontraknya habis.
Menurutnya, Liverpool memiliki pola yang cukup tegas dalam menangani pemain yang telah memasuki usia di atas 30 tahun, dan ia menyadari hal itu sejak awal. “Saya tahu bagaimana klub memperlakukan pemain yang usianya sudah lewat 30-an. Itu tidak buruk, hanya memang filosofi klub seperti itu. Jadi saya realistis saja,” ungkap Salah.
Namun situasi mulai berubah sejak Januari. Negosiasi yang awalnya berjalan lambat akhirnya menemukan titik terang dan membuat Salah mulai membuka pintu untuk bertahan lebih lama di Anfield. Ia merasa klub secara tidak langsung ingin mengujinya—melihat apakah ia masih mampu memberikan kontribusi maksimal di level tertinggi.
Butuh waktu enam bulan sebelum segalanya mulai berjalan cepat. Dari Januari, semuanya jadi lebih positif. Saya merasa klub memang ingin melihat apakah saya masih bisa memberikan sesuatu, dan saya memahami itu,” jelasnya.
Kini, dengan kontrak barunya yang sudah diamankan, Salah tidak menyembunyikan ambisi besarnya untuk menambahkan lebih banyak trofi bergengsi ke lemari pialanya. Ia menegaskan keinginannya untuk membawa Liverpool kembali menaklukkan Eropa dengan meraih trofi Liga Champions, sekaligus merebut kembali mahkota Premier League yang sangat berarti bagi klub dan para suporter.
Premier League itu sangat penting untuk klub, dan saya tahu fans juga menginginkannya. Tapi secara pribadi, saya ingin sekali mengangkat Liga Champions lagi. Itu trofi yang selalu punya arti khusus, dan saya rasa kami punya kualitas untuk melakukannya,” tutup Salah penuh semangat.
Baca Juga :