1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Aji Santoso Resmi Kembali Menakhodai PSPS Pekanbaru: Babak Baru Sang Arsitek Berpengalaman

Dalam dunia sepak bola Indonesia, nama Aji Santoso bukanlah sosok yang asing. Ia dikenal sebagai salah satu pelatih dengan karakter kuat, disiplin tinggi, dan filosofi permainan yang mengedepankan kerja sama tim. Setelah sempat rehat dari hiruk-pikuk Liga 2, kini Aji Santoso resmi kembali ke dunia kepelatihan dengan menerima tantangan baru sebagai pelatih kepala PSPS Pekanbaru.

Kabar ini langsung disambut hangat oleh para pendukung PSPS dan pencinta sepak bola nasional. Pasalnya, Aji bukan hanya membawa pengalaman, tetapi juga reputasi sebagai sosok pembangun tim. Kehadirannya di klub berjuluk Askar Bertuah ini diharapkan mampu membawa angin segar dan membuka babak baru dalam perjalanan PSPS menuju kejayaan yang selama ini dirindukan.

Kembalinya Sang Arsitek ke Dunia Latih-Melatih

Setelah sempat absen sejenak dari kursi pelatih kepala, Aji Santoso akhirnya kembali ke jalur yang paling ia cintai: dunia kepelatihan. Kabar resminya diumumkan oleh manajemen PSPS Pekanbaru pada konferensi pers di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru. Dengan wajah tenang namun penuh tekad, Aji memperkenalkan diri kepada awak media dan suporter setia PSPS yang hadir langsung.

“Saya kembali karena merasa masih punya semangat dan tanggung jawab untuk membangun sepak bola Indonesia, dimulai dari PSPS,” ujarnya mantap. “Saya melihat potensi besar di klub ini. Ada dukungan manajemen yang kuat, pemain muda berbakat, dan antusiasme luar biasa dari masyarakat Pekanbaru.”

Keputusan ini menandai kembalinya Aji ke panggung kompetisi profesional setelah terakhir kali menukangi Persebaya Surabaya di Liga 1. Saat itu, ia berhasil membentuk tim dengan gaya bermain atraktif dan mendidik banyak pemain muda berbakat yang kini menjadi bagian penting Timnas Indonesia. Kini, tantangannya berbeda — bukan membangun tim elit, melainkan menghidupkan kembali semangat klub tradisional yang haus prestasi.

Misi Kebangkitan PSPS Pekanbaru

PSPS Pekanbaru adalah klub dengan sejarah panjang di dunia sepak bola Indonesia. Berdiri sejak 1955, PSPS pernah menjadi kebanggaan masyarakat Riau dan sempat berlaga di kompetisi tertinggi pada era 2000-an. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, klub ini mengalami masa-masa sulit — mulai dari inkonsistensi performa, masalah finansial, hingga pergantian pelatih yang terlalu sering.

Kini, manajemen baru PSPS bertekad mengembalikan kejayaan tersebut, dan perekrutan Aji Santoso menjadi langkah nyata menuju perubahan. “Kami butuh pelatih dengan visi, karakter, dan pengalaman panjang di sepak bola nasional. Aji Santoso memenuhi semua kriteria itu,” ujar Direktur Utama PSPS dalam pernyataan resminya.

Tugas yang diemban Aji memang tidak ringan. PSPS harus berjuang keras di Liga 2 musim ini untuk meraih tiket promosi ke Liga 1. Namun, dengan pengalaman dan reputasi Aji dalam membangun tim yang solid, harapan itu bukan hal mustahil. Ia dikenal bukan hanya sebagai pelatih teknis, tetapi juga sebagai pembentuk mental juara.

Filosofi Bermain Disiplin Cepat dan Efisien

Selama berkarier sebagai pelatih, Aji Santoso dikenal dengan filosofi bermain yang menekankan disiplin taktik dan permainan cepat. Tim-tim yang ia tangani selalu menunjukkan gaya pressing ketat, transisi cepat dari bertahan ke menyerang, serta kemampuan menjaga keseimbangan antara kreativitas dan organisasi.

“Saya selalu ingin tim saya bermain dengan identitas yang jelas,” ungkap Aji. “Kita harus punya karakter di lapangan, bukan hanya bermain untuk hasil, tapi juga untuk membangun budaya sepak bola yang sehat.”

Pendekatan ini diharapkan bisa mengubah wajah PSPS yang selama ini dikenal inkonsisten. Dalam sesi latihan perdana, Aji langsung memperlihatkan ketegasannya. Ia menekankan pentingnya kebugaran fisik, komunikasi antarpemain, dan disiplin terhadap taktik. “Kalau mau naik kasta, semua harus berkomitmen. Tidak ada pemain bintang di tim ini, yang ada hanya kerja keras,” tegasnya.

Para pemain tampak antusias dengan metode latihan tersebut. Banyak di antara mereka mengaku baru pertama kali merasakan sesi latihan dengan intensitas dan detail setinggi itu. Beberapa bahkan menyebut Aji membawa “napas baru” dalam tim.

Membangun Fondasi dari Bawah

Salah satu kekuatan utama Aji Santoso adalah kemampuannya dalam membangun tim dari nol. Ia bukan tipe pelatih yang bergantung pada nama besar, melainkan sosok yang suka memberi kesempatan kepada pemain muda. Filosofi ini terbukti ketika ia sukses membentuk generasi muda di Persebaya dan Arema, yang kini banyak menghiasi skuad Timnas Indonesia.

Di PSPS, Aji berencana menerapkan hal serupa. Ia menegaskan bahwa tim ini harus menjadi wadah pembinaan bagi talenta muda Riau dan sekitarnya. “Saya ingin pemain lokal mendapat kesempatan. Kita punya banyak anak muda berbakat di Riau yang butuh panggung. PSPS harus menjadi rumah bagi mereka,” katanya.

Untuk itu, Aji berkolaborasi dengan akademi sepak bola lokal dan program pembinaan usia dini di Pekanbaru. Ia bahkan berencana mengadakan seleksi terbuka agar menemukan bakat baru yang bisa langsung dipromosikan ke tim utama. Langkah ini mendapat apresiasi dari para pecinta sepak bola Riau, yang selama ini mendambakan pelatih yang benar-benar peduli dengan pengembangan talenta daerah.

Manajemen Baru Semangat Baru

Kembalinya Aji Santoso juga bertepatan dengan perubahan besar di tubuh manajemen PSPS Pekanbaru. Klub ini kini dikelola dengan sistem yang lebih profesional, dengan fokus pada transparansi finansial dan pembangunan jangka panjang.

Manajemen baru sadar bahwa keberhasilan tim bukan hanya bergantung pada pelatih dan pemain, tetapi juga pada stabilitas organisasi. Karenanya, mereka memberikan Aji kebebasan penuh dalam menentukan strategi teknis, termasuk perekrutan pemain dan program latihan.

“Kami percaya pada pengalaman Coach Aji,” ujar Presiden Klub. “Kami ingin PSPS tidak hanya sekadar ikut kompetisi, tapi juga menjadi tim yang disegani dan dicintai kembali oleh masyarakat Riau.”

Langkah konkret juga terlihat dari perbaikan fasilitas latihan dan renovasi Stadion Kaharuddin Nasution agar lebih representatif untuk pertandingan Liga 2. Hal ini menunjukkan keseriusan klub dalam menyongsong era baru yang lebih profesional dan berorientasi pada prestasi.

Tantangan Berat di Liga 2

Liga 2 dikenal sebagai kompetisi yang sangat ketat dan sulit diprediksi. Banyak tim dengan ambisi besar dan semangat tinggi untuk promosi ke Liga 1. Dalam kondisi seperti itu, pengalaman dan taktik matang menjadi kunci utama.

Aji Santoso menyadari hal ini sejak awal. “Liga 2 itu unik,” katanya. “Tidak cukup hanya punya pemain bagus. Dibutuhkan mental juara dan kekompakan tim.”

Ia telah menyiapkan rencana strategis untuk menghadapi musim ini, termasuk memperkuat sektor pertahanan yang sebelumnya menjadi kelemahan PSPS, serta memperbaiki efektivitas serangan. Dalam beberapa uji coba pramusim, PSPS tampil lebih solid dan mampu mengontrol permainan dengan baik.

Meski hasilnya belum sempurna, progres positif terlihat jelas. Pola permainan build-up dari bawah mulai berjalan, dan komunikasi antarlini semakin baik. “Saya tidak menjanjikan hasil instan,” ujar Aji. “Yang saya janjikan adalah kerja keras dan progres di setiap pertandingan.”

Kharisma dan Kepemimpinan Aji Santoso

Di luar taktik dan strategi, hal yang membuat Aji Santoso istimewa adalah kepemimpinannya. Ia bukan hanya pelatih, tetapi juga motivator yang mampu membangkitkan semangat tim. Dengan pendekatan yang tegas namun penuh empati, Aji mampu menyentuh hati pemain dan membuat mereka bermain dengan totalitas.

Banyak mantan anak asuhnya yang mengaku sangat menghormatinya. “Coach Aji itu sosok ayah sekaligus guru,” kata salah satu pemain yang dulu bermain di bawah asuhannya. “Dia tahu kapan harus keras, kapan harus menenangkan. Tapi yang paling penting, dia selalu percaya pada kami.”

Karakter seperti inilah yang kini dibutuhkan PSPS — sosok yang tidak hanya membangun strategi di atas papan taktik, tetapi juga membangun kepercayaan diri dalam jiwa para pemain.

Aji juga dikenal sangat memperhatikan detail. Ia sering menonton ulang video pertandingan untuk menganalisis kesalahan tim, lalu membahasnya secara terbuka di ruang ganti. “Kalau ingin sukses, kita harus jujur terhadap kelemahan kita sendiri,” katanya suatu ketika.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE