1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Persiraja Tertahan Lagi: Hanya Berbagi Poin Usai Ditahan Imbang Bekasi City 1-1

Hasil imbang kembali menjadi cerita yang tak menyenangkan bagi Persiraja Banda Aceh. Bermain di kandang sendiri di Stadion Harapan Bangsa, tim berjuluk Laskar Rencong harus puas berbagi poin dengan tamunya, Bekasi City FC, setelah laga berakhir 1-1. Hasil ini menambah catatan tanpa kemenangan Persiraja di beberapa pertandingan terakhir Liga 2 musim 2025, sekaligus memperpanjang rentetan hasil kurang memuaskan yang mulai membuat para suporter gelisah.

Bagi Persiraja, hasil ini bukan sekadar kehilangan dua poin. Ia menjadi simbol dari perjalanan berat yang tengah mereka lalui — perjuangan antara ekspektasi besar, performa yang inkonsisten, dan tekanan publik yang semakin keras. Di sisi lain, bagi Bekasi City, satu poin di tanah Rencong dianggap hasil positif, terutama karena mereka berhasil menahan gempuran tuan rumah yang tampil agresif di babak pertama.

Laga ini menghadirkan drama, emosi, dan refleksi mendalam tentang arah perjalanan Persiraja dalam kompetisi musim ini. Mari menelusuri lebih jauh bagaimana pertandingan ini berlangsung, faktor-faktor yang memengaruhi hasil, dan apa artinya bagi masa depan klub kebanggaan masyarakat Aceh itu.

Awal Pertandingan yang Menjanjikan

Kick-off dimulai pada sore yang cerah dengan atmosfer luar biasa di tribun Stadion Harapan Bangsa. Ribuan pendukung setia Laskar Rencong memadati stadion, mengenakan atribut oranye khas Persiraja, sambil meneriakkan yel-yel dukungan. Suasana meriah itu menjadi suntikan semangat bagi para pemain tuan rumah yang bertekad untuk memutus tren negatif.

Persiraja langsung mengambil inisiatif serangan sejak menit pertama. Bermain dengan formasi 4-3-3, pelatih memilih strategi menekan tinggi guna memanfaatkan kecepatan sayap dan kemampuan individu di lini depan. Kombinasi antara Zulfikar di sisi kanan dan Andri Muliadi di tengah lapangan sempat beberapa kali merepotkan pertahanan Bekasi City.

Di menit ke-18, peluang emas datang dari sepakan bebas yang dieksekusi oleh gelandang muda, Muhammad Fahreza. Bola meluncur tajam ke arah pojok kanan gawang, namun kiper Bekasi City, Aji Nurrahman, melakukan penyelamatan gemilang. Sorak kecewa pun terdengar dari para suporter, tetapi mereka tetap memberikan tepuk tangan atas semangat juang tim.

Kehadiran dua penyerang asing yang baru direkrut Persiraja juga memberi warna berbeda. Mereka terlihat berusaha keras membangun chemistry dengan rekan-rekannya, meski koordinasi belum sepenuhnya sempurna. Meski begitu, dominasi di babak pertama sepenuhnya milik tuan rumah.

Dan akhirnya, kerja keras itu berbuah hasil di menit ke-33. Melalui skema serangan balik cepat, Persiraja berhasil mencetak gol pembuka lewat aksi individu sang penyerang utama, Miftahul Hamdi. Ia menerima umpan terobosan dari tengah, melewati satu pemain belakang lawan, dan melepaskan tembakan mendatar yang tak mampu ditepis kiper Bekasi City. Stadion pun bergemuruh.

Gol itu menjadi oase di tengah kritik tajam yang sebelumnya diarahkan kepada lini serang Persiraja. Namun, euforia itu tidak bertahan lama.

Bekasi City Bangkit dan Menyamakan Kedudukan

Setelah tertinggal, Bekasi City tidak tinggal diam. Mereka perlahan mengatur tempo dan memanfaatkan kelengahan Persiraja yang tampak mulai menurunkan intensitas serangan. Pelatih Bekasi City melakukan perubahan taktik dengan mendorong dua gelandang mereka lebih maju untuk menekan dari lini tengah.

Hasilnya terlihat di menit ke-41. Melalui sebuah serangan cepat di sisi kiri, pemain sayap Bekasi City, Genta Rizky, berhasil melewati dua bek Persiraja dan mengirimkan umpan silang matang ke depan gawang. Bola langsung disambut oleh striker andalan mereka, Rivaldo Budianto, dengan sundulan tajam yang tidak bisa diantisipasi kiper tuan rumah. Skor berubah menjadi 1-1.

Gol tersebut membuat atmosfer stadion seketika berubah. Dari sorak sorai menjadi desahan kecewa. Para pemain Persiraja mencoba bangkit, tetapi hingga babak pertama berakhir, skor tetap imbang.

Pelatih Persiraja tampak frustrasi di pinggir lapangan. Ia tahu betul bahwa hasil imbang di kandang akan semakin memperumit posisi tim di klasemen sementara. Sementara itu, Bekasi City terlihat lebih percaya diri — mereka tahu, bisa menahan imbang di kandang lawan sekuat Persiraja adalah pencapaian berharga.

Babak Kedua Tekanan Tanpa Hasil

Memasuki babak kedua, Persiraja kembali mencoba mengambil kendali permainan. Mereka meningkatkan intensitas serangan, sementara Bekasi City lebih banyak menunggu dan mengandalkan serangan balik cepat.

Beberapa peluang berbahaya tercipta. Pada menit ke-56, Hamdi kembali mendapatkan kesempatan emas setelah menerima umpan dari sisi kanan, tetapi tendangannya melenceng tipis di atas mistar. Lima menit kemudian, giliran gelandang bertahan Persiraja, Iqbal Jauhari, yang nyaris mencetak gol lewat tendangan jarak jauh yang memaksa kiper lawan bekerja keras.

Meski mendominasi penguasaan bola hingga 63%, Persiraja gagal mencetak gol tambahan. Koordinasi di lini depan kembali menjadi masalah. Banyak peluang terbuang karena keputusan yang terburu-buru dan komunikasi yang kurang solid antar pemain.

Bekasi City, di sisi lain, tetap disiplin. Lini pertahanan mereka bermain rapat, sementara gelandang bertahan berhasil memutus ritme serangan Persiraja. Sesekali, mereka bahkan menciptakan peluang berbahaya melalui skema serangan balik cepat, memaksa kiper Persiraja melakukan penyelamatan penting di menit ke-78.

Menjelang akhir laga, pelatih Persiraja melakukan dua pergantian pemain untuk menambah tenaga baru di sektor sayap. Namun, hingga wasit meniup peluit panjang, skor 1-1 tak berubah.

Rasa frustrasi tampak jelas di wajah para pemain Persiraja. Mereka tahu, hasil imbang di kandang bukanlah target yang diharapkan — apalagi di tengah situasi tim yang membutuhkan kemenangan untuk memperbaiki posisi klasemen.

Analisis Taktikal Dominasi Tanpa Efektivitas

Secara statistik, Persiraja unggul dalam hampir semua aspek permainan. Mereka mencatat 15 percobaan tembakan (5 tepat sasaran), penguasaan bola mencapai 63%, dan melakukan lebih dari 450 umpan sukses. Namun, keunggulan statistik itu tidak diiringi efektivitas dalam penyelesaian akhir.

Masalah utama Persiraja terletak pada kurangnya koordinasi di sepertiga akhir lapangan. Banyak serangan yang dibangun dengan baik dari lini tengah, namun gagal dikonversi menjadi peluang matang karena penempatan posisi penyerang yang tidak ideal.

Selain itu, pergantian taktik di babak kedua tidak banyak membantu. Saat Bekasi City mulai menumpuk pemain di lini belakang, seharusnya Persiraja beralih ke strategi yang lebih dinamis dengan memanfaatkan lebar lapangan. Sayangnya, pola serangan mereka justru semakin terpusat ke tengah, membuat Bekasi City lebih mudah membaca arah permainan.

Sementara dari sisi Bekasi City, mereka menunjukkan kematangan taktik. Meski lebih banyak bertahan, mereka disiplin menjaga area berbahaya dan menekan lawan di waktu yang tepat. Keberhasilan menahan Persiraja di kandang lawan bukan kebetulan — itu hasil dari perencanaan matang dan kerja keras di lapangan.

Suporter Mulai Gelisah

Usai pertandingan, suasana di tribun stadion tampak campur aduk. Sebagian suporter tetap memberikan tepuk tangan kepada para pemain, namun tak sedikit pula yang menunjukkan kekecewaan. Spanduk bertuliskan “Kami Rindu Kemenangan” terlihat dibentangkan di salah satu sisi stadion.

Bagi para Laskar Rencong Mania, hasil imbang ini bukan sekadar angka di papan skor. Mereka menganggapnya sebagai simbol dari stagnasi tim yang belum juga menemukan bentuk terbaiknya. Di media sosial, komentar-komentar pedas pun bermunculan, mulai dari kritik terhadap strategi pelatih hingga kinerja manajemen klub.

Namun, ada juga suara yang lebih menenangkan. Beberapa suporter mengajak sesama pendukung untuk tetap percaya dan memberi waktu bagi tim untuk bangkit. “Tim ini masih berproses. Jangan hanya menilai dari hasil satu pertandingan,” tulis seorang fans di forum daring.

Kegelisahan ini wajar, mengingat Persiraja adalah salah satu klub dengan tradisi kuat di Liga Indonesia. Ekspektasi untuk kembali ke kasta tertinggi selalu menghantui setiap musim. Namun, perjalanan panjang menuju stabilitas tentu tidak bisa dicapai dalam sekejap.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE