1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP: PSIM Kehilangan Andalan Anton Fase Dipastikan Absen Saat Hadapi Persita

Kabar kurang menggembirakan datang dari kubu PSIM Yogyakarta jelang laga penting menghadapi Persita Tangerang di lanjutan kompetisi musim 2025. Gelandang andalan mereka, Anton Fase, dipastikan absen setelah mengalami cedera yang cukup serius dalam sesi latihan terakhir. Absennya pemain berpengaruh seperti Anton jelas menjadi pukulan telak bagi tim berjuluk Laskar Mataram yang tengah berjuang menjaga konsistensi performa mereka.

Pelatih PSIM, Kas Hartadi, mengonfirmasi langsung kabar tersebut dalam sesi konferensi pers di Lapangan Mandala Krida. “Anton mengalami cedera hamstring saat latihan kemarin. Kami sudah melakukan pemeriksaan, dan hasilnya dia tidak bisa tampil dalam beberapa pekan ke depan,” ujar Kas dengan nada kecewa.

Absennya Anton tidak hanya memengaruhi keseimbangan permainan PSIM, tetapi juga berpotensi mengubah strategi besar tim dalam menghadapi Persita — lawan yang dikenal memiliki lini tengah agresif dan cepat dalam melakukan transisi.

Cedera yang Datang di Waktu yang Kurang Tepat

Anton Fase sejatinya tengah berada dalam performa terbaiknya. Dalam lima pertandingan terakhir, ia menjadi motor penggerak lini tengah PSIM Yogyakarta dengan torehan satu gol dan tiga assist. Gaya bermainnya yang energik, kemampuan membaca permainan, serta kreativitas dalam mengalirkan bola menjadikannya salah satu pemain paling berpengaruh di tim.

Sayangnya, nasib berkata lain. Cedera hamstring yang ia alami datang di momen yang sangat krusial, di mana PSIM tengah berada dalam persaingan ketat di papan tengah klasemen. Menurut tim medis, cedera tersebut terjadi akibat kelelahan otot setelah jadwal latihan intensif dan padatnya pertandingan dalam beberapa minggu terakhir.

“Cedera ini bukan karena benturan, tapi lebih pada overuse. Anton pemain yang sangat disiplin, tapi terkadang ambisinya untuk terus tampil maksimal membuatnya kurang mendengarkan sinyal tubuh,” ungkap dr. Satria Nugraha, dokter tim PSIM.

Pihak medis menyatakan bahwa Anton membutuhkan waktu pemulihan setidaknya dua hingga tiga minggu sebelum kembali berlatih penuh. Artinya, ia akan melewatkan dua laga penting PSIM, termasuk kontra Persita dan laga tandang melawan PSMS Medan.

Peran Besar Anton di Lini Tengah PSIM

Anton Fase bukan sekadar pemain tengah biasa. Sejak didatangkan dua musim lalu dari PSM Makassar, ia langsung menjadi bagian vital dalam skema permainan PSIM. Dikenal memiliki visi bermain tajam dan kemampuan umpan vertikal yang presisi, Anton sering kali menjadi pemutus kebuntuan serangan PSIM.

Kas Hartadi mengaku sangat bergantung pada kemampuan Anton dalam membangun serangan. “Dia adalah jantung permainan kami. Ketika dia pegang bola, pemain lain bisa bergerak lebih bebas karena percaya dengan keputusan yang dia ambil,” ujar Kas.

Selain kemampuan teknis, Anton juga memiliki pengaruh besar di ruang ganti. Pemain berusia 27 tahun itu dikenal sebagai sosok pemimpin yang tenang, mampu memberikan dorongan moral kepada pemain muda. “Dia bukan hanya pemain bagus di lapangan, tapi juga panutan bagi rekan-rekannya. Kehadirannya sangat penting bagi keseimbangan tim,” tambah sang pelatih.

Kehilangan pemain seperti Anton tentu akan membuat PSIM harus mencari solusi alternatif dalam waktu singkat.

Dilema Strategi Mengubah Formasi atau Percaya Pemain Muda

Absennya Anton membuat Kas Hartadi dihadapkan pada dilema taktis yang cukup berat. Selama ini, PSIM biasa bermain dengan formasi 4-2-3-1, di mana Anton berperan sebagai gelandang pengatur serangan (deep-lying playmaker) yang menjadi penghubung utama antar lini.

Tanpa kehadirannya, pelatih harus memutuskan apakah akan mengubah formasi menjadi lebih defensif atau memberikan kesempatan bagi pemain muda seperti Rizky Sanjaya atau Aditya Satria untuk tampil sebagai starter.

“Setiap pemain punya kesempatan yang sama. Ini saatnya pemain muda menunjukkan bahwa mereka siap. Tapi kami juga harus realistis, menggantikan peran Anton tidaklah mudah,” kata Kas.

Sumber internal PSIM menyebutkan bahwa tim pelatih tengah mempertimbangkan untuk memainkan dua gelandang bertahan sejajar guna memperkuat lini tengah dan menutup celah serangan cepat Persita. “Kami mungkin akan fokus menjaga keseimbangan lebih dulu. Persita punya lini tengah berbahaya, terutama dengan kecepatan pemain sayap mereka,” ungkap salah satu asisten pelatih.

Persita Lawan yang Tidak Boleh Diremehkan

Persita Tangerang musim ini tampil cukup stabil. Meski sempat terseok di awal kompetisi, tim berjuluk Pendekar Cisadane kini mulai menemukan ritme permainan mereka. Di bawah arahan pelatih Dwi Santoso, Persita tampil agresif dengan pola permainan cepat dari sayap dan pressing tinggi di area tengah.

Kemenangan atas PSS Sleman pekan lalu membuat moral Persita meningkat. Mereka kini menatap laga melawan PSIM dengan penuh percaya diri. “Kami tahu PSIM kehilangan salah satu pemain pentingnya, tapi kami tidak akan menganggap remeh. Justru kami harus lebih fokus karena lawan pasti akan mencari solusi baru,” ujar Dwi Santoso.

PSIM harus berhati-hati menghadapi permainan cepat Persita, terutama dalam situasi serangan balik. Tanpa Anton yang biasa mengatur tempo permainan, PSIM berpotensi kehilangan kendali di lini tengah jika tidak mampu mengimbangi intensitas permainan lawan.

Pandangan Rekan Setim dan Dampak Emosional

Kabar absennya Anton juga membawa pengaruh emosional di ruang ganti PSIM. Beberapa pemain mengaku merasa kehilangan sosok penting yang selalu menjadi pemimpin di lapangan.

“Anton itu seperti kompas bagi kami. Kalau permainan mulai kacau, dia yang menenangkan dan mengatur arah permainan. Sekarang kami harus beradaptasi tanpa dia,” ujar Kapten tim PSIM, Dwi Kuswanto.

Sementara itu, pemain muda seperti Rizky Sanjaya justru melihat situasi ini sebagai kesempatan untuk membuktikan diri. “Ini momen besar untuk kami yang jarang mendapat menit bermain. Kami harus belajar dari Anton dan memberikan yang terbaik,” ujarnya penuh semangat.

Bahkan, Anton sendiri menyampaikan pesan motivasi kepada rekan-rekannya melalui media sosial. Dalam unggahannya, ia menulis: “Saya kecewa tidak bisa membantu tim, tapi saya percaya kalian bisa berjuang dan menang. PSIM selalu kuat, bahkan tanpa saya.”

Pesan tersebut langsung mendapat respon hangat dari para suporter Brajamusti dan The Maident yang membanjiri kolom komentar dengan dukungan moral untuk sang gelandang.

Kondisi Terkini dan Proses Pemulihan Anton

Tim medis PSIM memastikan bahwa cedera hamstring yang dialami Anton tidak terlalu parah, namun tetap memerlukan proses rehabilitasi yang cermat agar tidak kambuh. Saat ini, Anton menjalani terapi di fasilitas kebugaran klub dan mendapatkan pengawasan ketat dari fisioterapis.

“Cedera otot seperti ini harus disembuhkan secara bertahap. Kalau dipaksakan bermain terlalu cepat, risikonya bisa kambuh dan justru memperpanjang masa absen,” jelas dokter tim.

Proses pemulihan Anton dibagi menjadi tiga tahap:

  • Tahap awal – fokus pada pengurangan rasa nyeri dan pembengkakan.
  • Tahap kedua – mulai latihan peregangan dan penguatan otot.
  • Tahap akhir – kembali berlatih dengan intensitas ringan bersama tim sebelum mendapatkan izin bermain.

Diperkirakan, Anton baru bisa kembali tampil dalam tiga pekan ke depan, tergantung respons tubuhnya terhadap terapi. Meski begitu, Bojan menegaskan bahwa tidak akan memaksakan Anton untuk tampil sebelum benar-benar pulih. “Kesehatan pemain adalah prioritas. Kami akan menunggu sampai dia benar-benar siap,” tegasnya.

Dukungan dari Suporter

Kabar absennya Anton juga langsung mendapat perhatian besar dari para pendukung PSIM. Di media sosial, banyak pesan dukungan dan doa mengalir untuk kesembuhan sang gelandang.

“Cepat pulih, Anton. Kami tunggu dirimu memimpin lini tengah lagi!” tulis salah satu akun Brajamusti Official di X (Twitter).

Selain itu, beberapa kelompok suporter berencana menggelar aksi solidaritas saat laga melawan Persita dengan membawa spanduk bertuliskan “Cepat Sembuh, Anton Fase!” sebagai bentuk dukungan moral.

Bagi PSIM, dukungan moral dari suporter ini menjadi energi tambahan. “Kami tahu suporter kecewa, tapi kami juga tahu mereka akan selalu bersama kami. Kami ingin memberikan hasil terbaik untuk mereka,” kata Dwi Kuswanto.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE