Dalam dunia sepak bola profesional, menjaga kebugaran dan performa fisik adalah kunci utama agar seorang pemain bisa terus berada di level tertinggi. Namun, setiap individu memiliki cara tersendiri untuk mengasah fisik, menjaga mental, sekaligus memperkaya keahlian di luar lapangan hijau. Salah satu sosok yang menarik perhatian belakangan ini adalah Carlos Eduardo, pemain Persija Jakarta asal Brasil yang diam-diam masih menekuni seni bela diri Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ).
Meski fokus utamanya kini tertuju pada upaya memperkuat lini permainan Persija di kompetisi domestik, Carlos tidak pernah benar-benar meninggalkan kecintaannya terhadap BJJ. Baginya, olahraga tersebut bukan hanya sekadar sarana rekreasi, melainkan juga bagian penting dari perjalanan hidup yang membentuk mentalitas, disiplin, dan daya juang. Dalam wawancara eksklusif bersama beberapa media, Eduardo menegaskan bahwa ia tetap menjadikan sepak bola sebagai prioritas, namun tetap meluangkan waktu untuk menjaga sentuhan dalam bela diri yang telah dikenalnya sejak usia muda.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang bagaimana Carlos Eduardo menyeimbangkan karier sepak bola dengan kecintaannya terhadap BJJ, dampak latihan bela diri tersebut terhadap performanya di lapangan, hingga bagaimana publik dan rekan-rekannya melihat sisi unik dari sang gelandang energik ini.
Awal Perkenalan Carlos Eduardo dengan Brazilian Jiu-Jitsu
Carlos Eduardo lahir dan besar di Brasil, negara yang bukan hanya dikenal sebagai kiblat sepak bola dunia, tetapi juga rumah bagi seni bela diri Brazilian Jiu-Jitsu. BJJ lahir dari adaptasi seni bela diri Jepang yang kemudian dikembangkan oleh keluarga Gracie di Brasil hingga menjadi cabang olahraga tersendiri yang mendunia.
Sejak remaja, Eduardo sudah terbiasa melihat lingkungan sekitarnya berlatih BJJ. Teman-temannya banyak yang terjun ke olahraga tersebut, baik untuk sekadar rekreasi maupun untuk kompetisi profesional. Dorongan untuk mencoba akhirnya muncul, dan Eduardo pun masuk ke sebuah akademi BJJ di kota kelahirannya.
Meski pada saat yang sama ia juga sudah aktif bermain sepak bola, latihan BJJ memberikan pengalaman berbeda. Dari sana, ia belajar tentang teknik kuncian, kontrol tubuh, serta kesabaran dalam menghadapi tekanan. “BJJ mengajarkan saya tentang pentingnya strategi dan ketenangan. Di atas matras, tidak ada jalan pintas. Semua harus dilalui dengan disiplin,” ungkapnya dalam sebuah wawancara.
BJJ sebagai Penunjang Mental dan Fisik
Banyak orang mungkin bertanya-tanya: apakah latihan bela diri tidak justru berisiko bagi seorang atlet sepak bola profesional? Namun, Carlos Eduardo melihat BJJ dari perspektif berbeda.
Menurutnya, latihan BJJ justru membantu menjaga kelenturan, kekuatan inti, serta daya tahan fisik. Gerakan grappling yang menuntut fleksibilitas membuat otot-ototnya lebih terlatih menghadapi kontak fisik di lapangan. Selain itu, latihan pernapasan dalam BJJ membantunya menjaga ketenangan saat menghadapi tekanan pertandingan besar.
Lebih dari sekadar fisik, BJJ juga melatih mental bertarung. Dalam pertandingan sepak bola, terutama di Liga 1 Indonesia yang penuh intensitas, seorang pemain harus siap menghadapi situasi sulit. Ada momen di mana tim tertinggal, wasit membuat keputusan kontroversial, atau lawan menekan dengan keras. “Di BJJ, saya belajar tidak panik ketika tertekan. Itu sama seperti saat menghadapi lawan di lapangan,” jelas Eduardo.
Perjalanan Karier hingga Bergabung dengan Persija
Sebelum membela Persija, Carlos Eduardo telah melalui perjalanan panjang di dunia sepak bola profesional. Sebagai pemain asal Brasil, ia mengawali kariernya di beberapa klub lokal sebelum kemudian mencoba peruntungan di luar negeri.
Pengalaman bermain di berbagai kompetisi membuatnya semakin matang, baik secara teknis maupun mental. Namun, momen paling krusial dalam kariernya datang ketika Persija Jakarta memutuskan merekrutnya. Klub ibu kota dengan basis suporter besar, Jakmania, menaruh harapan tinggi pada Eduardo untuk memperkuat lini tengah.
Kedatangannya mendapat sambutan hangat, terlebih karena Persija sedang dalam fase membangun tim kompetitif untuk menghadapi persaingan ketat di Liga 1. Eduardo pun menyadari tanggung jawab besar yang dipikulnya. “Bermain untuk Persija adalah kebanggaan. Saya tahu ekspektasi suporter, dan saya ingin memberikan segalanya di lapangan,” ujarnya.
Menjaga Prioritas Sepak Bola Tetap Nomor Satu
Meski masih aktif menjalani latihan BJJ di sela-sela waktu luang, Eduardo menegaskan bahwa sepak bola tetap prioritas utamanya. Ia tidak akan membiarkan aktivitas lain mengganggu fokus maupun kondisinya sebagai pemain profesional.
Latihan BJJ dilakukan dengan porsi terukur, biasanya saat tim tidak sedang menjalani jadwal padat. Selain itu, ia juga lebih banyak melakukan latihan teknis ringan seperti drilling dan pernapasan, bukan sparring keras yang berisiko cedera. “Saya tahu batasnya. BJJ bukan untuk bersaing, melainkan menjaga diri tetap disiplin,” tegasnya.
Persija sendiri tampaknya tidak mempermasalahkan hobi unik sang pemain, selama tidak bertentangan dengan program latihan klub. Justru, staf pelatih menilai bahwa aktivitas tersebut memberi nilai tambah bagi ketahanan fisik Eduardo.
Respons Rekan Tim dan Suporter
Kebiasaan Eduardo yang tetap menekuni BJJ ternyata mendapat respons beragam dari rekan setim maupun para suporter Persija.
Bagi sebagian pemain, hal itu menjadi inspirasi. Ada yang penasaran dan ingin mencoba, ada pula yang sekadar bercanda dengan menyebut Eduardo sebagai “bodyguard alami” di lapangan. “Kalau ada keributan, sepertinya kami aman karena ada Carlos,” ujar salah satu rekannya sambil tertawa.
Sementara itu, di kalangan suporter, cerita tentang Eduardo yang masih latihan BJJ menambah daya tarik tersendiri. Mereka melihatnya sebagai sosok pemain yang punya karakter unik dan disiplin tinggi. Di media sosial, tak jarang muncul komentar yang menyebutnya sebagai “The Fighter of Persija”.
Filosofi Hidup Disiplin Kerja Keras dan Kesetiaan
Jika ditarik lebih jauh, apa yang dilakukan Carlos Eduardo sejatinya mencerminkan filosofi hidupnya: disiplin, kerja keras, dan kesetiaan pada apa yang ia cintai.
Disiplin terlihat dari bagaimana ia mampu membagi waktu antara sepak bola dan BJJ. Kerja keras tercermin dari upayanya untuk selalu menjaga kondisi fisik agar bisa tampil prima bagi Persija. Sementara kesetiaan tergambar dari sikapnya yang tidak pernah benar-benar meninggalkan BJJ meski sudah sibuk dengan karier sepak bola profesional.
“Saya percaya bahwa apa pun yang kita cintai, jangan pernah dilepaskan. Sepak bola adalah hidup saya, tapi BJJ adalah bagian dari siapa saya,” ucap Eduardo.
Dampak BJJ terhadap Gaya Bermain di Lapangan
Menariknya, ada pengaruh nyata dari latar belakang BJJ terhadap gaya bermain Eduardo di lapangan. Ia dikenal sebagai gelandang yang kuat dalam duel satu lawan satu, sulit dijatuhkan, dan memiliki keseimbangan tubuh luar biasa.
Kemampuan membaca pergerakan lawan juga menjadi salah satu keunggulannya. Dalam BJJ, prediksi gerakan lawan sangat penting untuk menentukan kuncian atau escape. Hal ini terbawa ke lapangan sepak bola, di mana Eduardo kerap mampu memotong aliran bola atau memenangi duel di lini tengah.
Tak heran, banyak pengamat yang menilai Eduardo bukan hanya sekadar gelandang biasa, melainkan pemain dengan karakter unik yang jarang dimiliki tim lain.
Baca Juga: