Musim baru Liga 1 Indonesia 2025/26 menghadirkan sejumlah perubahan signifikan dalam peta persaingan klub-klub papan atas, tak terkecuali Bali United. Klub yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta itu kini memasuki era baru di bawah komando pelatih kepala anyar asal Brasil, Marcelo Ribeiro, yang menggantikan Stefano Cugurra “Teco” setelah lima musim penuh prestasi. Kedatangan pelatih baru ini membawa dampak langsung, terutama dalam hal pendekatan latihan dan filosofi permainan yang mulai diimplementasikan dalam sesi pramusim.
Para pemain Bali United, yang selama ini terbiasa dengan gaya bermain khas Teco—berbasis penguasaan bola dan transisi cepat—kini harus menyesuaikan diri dengan metode yang lebih menekankan pada intensitas fisik, pressing ketat, dan organisasi pertahanan yang lebih solid. Perubahan ini tidak hanya terjadi di lapangan, tetapi juga dalam rutinitas latihan harian, pendekatan nutrisi, hingga pemulihan fisik pemain.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam bagaimana para pemain Bali United mulai beradaptasi dengan metode latihan sang pelatih baru, tantangan yang dihadapi, respon tim pelatih, serta potensi dampaknya terhadap performa klub di musim yang akan datang.
Babak Baru Bali United Peralihan dari Era Teco ke Marcelo Ribeiro
Setelah mencatat sejarah dengan dua gelar juara Liga 1 (2019 dan 2021/22), kerja sama antara Bali United dan pelatih asal Brasil, Stefano Teco, akhirnya mencapai titik akhir. Meski masih mencintai klub dan suporter, manajemen memilih menyegarkan suasana dengan mendatangkan pelatih baru yang memiliki visi jangka panjang. Pilihan jatuh pada Marcelo Ribeiro, pelatih berusia 44 tahun yang sebelumnya sukses menukangi klub-klub di kasta kedua Liga Portugal dan tim muda Vasco da Gama.
Ribeiro dikenal sebagai pelatih modern yang menggabungkan pendekatan berbasis data dengan filosofi sepak bola agresif. Ia menyukai sistem 4-2-3-1 atau 4-3-3 dengan garis pertahanan tinggi dan pressing ketat sejak sepertiga akhir lapangan. Gaya ini jelas berbeda dari pendekatan Teco yang lebih mengedepankan kesabaran dalam membangun serangan.
Dalam konferensi pers pertamanya, Ribeiro menyatakan bahwa ia datang bukan untuk mengubah total identitas Bali United, tetapi untuk “mempercepat evolusi permainan mereka agar bisa bersaing di level Asia.” Ia juga menegaskan pentingnya membentuk fondasi fisik dan mental pemain sejak masa pramusim, sesuatu yang ia mulai bangun melalui metode latihan intensif sejak awal Juli 2025.
Metode Latihan Intensif dan Adaptasi Pemain
Salah satu perubahan paling mencolok dalam masa pramusim Bali United kali ini adalah intensitas latihan yang meningkat drastis. Latihan pagi dimulai pukul 06.00 dengan sesi kardio dan stabilisasi otot, dilanjutkan latihan teknis dan taktik pada pukul 10.00, serta gym ringan dan analisis video pada sore hari.
Fadil Sausu, kapten tim yang kini memasuki musim ke-9 bersama Bali United, mengakui bahwa program pelatih baru cukup menantang. “Coach Marcelo sangat detail. Bahkan setiap gerakan saat pemanasan pun harus sesuai standar. Kami dipantau dengan GPS tracker, heart rate monitor, semuanya direkam dan dianalisis,” ungkap Fadil dalam sesi wawancara dengan media klub.
Tak hanya fisik, pendekatan taktis juga mengalami perubahan signifikan. Jika sebelumnya pressing hanya dilakukan secara situasional, kini hampir setiap sesi latihan mencakup skenario high pressing dan blok pertahanan terstruktur. Setiap pemain diberi tugas spesifik dalam fase bertahan maupun menyerang, termasuk pergerakan tanpa bola yang lebih disiplin.
Ricky Fajrin, bek kiri andalan Serdadu Tridatu, menambahkan bahwa latihan bertahan kini lebih mengandalkan pendekatan blok zonal ketimbang man-marking. “Kami dituntut lebih kompak dalam bergerak sebagai unit. Kalau satu terlambat pressing, formasi bisa rusak. Jadi, komunikasi dan posisi tubuh sangat diperhatikan,” ujar Ricky.
Respons Pemain Asing dan Pemain Muda
Adaptasi terhadap metode baru juga dirasakan oleh para pemain asing Bali United. Eber Bessa, gelandang kreatif asal Brasil, menyambut positif kehadiran pelatih senegaranya. Ia mengakui bahwa gaya bermain Ribeiro sangat menantang tapi sesuai dengan karakter dirinya. “Saya senang karena kami bermain cepat dan vertikal. Tapi itu juga menuntut stamina lebih besar, jadi kami harus menjaga kebugaran setiap saat,” ujar Eber.
Di sisi lain, striker anyar asal Argentina, Facundo Pereyra, yang baru bergabung musim ini dari klub Liga Malaysia, menyebutkan bahwa latihan di bawah Marcelo membuatnya merasa seperti kembali ke akademi. “Sangat disiplin, setiap gerakan harus ada maknanya. Tapi saya suka, karena ini membuat tim lebih tajam dan solid,” ucapnya.
Bagi para pemain muda, ini adalah kesempatan emas untuk berkembang. Komang Tri Arta, pemain jebolan akademi Bali United yang baru promosi ke tim utama, mengaku sempat kaget dengan intensitas latihan. “Awalnya berat banget, tapi pelatih dan staf selalu kasih dukungan dan evaluasi. Jadi kami tahu harus perbaiki apa,” jelas Komang.
Ribeiro sendiri mengatakan bahwa pemain muda memiliki tempat penting dalam skemanya. Ia menyiapkan satu sesi khusus setiap pekan untuk pengembangan pemain usia di bawah 23 tahun. Tujuannya adalah mempercepat proses integrasi pemain muda ke dalam sistem utama tim.
Peran Tim Pelatih dan Pendekatan Ilmiah dalam Latihan
Marcelo Ribeiro tidak datang sendiri. Ia membawa serta tim pelatih yang terdiri dari analis taktik, pelatih fisik, dan pelatih penjaga gawang yang semuanya memiliki lisensi UEFA. Hal ini memberikan dimensi baru dalam cara Bali United menjalani latihan sehari-hari.
Gustavo Ferreira, pelatih fisik tim, menyebutkan bahwa setiap pemain kini memiliki data performa individu yang diperbarui setiap dua hari. Data ini mencakup VO2 max, jarak lari, kecepatan sprint, hingga kualitas pemulihan. “Kami tidak melatih dengan pendekatan umum. Semua berdasarkan data dan kebutuhan tiap pemain. Ada yang butuh penambahan massa otot, ada yang perlu perbaikan daya tahan, dan kami atur semuanya,” ujarnya.
Sementara itu, tim analis taktik merekam semua sesi latihan dan pertandingan uji coba untuk dikaji bersama pemain melalui sesi video harian. Mereka menggunakan software seperti Wyscout dan Hudl untuk memberikan visualisasi gerakan, pola permainan, serta kesalahan individu.
Dengan pendekatan ini, para pemain tidak hanya berlatih secara fisik, tetapi juga “belajar” sepak bola secara menyeluruh. Ini menjadi bagian penting dari filosofi Marcelo yang ingin membentuk pemain yang tidak hanya kuat di lapangan, tetapi juga cerdas secara taktik.
Tantangan dan Hambatan di Awal Masa Transisi
Tentu, proses adaptasi tidak selalu berjalan mulus. Beberapa pemain mengalami cedera ringan karena tubuh mereka belum sepenuhnya terbiasa dengan beban latihan tinggi. Klub pun harus menyesuaikan intensitas pada minggu pertama agar tidak menimbulkan risiko kelelahan berlebih.
Selain itu, transisi taktik memerlukan waktu. Dalam dua laga uji coba awal melawan tim lokal Bali, Bali United mencatatkan hasil kurang memuaskan—sekali imbang dan sekali kalah. Namun Ribeiro menegaskan bahwa hasil bukanlah fokus utama saat ini.
“Tujuan kami sekarang adalah membentuk identitas permainan baru. Kalau kalah di uji coba tapi pemain memahami sistem, itu tidak masalah. Kami akan lihat hasilnya nanti di kompetisi resmi,” tegasnya.
Dukungan Manajemen dan Harapan Suporter
Manajemen Bali United memberikan dukungan penuh kepada Marcelo Ribeiro, termasuk dalam urusan fasilitas, pemusatan latihan, dan perekrutan pemain sesuai dengan skema permainan sang pelatih. Mereka menyadari bahwa perubahan besar membutuhkan waktu dan proses.
CEO Bali United, Yabes Tanuri, mengatakan bahwa keputusan mendatangkan pelatih baru adalah bagian dari visi jangka panjang. “Kami ingin membawa Bali United ke level lebih tinggi, termasuk kompetisi Asia. Untuk itu, kami butuh sistem yang lebih modern dan filosofi yang kuat. Coach Marcelo adalah orang yang tepat untuk memimpin transformasi ini,” ujarnya.
Di sisi lain, para suporter Bali United atau biasa disebut Semeton Dewata, juga menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka menyambut baik kehadiran pelatih baru dan mendukung para pemain untuk beradaptasi dengan sistem baru.
Di media sosial, banyak komentar positif yang menunjukkan kesabaran dan dukungan moril kepada tim. “Kami tahu ini masa transisi, dan kami percaya Bali United sedang bersiap jadi lebih kuat,” tulis seorang fans di akun resmi klub.
Potensi Dampak terhadap Musim Liga 1 2025/26
Jika proses adaptasi berjalan mulus, Bali United berpotensi menjadi kekuatan yang lebih menakutkan di musim 2025/26. Kombinasi antara pemain berpengalaman, taktik modern, serta dukungan infrastruktur membuat mereka menjadi kandidat kuat juara Liga 1 maupun bersaing di AFC Cup.
Gaya bermain agresif yang diterapkan Marcelo Ribeiro juga dinilai cocok untuk membawa Bali United lebih kompetitif di level Asia, di mana kecepatan dan intensitas tinggi menjadi ciri khas. Keberhasilan mengintegrasikan metode latihan baru ini bisa menjadi contoh bagi klub-klub lain dalam membangun ekosistem profesional.
Lebih dari sekadar juara, keberhasilan Marcelo Ribeiro akan mengangkat standar pelatihan di sepak bola Indonesia, dan menginspirasi generasi muda untuk menjadi pemain yang tak hanya berbakat, tetapi juga cerdas dan disiplin.
Baca Juga: