1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Perpisahan Penuh Haru: Bali United Resmi Lepas Stefano Cugurra Setelah Perjalanan Penuh Prestasi

Suasana haru menyelimuti markas Bali United di Gianyar, Bali, ketika klub secara resmi mengumumkan perpisahan dengan pelatih kepala mereka, Stefano “Teco” Cugurra. Setelah lima musim yang penuh warna, kerja sama antara Teco dan Bali United akhirnya mencapai ujung jalan. Keputusan ini bukan hanya menandai akhir dari sebuah era gemilang, tetapi juga membuka lembaran baru dalam sejarah klub yang berbasis di Pulau Dewata itu.

Awal Kedatangan Teco Harapan Tinggi dari Seorang Juara

Ketika Stefano Cugurra diumumkan sebagai pelatih Bali United pada awal 2019, banyak yang memandang keputusan tersebut sebagai langkah ambisius. Teco datang dengan reputasi mentereng setelah sukses membawa Persija Jakarta menjuarai Liga 1 2018. Tak heran, ekspektasi yang mengiringi kedatangannya sangat tinggi.

Namun, sejak hari pertama, Teco langsung menunjukkan ketegasan dan pendekatan profesional dalam membentuk skuad. Ia dikenal sebagai pelatih yang detail dalam strategi dan keras dalam hal disiplin. Filosofi sepak bolanya sederhana tapi efektif: keseimbangan antara soliditas pertahanan dan efektivitas serangan balik.

Musim 2019 Gelar Juara Pertama Bali United

Di musim pertamanya, Teco langsung mencetak sejarah. Bali United tampil sangat dominan di Liga 1 2019 dan sukses meraih gelar juara untuk pertama kalinya. Dengan rekor 64 poin dari 34 laga, Serdadu Tridatu menjadi tim terbaik di Indonesia. Di tangan Teco, pemain seperti Ilija Spasojević, Stefano Lilipaly, dan Ricky Fajrin berkembang pesat.

Lebih dari sekadar angka, musim itu menjadi tonggak penting yang mengangkat derajat Bali United sebagai klub papan atas Indonesia. Teco berhasil mengubah mentalitas tim dari sekadar pesaing menjadi juara sejati.

Pandemi dan Konsistensi di Tengah Ketidakpastian

Musim 2020 menjadi tantangan tersendiri. Pandemi COVID-19 membuat kompetisi terhenti dan akhirnya dibatalkan. Namun, semangat Teco dan anak asuhnya tidak surut. Saat Liga 1 kembali digelar di musim 2021/2022, Bali United kembali menunjukkan kualitas mereka sebagai tim juara.

Meski tanpa dukungan penuh suporter dan dalam format kompetisi yang berbeda, Bali United tetap konsisten dan akhirnya kembali merengkuh gelar juara Liga 1 2021/2022. Dengan dua trofi liga dalam tiga musim penuh, Teco resmi menjadi pelatih tersukses dalam sejarah klub.

Hubungan Akrab dengan Pemain dan Suporter

Salah satu kekuatan terbesar Teco adalah kemampuannya membangun hubungan yang erat, baik dengan pemain maupun suporter. Ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan mudah didekati. Banyak pemain menyebutnya sebagai figur ayah sekaligus mentor di dalam dan luar lapangan.

Suporter Bali United, yang dikenal sebagai Semeton Dewata, pun memberikan cinta dan penghargaan luar biasa kepada pelatih asal Brasil ini. Dalam banyak kesempatan, nama Teco dielu-elukan di stadion dan media sosial, menunjukkan betapa besar pengaruhnya bagi komunitas sepak bola Bali.

Perubahan Dinamika dan Tanda-Tanda Perpisahan

Namun, seperti dalam semua kisah sukses, selalu ada titik balik. Musim 2023/2024 tidak berjalan seindah musim-musim sebelumnya. Bali United kerap kehilangan poin di laga-laga penting, dan performa tim mulai mendapat kritik dari publik serta media. Beberapa keputusan taktis Teco pun dipertanyakan.

Meski tetap berada di papan atas klasemen, tekanan mulai meningkat. Isu pergantian pelatih mulai mencuat, dan hubungan antara manajemen dan Teco dikabarkan mulai merenggang. Namun, baik klub maupun pelatih tetap menjaga profesionalisme hingga akhir musim.

Momen Perpisahan yang Emosional

Pada konferensi pers resmi yang digelar 18 Mei 2025, CEO Bali United, Yabes Tanuri, mengumumkan bahwa klub dan Teco telah sepakat untuk tidak melanjutkan kerja sama. Dalam pernyataannya, Yabes menyebutkan bahwa keputusan ini diambil dengan penuh pertimbangan dan tetap dalam suasana saling menghargai.

“Stefano Cugurra adalah bagian penting dalam sejarah Bali United. Ia telah memberikan segalanya untuk klub ini, dan kami akan selalu menghormatinya,” ujar Yabes dengan mata berkaca-kaca.

Teco sendiri tampil dengan ekspresi tenang namun penuh emosi. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen klub, pemain, suporter, dan masyarakat Bali.

“Bali sudah seperti rumah kedua bagi saya dan keluarga. Lima tahun di sini adalah pengalaman luar biasa. Tapi dalam sepak bola, selalu ada waktu untuk datang dan pergi. Kini saatnya bagi saya mencari tantangan baru,” ujar Teco sambil menahan air mata.

Warisan yang Ditinggalkan Teco

Warisan yang ditinggalkan Teco di Bali United sangatlah besar. Ia bukan hanya memberikan dua trofi Liga 1, tetapi juga membangun fondasi kuat dalam manajemen tim, infrastruktur latihan, dan filosofi permainan.

Teco dikenal sebagai pelatih yang sangat menekankan pentingnya kedisiplinan dan analisis data dalam sepak bola. Ia membawa pendekatan ilmiah dalam persiapan fisik dan taktik tim. Selama masa kepemimpinannya, Bali United juga berkembang dalam hal komersial dan pengaruh media sosial.

Selain itu, Teco juga berjasa dalam memberi kesempatan kepada talenta muda lokal. Pemain seperti Kadek Agung, Irfan Jauhari, dan Komang Teguh mendapat menit bermain berkat kepercayaan darinya.

Spekulasi Tujuan Teco Selanjutnya

Belum jelas ke mana Teco akan melangkah setelah meninggalkan Bali United. Namun, beberapa rumor menyebutkan bahwa ia diminati oleh sejumlah klub Liga 1 lainnya, termasuk tim-tim besar seperti Persib Bandung dan Arema FC. Bahkan, ada kabar bahwa ia berencana menjajal peruntungan di luar negeri, mungkin ke Liga Thailand atau Malaysia.

Apapun pilihannya, Teco tetap menjadi sosok yang diperhitungkan di Asia Tenggara. Pengalamannya dalam menangani dua klub besar Indonesia dengan prestasi luar biasa membuatnya menjadi pelatih yang sangat berharga.

Tantangan Bagi Bali United Tanpa Teco

Kini, tantangan besar ada di tangan manajemen Bali United: bagaimana melanjutkan kisah sukses tanpa kehadiran sang arsitek utama. Siapa pelatih baru yang akan didatangkan? Apakah klub akan tetap mempertahankan gaya bermain yang sama, atau mencoba pendekatan baru?

Nama-nama seperti Widodo Cahyono Putro, Rahmad Darmawan, hingga pelatih asing seperti Alexandre Gama mulai disebut sebagai kandidat pengganti. Namun yang pasti, siapapun penggantinya akan menghadapi ekspektasi besar.

Reaksi Suporter dan Pecinta Sepak Bola

Perpisahan ini tentu memunculkan berbagai reaksi di media sosial. Banyak suporter Bali United yang mengungkapkan rasa terima kasih dan haru lewat unggahan-unggahan penuh emosional. Tagar #TerimaKasihTeco bahkan sempat menjadi trending topic di Twitter Indonesia.

Beberapa komentator sepak bola nasional juga menyuarakan penghargaan tinggi terhadap kontribusi Teco. “Dalam sejarah Liga 1, hanya sedikit pelatih yang meninggalkan jejak seperti Teco. Ia bukan hanya pelatih sukses, tapi juga pionir dalam profesionalisme di sepak bola Indonesia,” ujar Bung Towel dalam salah satu siaran televisi.

Akhir Sebuah Era Awal Perjalanan Baru

Perpisahan antara Bali United dan Stefano Cugurra adalah contoh sempurna dari hubungan profesional yang berakhir dengan rasa hormat dan penghargaan. Meski keputusan ini tidak mudah, namun semua pihak tampaknya menyadari bahwa perubahan terkadang dibutuhkan demi kemajuan bersama.

Teco telah mencetak sejarah, membangun warisan, dan meninggalkan jejak yang tidak akan pernah dilupakan di Pulau Dewata. Kini, baik Bali United maupun sang pelatih akan menatap masa depan masing-masing dengan semangat baru.

Dalam dunia sepak bola yang penuh dinamika, tak ada yang abadi. Namun, kenangan dan prestasi akan selalu menjadi bagian dari cerita besar. Untuk Bali United, lembaran baru siap ditulis. Untuk Teco, petualangan berikutnya menanti.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE