Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) kembali merilis peringkat terbarunya. Dalam daftar tersebut, tim nasional Indonesia mengalami penurunan satu strip dari posisi 118 ke 119 dunia. Meskipun hanya turun satu peringkat, hal ini menjadi sorotan publik karena peringkat FIFA kerap dianggap sebagai indikator perkembangan sebuah tim nasional.
Bagi sebagian pengamat, turunnya posisi ini bukan sesuatu yang perlu dirisaukan berlebihan. Namun, bagi yang lain, peringkat 119 menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh tim Garuda untuk bisa menembus jajaran 100 besar dunia.
Bagaimana Sistem Peringkat FIFA Bekerja
Untuk memahami alasan penurunan peringkat, penting untuk mengetahui cara FIFA menghitung ranking timnas.
- Metode Elo Rating
FIFA kini menggunakan sistem Elo Rating, di mana setiap hasil pertandingan akan menambah atau mengurangi poin berdasarkan beberapa faktor: kekuatan lawan, level kompetisi, serta hasil akhir. - Pertandingan Resmi vs Uji Coba
Laga resmi di turnamen besar (misalnya Piala Asia, kualifikasi Piala Dunia) memiliki bobot poin lebih tinggi dibanding laga persahabatan. - Kekuatan Lawan
Mengalahkan tim dengan peringkat lebih tinggi memberi tambahan poin signifikan, sementara kalah dari tim dengan ranking rendah bisa mengurangi poin cukup besar.
Dengan sistem ini, setiap pertandingan internasional memiliki dampak langsung terhadap posisi Indonesia di ranking FIFA.
Penyebab Indonesia Turun ke Peringkat 119
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan Indonesia turun satu strip:
- Hasil Pertandingan Terakhir
Timnas Indonesia mencatat hasil kurang maksimal di beberapa laga internasional, baik dalam uji coba maupun turnamen resmi. Meski tidak selalu kalah, hasil imbang atau kekalahan tipis tetap mengurangi poin. - Kemenangan Lawan Regional
Negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia berhasil meraih hasil lebih baik dalam periode yang sama. Hal ini membuat poin mereka naik, sementara poin Indonesia stagnan atau berkurang. - Kurangnya Laga Uji Coba Berkualitas
Indonesia masih jarang mengatur laga persahabatan melawan tim dengan peringkat lebih tinggi. Padahal, laga semacam itu bisa memberi tambahan poin signifikan bila dimenangkan. - Inkonsistensi Penampilan
Timnas Indonesia kadang tampil gemilang melawan tim kuat, namun kesulitan menghadapi lawan yang secara peringkat lebih rendah. Inkonsistensi inilah yang menghambat kenaikan poin secara konsisten.
Dampak Penurunan Peringkat bagi Timnas Indonesia
Meskipun hanya turun satu strip, ada beberapa dampak yang patut dicermati:
- Faktor Psikologis
Penurunan peringkat bisa memengaruhi mental pemain dan suporter. Meski tidak terlalu signifikan, angka peringkat tetap sering menjadi tolok ukur kebanggaan. - Pengaruh Undian Turnamen
Peringkat FIFA digunakan sebagai dasar pembagian pot saat undian kompetisi internasional. Posisi lebih rendah berpotensi membuat Indonesia masuk grup yang lebih sulit. - Branding Sepak Bola Nasional
Bagi federasi, sponsor, dan investor, ranking FIFA juga menjadi salah satu ukuran kemajuan. Penurunan peringkat bisa dianggap sebagai sinyal perlunya perbaikan serius. - Perbandingan Regional
Dibanding negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia masih tertinggal cukup jauh. Thailand dan Vietnam sudah berada di kisaran 100 besar, sementara Indonesia baru berjuang di luar zona itu.
Posisi Indonesia di Asia dan ASEAN
Jika dilihat secara regional:
- Asia: Indonesia berada di luar 20 besar Asia. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Iran, dan Australia masih mendominasi zona atas.
- ASEAN: Indonesia saat ini berada di bawah Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Hal ini menunjukkan persaingan di kawasan Asia Tenggara sangat ketat, dan Indonesia harus bekerja ekstra keras untuk bersaing.
Apa Kata Pelatih dan Pemain
Pelatih kepala timnas Indonesia menyikapi penurunan ini dengan tenang.
“Peringkat FIFA memang penting, tapi yang lebih utama adalah bagaimana tim ini berkembang di lapangan. Fokus kami tetap pada perbaikan permainan, bukan sekadar angka di tabel,” ujarnya.
Beberapa pemain juga menyatakan bahwa ranking hanyalah konsekuensi. Yang terpenting bagi mereka adalah terus meningkatkan performa dan membawa hasil positif bagi negara.
Analisis Pengamat Sepak Bola
Sejumlah analis sepak bola Indonesia menilai bahwa turunnya ranking ini adalah alarm penting. Mereka menyoroti dua hal:
- Kurangnya Laga Internasional Berkualitas
Indonesia perlu rutin menghadapi tim dari Asia Timur atau Timur Tengah yang memiliki peringkat lebih tinggi. Meski berisiko kalah, laga ini penting untuk pengalaman dan perolehan poin. - Program Jangka Panjang
Ranking FIFA tidak bisa diperbaiki secara instan. Butuh program jangka panjang, mulai dari pembinaan pemain muda, peningkatan kualitas liga, hingga pengelolaan federasi yang lebih profesional.
Strategi untuk Naik Peringkat
Untuk memperbaiki posisi di ranking FIFA, Indonesia bisa mengambil langkah-langkah berikut:
- Mengatur Uji Coba dengan Tim Papan Atas
Misalnya melawan Jepang, Korea Selatan, atau tim Timur Tengah. Menang atau bahkan imbang bisa menambah banyak poin. - Konsistensi di Kualifikasi Resmi
Hasil positif di Kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia memberikan dampak terbesar pada peringkat. - Pembinaan Usia Muda
Generasi muda yang ditempa dengan baik akan meningkatkan kualitas timnas di masa depan. - Kompetisi Liga yang Berkualitas
Liga domestik yang sehat dan kompetitif akan menghasilkan pemain-pemain siap pakai untuk timnas. - Stabilitas Federasi
Kepemimpinan PSSI yang stabil dan profesional sangat penting untuk keberlangsungan program jangka panjang.
Perbandingan dengan Negara Lain
- Thailand: Berhasil menjaga konsistensi hasil di kualifikasi Piala Dunia sehingga stabil di sekitar ranking 100.
- Vietnam: Melonjak drastis berkat pencapaian luar biasa di Piala Asia U-23 dan Piala AFF.
- Malaysia: Sempat naik karena rajin mengatur laga internasional melawan tim peringkat lebih tinggi.
Indonesia bisa belajar dari strategi negara-negara tetangga dalam mengelola agenda internasional dan pembinaan pemain.
Peran Suporter dalam Perbaikan Timnas
Tidak bisa dipungkiri, dukungan suporter adalah energi besar bagi timnas. Meski ranking turun, antusiasme publik terhadap sepak bola Indonesia tidak pernah padam.
Namun, pengamat menilai bahwa dukungan itu perlu diarahkan ke hal-hal positif, seperti:
- Menjaga sportivitas di stadion.
- Mendukung program pembinaan usia muda.
- Memberi kritik konstruktif kepada federasi.
Harapan di Masa Depan
Meski saat ini berada di peringkat 119, masih ada banyak peluang bagi Indonesia untuk naik. Dengan jadwal kompetisi internasional yang padat dalam dua tahun ke depan, tim Garuda punya kesempatan besar untuk meraih poin.
Apabila mampu mencatat hasil positif di laga-laga penting, target masuk ke 100 besar dunia bukanlah hal mustahil.
Turunnya Indonesia ke peringkat 119 dunia memang disayangkan, tetapi bukan akhir dari segalanya. Penurunan ini seharusnya menjadi bahan evaluasi, bukan sekadar bahan kritik.
Fokus utama tetap pada pembangunan jangka panjang: meningkatkan kualitas kompetisi domestik, memperbaiki pembinaan usia muda, serta konsisten menghadapi lawan-lawan tangguh.
Dengan strategi yang tepat, kerja keras pemain, profesionalisme federasi, dan dukungan penuh masyarakat, timnas Indonesia bisa kembali bangkit dan perlahan naik ke posisi yang lebih terhormat di ranking FIFA.
Baca Juga: