Sorotan mata publik sepak bola Indonesia kembali tertuju pada momen bersejarah: Ketua Umum PSSI Erick Thohir secara resmi melepas Timnas U-17 Indonesia menuju ajang Piala Dunia U-17 2025. Dalam acara pelepasan yang berlangsung penuh haru dan kebanggaan di Jakarta, Erick menegaskan bahwa perjuangan para pemain muda ini bukan hanya soal sepak bola, tetapi juga tentang kehormatan bangsa di pentas dunia.
Dengan mengenakan jas hitam dan syal merah putih di lehernya, Erick berdiri di hadapan 23 pemain muda yang telah melewati proses seleksi ketat selama berbulan-bulan. Senyum bangga terlukis di wajahnya, namun juga terpancar rasa tanggung jawab besar. Ia tahu, membawa nama Indonesia ke panggung dunia bukan hal yang ringan.
“Kalian bukan hanya pemain sepak bola, tapi juga duta bangsa. Kalian membawa mimpi jutaan anak Indonesia yang ingin melihat Merah Putih berkibar di dunia,” ujar Erick dalam pidato pelepasannya, disambut tepuk tangan meriah dari pemain, pelatih, dan para undangan.
Panggung Harapan Baru untuk Sepak Bola Muda Indonesia
Keikutsertaan Timnas U-17 Indonesia di Piala Dunia U-17 2025 menjadi bukti nyata kebangkitan sepak bola usia muda Tanah Air. Setelah menjadi tuan rumah di edisi 2023, kini Indonesia kembali tampil di ajang bergengsi tersebut, kali ini sebagai salah satu wakil dari Asia yang lolos melalui jalur kualifikasi.
Proses menuju ajang ini tidaklah mudah. Tim asuhan Bima Sakti Tukiman harus melewati perjalanan panjang, mulai dari seleksi pemain di berbagai daerah, pemusatan latihan di luar negeri, hingga serangkaian laga uji coba menghadapi tim-tim kuat Asia dan Eropa.
Erick Thohir menyebut keberhasilan ini bukan hasil instan, melainkan buah dari konsistensi dan keseriusan PSSI dalam membangun fondasi sepak bola usia muda. “Kami sudah berinvestasi besar dalam pembinaan usia muda. Piala Dunia U-17 ini bukan tujuan akhir, tapi awal dari mimpi besar membangun generasi emas sepak bola Indonesia,” tegasnya.
Momen Emosional di Acara Pelepasan
Upacara pelepasan Timnas U-17 berlangsung di Lapangan ABC Gelora Bung Karno, disaksikan para pejabat PSSI, pelatih, keluarga pemain, serta sejumlah legenda sepak bola Indonesia. Suasana terasa haru ketika para pemain satu per satu dipanggil untuk menerima bendera Merah Putih dari Erick Thohir.
“Jaga kehormatan ini. Kalian akan berhadapan dengan pemain-pemain muda terbaik dunia. Bermainlah dengan hati, bukan hanya otot,” pesan Erick kepada mereka.
Kapten tim, Rafael Wibowo, tak kuasa menahan air mata saat memberikan pernyataan mewakili rekan-rekannya. “Kami berjanji akan berjuang habis-habisan. Kami ingin membuat Indonesia bangga,” katanya dengan suara bergetar.
Momen itu disambut dengan sorak “Garuda!” dari seluruh hadirin, menciptakan suasana yang menggugah semangat nasionalisme.
Bima Sakti Fokus pada Karakter dan Mentalitas
Pelatih kepala Bima Sakti menegaskan bahwa timnya sudah berada dalam kondisi siap tempur, baik fisik maupun mental. Menurutnya, target utama bukan hanya lolos dari fase grup, tetapi juga menampilkan permainan berkarakter yang merepresentasikan semangat anak muda Indonesia.
“Sejak awal, saya tekankan kepada anak-anak bahwa sepak bola bukan hanya soal teknik, tapi juga soal mental dan sikap. Kita tidak boleh minder, siapa pun lawannya. Kita harus bermain dengan hati dan keberanian,” ujarnya.
Bima menambahkan bahwa dirinya banyak belajar dari pengalaman saat menangani tim U-17 di Piala Dunia 2023 lalu. Kala itu, Indonesia tampil cukup solid namun gagal lolos dari fase grup. Kini, ia membawa pendekatan yang lebih matang dengan kombinasi pemain berpengalaman dan talenta baru.
“Dulu kami mungkin terlalu berhati-hati. Sekarang kami lebih siap. Anak-anak ini sudah punya jam terbang lebih tinggi karena sering tampil di turnamen internasional,” tambahnya.
Persiapan Serius Latihan di Luar Negeri
Sebagai bagian dari persiapan, PSSI mengirim Timnas U-17 menjalani pemusatan latihan selama dua bulan di Eropa, tepatnya di Belanda dan Jerman. Di sana, mereka menjalani uji coba melawan akademi top seperti Ajax Amsterdam U-17, Borussia Dortmund U-17, dan PSV Eindhoven U-17.
Menurut Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, langkah ini bertujuan agar pemain terbiasa menghadapi intensitas dan tempo permainan khas Eropa. “Kami ingin anak-anak merasakan bagaimana tekanan dan kecepatan permainan di level tertinggi. Ini bagian dari pembelajaran jangka panjang,” jelasnya.
Selama di Eropa, tim juga mendapatkan pelatihan khusus mengenai nutrisi, psikologi olahraga, dan manajemen stres di bawah pengawasan tim profesional. Pendekatan ini sejalan dengan visi Erick Thohir yang ingin membangun sistem sepak bola modern berbasis ilmu pengetahuan.
Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah Indonesia juga menunjukkan dukungan penuh terhadap keberangkatan Timnas U-17. Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, hadir dalam acara pelepasan dan menegaskan bahwa negara akan terus mendukung upaya pembinaan jangka panjang yang dilakukan PSSI.
“Pemerintah melihat pembinaan ini sebagai investasi masa depan. Sepak bola bukan hanya olahraga, tapi juga kebanggaan nasional. Kami ingin melihat anak-anak muda ini tumbuh menjadi pemain hebat yang menginspirasi,” ujar Dito.
Sementara itu, dukungan publik di media sosial begitu luar biasa. Tagar #GarudaMudaMenujuDunia langsung menjadi trending di berbagai platform. Para suporter dari berbagai daerah mengirimkan pesan semangat untuk tim, menunjukkan betapa besar harapan masyarakat terhadap generasi muda sepak bola Indonesia.
Lawan Berat di Fase Grup
Hasil undian menempatkan Indonesia di grup yang cukup berat. Garuda Muda akan bersaing dengan Brasil, Nigeria, dan Ceko di fase grup Piala Dunia U-17 2025 yang akan digelar di Kanada.
Meski berat, Bima Sakti tetap optimistis. “Kami tahu lawan-lawan kami adalah tim besar, tapi kami tidak datang untuk sekadar berpartisipasi. Kami ingin memberikan kejutan,” tegasnya.
Para pemain pun menyambut tantangan itu dengan semangat tinggi. “Bermain melawan Brasil adalah mimpi yang jadi nyata. Tapi kami tidak akan takut. Kami akan bertarung dengan semangat Garuda,” ujar Rendy Saputra, salah satu penyerang muda andalan Indonesia.
Fokus pada Filosofi Bermain “Garuda Modern”
PSSI melalui arahan Erick Thohir kini memiliki filosofi bermain baru untuk semua kelompok usia, termasuk tim U-17, yang disebut “Garuda Modern”. Filosofi ini menekankan penguasaan bola, pressing cepat, dan transisi dinamis — meniru gaya sepak bola modern Eropa namun dengan sentuhan khas Indonesia.
“Filosofi ini bukan sekadar gaya bermain, tapi juga cara berpikir. Pemain harus kreatif, disiplin, dan berani mengambil keputusan di lapangan,” jelas Indra Sjafri.
Sementara itu, Bima Sakti menambahkan bahwa filosofi “Garuda Modern” telah menjadi identitas baru tim nasional. “Kami tidak ingin hanya bertahan. Kami ingin mengontrol pertandingan dan membuat lawan menyesuaikan dengan gaya kita,” ujarnya.
Mimpi Erick Thohir Melahirkan Generasi Emas
Dalam pidatonya, Erick Thohir menegaskan bahwa keberangkatan tim U-17 ini merupakan bagian dari visi besar untuk mencetak Generasi Emas Sepak Bola Indonesia 2030. Menurutnya, keberhasilan di level usia muda akan menjadi pondasi kuat bagi tim senior di masa depan.
“Kita tidak boleh lagi bergantung pada satu generasi. Sistem pembinaan harus berkelanjutan, dan itu dimulai dari sini,” kata Erick.
Ia juga menekankan pentingnya perubahan budaya dalam sepak bola Indonesia. “Kita harus meninggalkan pola pikir instan. Kalau ingin hasil besar, kita harus membangun dari bawah. U-17 ini adalah investasi jangka panjang,” tambahnya.
Perjalanan Panjang Menuju Kanada
Setelah acara pelepasan, Timnas U-17 langsung bertolak ke Vancouver, Kanada, tempat mereka akan menjalani pemusatan latihan akhir sebelum turnamen dimulai. Di sana, mereka dijadwalkan menghadapi laga uji coba melawan Kanada U-17 dan Meksiko U-17 sebagai bagian dari adaptasi iklim dan waktu.
Perjalanan selama lebih dari 20 jam itu menjadi simbol awal perjuangan panjang yang akan mereka hadapi. Meski lelah, semangat para pemain tak surut sedikit pun. “Kami tidak sabar untuk segera bermain. Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia bisa bersaing,” kata kapten Rafael sesaat sebelum keberangkatan.
Sosok Erick Thohir Pemimpin dengan Visi Panjang
Erick Thohir dikenal sebagai sosok yang tidak hanya memimpin dengan wibawa, tetapi juga bekerja dengan strategi. Di bawah kepemimpinannya, PSSI berhasil membangun sistem pembinaan usia muda yang lebih terstruktur. Program seperti Garuda Select, Elite Pro Academy, dan Akademi Regional PSSI menjadi bukti komitmen tersebut.
“Erick bukan hanya bicara, tapi benar-benar turun tangan. Ia sering datang langsung ke latihan, berdiskusi dengan pelatih, dan memastikan semua berjalan dengan standar tinggi,” ujar Indra Sjafri.
Pendekatan profesional Erick juga membuat PSSI semakin dipercaya oleh federasi sepak bola dunia, FIFA. Bahkan, FIFA memberikan apresiasi atas keberhasilan Indonesia menggelar Piala Dunia U-17 2023 dengan sukses, yang kini menjadi modal penting dalam mengembangkan reputasi internasional.
Baca Juga: