Pertarungan hidup-mati di penghujung musim BRI Liga 1 2024/2025 kian terasa panas, terutama bagi tim-tim yang masih berjibaku di papan bawah klasemen. Salah satu yang menjadi sorotan pekan ini adalah PSS Sleman, atau yang akrab dijuluki “Super Elja”, yang sukses mencatatkan kemenangan krusial 2-1 atas Persija Jakarta dalam laga yang berlangsung penuh tensi tinggi. Kemenangan ini bukan hanya memperpanjang napas mereka di kompetisi tertinggi Indonesia, tapi juga menyalakan kembali bara semangat untuk tetap bertahan di Liga 1 musim depan.
Laga yang digelar di Stadion Manahan, Solo, pada Sabtu malam itu, menjadi saksi kebangkitan mental dan strategi tim asuhan pelatih baru mereka, yang ditunjuk dalam situasi genting. Persija, yang datang dengan status sebagai salah satu tim papan tengah, jelas bukan lawan yang mudah, namun PSS membuktikan bahwa motivasi bertahan bisa menjadi kekuatan yang tak terbendung.
Awal Laga Ketegangan Sejak Peluit Pertama
Begitu wasit meniup peluit tanda dimulainya pertandingan, kedua tim langsung bermain agresif. PSS terlihat lebih siap secara mental, mungkin karena mereka tahu bahwa tak ada lagi ruang untuk kesalahan. Dalam formasi 4-3-3 yang cukup fleksibel, Super Elja mencoba menekan sejak awal, mengandalkan kecepatan di sisi sayap serta umpan-umpan diagonal ke area berbahaya.
Persija sendiri bermain dengan kombinasi pemain muda dan senior, mengandalkan ketenangan dan pengalaman di lini tengah. Tapi beberapa momen krusial memperlihatkan bahwa tekanan dari publik serta beban posisi klasemen membuat PSS lebih lapar.
Pada menit ke-18, peluang emas pertama datang dari kaki Irkham Mila, yang menusuk dari sisi kiri dan melepaskan tembakan keras ke arah gawang. Sayangnya, bola masih membentur tiang. Sorak dukungan dari suporter PSS yang datang langsung semakin menggema, menambah energi bagi para pemain di lapangan.
Gol Pembuka Letupan Emosi di Tribun
Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-32. Lewat serangan balik cepat, Haris Tuharea mampu memanfaatkan umpan terobosan dari Kim Kurniawan dan menggiring bola melewati dua bek Persija sebelum menaklukkan kiper Andritany. Stadion pun bergemuruh, dan Haris langsung berlari ke arah bench sambil mengangkat jari ke langit, menandai pentingnya gol tersebut.
Gol ini menjadi semacam simbol bahwa PSS belum menyerah. Bagi para pemain, staf, dan suporter, ini adalah sinyal bahwa harapan masih hidup. Atmosfer di stadion pun berubah. Tekanan kini beralih ke kubu Persija.
Babak Kedua Drama Meningkat
Tak ingin pulang dengan tangan hampa, Persija meningkatkan intensitas permainan di babak kedua. Pelatih mereka melakukan pergantian dengan memasukkan dua penyerang sekaligus. Dan benar saja, pada menit ke-55, Persija berhasil menyamakan kedudukan melalui tandukan Abimanyu dari sepak pojok yang gagal diantisipasi oleh lini belakang PSS.
Namun, alih-alih runtuh, PSS justru bangkit. Mereka kembali menekan dan menampilkan determinasi tinggi. Kedua tim saling bertukar serangan, menciptakan tensi dan ketegangan luar biasa. Suasana menjadi hidup, dengan setiap duel satu lawan satu disambut sorakan, bahkan siulan.
Penentu Kemenangan Gol Pemuda Lokal
Menit ke-83 menjadi momen paling dramatis dalam laga tersebut. Seorang pemain muda binaan akademi PSS, Bagas Wahyudi, masuk sebagai pemain pengganti dan menciptakan sejarah dalam debut profesionalnya. Lewat tendangan keras dari luar kotak penalti, Bagas mencetak gol yang mengubah nasib PSS.
Gol ini tak hanya mengunci kemenangan, tapi juga mempertegas tekad tim. Bagas menjadi simbol kebangkitan Super Elja, dan para suporter tak berhenti menyanyikan namanya hingga peluit akhir dibunyikan.
Reaksi Pelatih “Kami Masih Hidup!”
Usai pertandingan, pelatih PSS menyatakan dalam konferensi pers bahwa timnya belum selesai. “Kami masih hidup, dan kemenangan ini menjadi bukti bahwa para pemain tidak kehilangan kepercayaan,” katanya dengan penuh semangat. Ia juga menyoroti semangat juang para pemain muda dan berharap momentum ini bisa dilanjutkan di sisa laga musim ini.
Di sisi lain, pelatih Persija mengakui performa luar biasa PSS. “Mereka bermain dengan hati. Kami sudah mengantisipasi tekanan, tapi mereka terlalu kuat malam ini.”
Respon Suporter Energi Positif yang Menular
Suporter PSS, Slemania dan BCS, tampak memadati tribun dan terus menyanyikan chant-chant khas mereka sepanjang pertandingan. Beberapa di antara mereka bahkan menangis haru setelah gol kemenangan tercipta. Bagi komunitas ini, PSS bukan sekadar klub, tapi bagian dari identitas mereka.
“Melihat tim berjuang seperti ini, kami pun siap mengawal mereka hingga akhir musim. Kami tidak akan menyerah,” ujar salah satu pentolan Slemania di luar stadion.
Dampak Kemenangan Nafas Tambahan di Papan Bawah
Kemenangan ini membawa PSS naik dua posisi di klasemen sementara, menjauh dari zona degradasi untuk sementara waktu. Dengan sisa dua laga lagi di tangan, peluang untuk bertahan terbuka lebar. Namun tentu saja, mereka tidak boleh lengah.
Kemenangan ini menjadi semacam dorongan mental yang sangat berharga. Sebab di laga-laga sebelumnya, PSS acap kali kehilangan poin karena kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir. Kini, situasinya berbalik. Mereka tak hanya mempertahankan keunggulan, tapi juga berani menyerang balik hingga menit terakhir.
Evaluasi dan Tantangan ke Depan
Meskipun kemenangan ini menjadi titik balik, pelatih dan tim pelatih menyadari bahwa perjuangan belum selesai. Jadwal selanjutnya adalah laga tandang ke markas Barito Putera, tim yang juga sedang berjuang menjauh dari zona merah. Artinya, atmosfer laga akan kembali panas dan penuh tekanan.
“Setiap laga sekarang ibarat final. Kami tak boleh merayakan kemenangan ini terlalu lama. Besok pagi, kami mulai latihan dan evaluasi,” ujar kapten tim, Kim Kurniawan.
Selain itu, faktor kebugaran menjadi tantangan besar. Dengan rotasi pemain yang minim dan tekanan tinggi, menjaga kondisi fisik para pemain adalah pekerjaan rumah tersendiri.
Para Pemain Muda Mulai Bersinar
Salah satu kabar gembira dari kemenangan atas Persija adalah munculnya pemain-pemain muda yang tampil tanpa beban. Selain Bagas Wahyudi, pemain seperti Rizky Putra dan Danang Satrio juga tampil solid.
Bukan tidak mungkin, jika PSS berhasil bertahan, musim depan bisa menjadi momen regenerasi besar-besaran, dengan wajah-wajah muda menghiasi starting eleven. Ini menjadi modal penting, bukan hanya untuk prestasi jangka pendek, tapi juga kesinambungan tim secara strategis.
Baca Juga: