Perjalanan PSM Makassar, klub tertua dan salah satu yang paling bersejarah di Indonesia, memasuki babak baru. Setelah periode yang penuh dinamika dan ketidakstabilan di awal musim, manajemen klub akhirnya memastikan bahwa mereka akan segera mengumumkan pelatih baru yang diharapkan mampu membawa tim kembali ke jalur kemenangan.
Kabar ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh suporter fanatik Juku Eja, yang sudah lama menantikan kehadiran sosok pemimpin baru di ruang ganti. Sejumlah nama telah beredar dalam rumor media, namun pihak klub masih menutup rapat identitas sang calon pelatih. Yang pasti, manajemen berjanji bahwa sosok yang akan datang bukan hanya memiliki pengalaman, tetapi juga visi jangka panjang untuk membangun ulang kejayaan PSM.
Fase Transisi dan Tantangan Berat di Paruh Musim
Musim ini menjadi salah satu periode paling sulit bagi PSM Makassar dalam beberapa tahun terakhir. Setelah tampil impresif di musim sebelumnya, performa tim mengalami penurunan drastis. Sejumlah hasil imbang dan kekalahan membuat posisi mereka melorot di klasemen Liga 1.
Kehilangan konsistensi di lapangan tak lepas dari sejumlah faktor: cedera pemain kunci, padatnya jadwal kompetisi, dan tentu saja, belum stabilnya arah taktik setelah ditinggalkan pelatih sebelumnya.
Dalam beberapa laga terakhir, PSM sempat dipimpin oleh pelatih interim yang mencoba menahan situasi agar tidak semakin memburuk. Namun, tanpa figur pemimpin kuat yang mampu menggerakkan seluruh tim, performa Juku Eja belum menunjukkan peningkatan signifikan.
“Kami berterima kasih kepada staf pelatih sementara yang sudah bekerja keras. Tapi kami tahu, tim ini butuh sosok dengan visi dan strategi yang jelas untuk jangka panjang,” ujar Direktur Utama PSM, Munafri Arifuddin, dalam konferensi pers singkat di Makassar.
Manajemen Bergerak Cepat Mencari Sosok yang Tepat
Setelah melakukan evaluasi mendalam selama beberapa minggu, manajemen PSM memutuskan untuk melakukan langkah cepat dalam mencari pelatih baru. Munafri Arifuddin mereka membentuk tim khusus pencari pelatih (coach scouting committee) yang terdiri dari mantan pemain, analis, dan perwakilan manajemen.
Proses ini tidak dilakukan terburu-buru. Klub ingin memastikan bahwa pelatih yang datang bukan sekadar nama besar, tetapi sosok yang mampu beradaptasi dengan karakter pemain lokal dan semangat Bugis Makassar yang melekat pada tim.
“PSM bukan sekadar klub sepak bola. Ini simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan. Kami mencari pelatih yang memahami nilai itu,” tambah Munafri.
Beberapa nama sempat disebut-sebut, mulai dari pelatih lokal berpengalaman hingga pelatih asing yang pernah menukangi klub Asia Tenggara. Namun pihak klub enggan memberikan konfirmasi sebelum proses negosiasi tuntas.
Filosofi Baru PSM Ingin Bangun Era Kebangkitan
Kedatangan pelatih baru bukan hanya untuk memperbaiki hasil jangka pendek, tetapi juga menjadi langkah awal dari proyek besar restrukturisasi tim. Manajemen ingin mengubah wajah PSM menjadi lebih modern, profesional, dan kompetitif di setiap lini.
Visi utama mereka adalah membangun fondasi kuat yang tidak hanya bergantung pada satu musim, tetapi berkelanjutan dalam jangka panjang. Pelatih baru diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan pemain muda, mengoptimalkan potensi lokal, dan menerapkan sistem permainan yang efisien namun atraktif.
“Kami ingin menciptakan PSM yang bukan hanya kuat di lapangan, tapi juga punya struktur profesional di balik layar,” ujar Appi, sapaan akrab Munafri.
Menurut kabar yang beredar di kalangan internal klub, pelatih baru nanti akan diberikan kewenangan penuh dalam aspek teknis, termasuk perekrutan pemain, pengaturan strategi latihan, hingga program pengembangan akademi. Langkah ini diambil agar klub tidak lagi bergantung pada keputusan jangka pendek, melainkan membangun filosofi sepak bola yang jelas.
Harapan Suporter Identitas dan Semangat PSM Harus Dijaga
Bagi suporter, siapapun yang akan menjadi pelatih baru, yang paling penting adalah satu hal: jangan hilangkan jati diri PSM Makassar.
Sejak dulu, PSM dikenal dengan gaya bermain agresif, keras, dan penuh determinasi — cerminan karakter masyarakat Bugis yang pantang menyerah. Suporter ingin gaya itu tetap menjadi ciri khas, meskipun pelatih baru mungkin akan membawa pendekatan modern.
“Kami tidak menuntut pelatih baru langsung juara. Tapi kami ingin lihat semangat juang dan kerja keras di lapangan. Itu yang membuat kami bangga,” ujar Rahmat Daeng Lala, salah satu tokoh dari kelompok suporter The Maczman.
Dukungan dari suporter PSM memang selalu menjadi elemen penting dalam perjalanan klub ini. Setiap kali tim bermain di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare, atmosfer yang diciptakan para pendukung sering kali menjadi kekuatan tambahan bagi para pemain. Pelatih baru tentu diharapkan bisa menjaga hubungan harmonis dengan suporter dan memahami betapa besar makna “Bermain untuk Makassar” di hati publik.
Analisis Tipe Pelatih yang Dibutuhkan PSM Saat Ini
Jika melihat situasi terkini, PSM membutuhkan pelatih dengan beberapa kriteria utama. Berdasarkan analisis sejumlah pengamat sepak bola nasional, setidaknya ada lima karakter penting yang wajib dimiliki oleh sosok yang akan menjadi nahkoda baru Juku Eja:
- Pemimpin Kuat dan Disiplin Tinggi
PSM membutuhkan pelatih yang mampu mengontrol ruang ganti dan mengembalikan semangat kolektif. Disiplin dan komitmen harus ditegakkan kembali agar pemain memiliki tanggung jawab yang sama. - Taktisi Modern namun Adaptif
Sepak bola Indonesia kini menuntut variasi taktik. Pelatih harus mampu membaca situasi, mengatur pressing, serta mengoptimalkan pemain muda dalam sistem permainan yang fleksibel. - Paham Budaya dan Mentalitas Lokal
Banyak pelatih asing gagal di Indonesia karena tidak memahami kultur timnya. PSM dengan basis suporter dan budaya Bugis-Makassar punya karakter unik yang perlu dikelola dengan hati. - Kemampuan Mengembangkan Pemain Muda
PSM memiliki akademi dengan banyak talenta potensial. Pelatih baru diharapkan mampu mempromosikan pemain muda ke tim utama, membentuk generasi penerus yang tangguh. - Komunikator yang Baik
Dalam era modern, komunikasi menjadi kunci. Pelatih harus mampu berinteraksi positif dengan pemain, staf, media, dan suporter untuk menjaga suasana harmonis di klub.
Rumor Kandidat Antara Lokal dan Asing
Meski belum ada pengumuman resmi, rumor mengenai calon pelatih PSM sudah beredar luas. Beberapa sumber menyebutkan bahwa manajemen telah menjalin komunikasi dengan pelatih asing asal Eropa Timur yang pernah melatih klub Liga Malaysia.
Selain itu, muncul pula nama pelatih lokal yang memiliki rekam jejak baik di Liga 1 dan dikenal mampu mengelola tim dengan dana terbatas.
Spekulasi ini semakin ramai dibahas di media sosial oleh para suporter. Namun pihak manajemen tetap menegaskan bahwa pengumuman resmi baru akan dilakukan setelah kontrak ditandatangani dan pelatih tiba di Makassar.
“Kami tidak ingin spekulasi berlebihan. Begitu waktunya tepat, kami akan memperkenalkan pelatih baru secara terbuka,” ujar Sekretaris Klub PSM, Andi Rustam.
Program Jangka Pendek Kembalikan Stabilitas Tim
Setelah pelatih baru resmi diumumkan, fokus utama PSM adalah mengembalikan stabilitas performa tim. Dalam beberapa pertandingan terakhir, koordinasi antar lini terlihat kurang solid, terutama di sektor pertahanan dan transisi menyerang.
Pelatih baru akan langsung dihadapkan pada tugas berat memperbaiki organisasi permainan tanpa banyak waktu adaptasi. Liga 1 sudah memasuki fase krusial, dan setiap poin sangat berarti untuk memperbaiki posisi klasemen.
Diharapkan, dalam beberapa pekan pertama, pelatih baru akan fokus pada:
- Evaluasi performa pemain inti dan cadangan
- Menata kembali strategi bertahan dan skema serangan
- Meningkatkan kebugaran fisik pemain
- Memperkuat komunikasi antar pemain di lapangan
“Kami ingin pelatih baru bisa segera menyatu dengan tim. Waktu singkat tidak boleh jadi alasan untuk stagnan,” ujar Munafri optimis.
Rencana Jangka Panjang Membentuk PSM Modern
Di luar urusan teknis, PSM juga tengah mempersiapkan transformasi besar dalam struktur klub. Salah satu langkah penting adalah pembangunan pusat latihan modern di sekitar area Makassar yang nantinya akan menjadi markas pelatihan resmi klub.
Fasilitas ini akan meliputi lapangan latihan standar FIFA, gym profesional, ruang medis, hingga asrama pemain muda. Pelatih baru akan dilibatkan langsung dalam penyusunan program latihan dan pembinaan akademi agar sistem berjalan berkesinambungan.
PSM juga mulai membuka kerja sama dengan beberapa klub ASEAN untuk pertukaran pemain muda dan pelatih, langkah yang sejalan dengan visi manajemen untuk menjadikan klub lebih terbuka secara internasional.
“Kami ingin PSM sejajar dengan klub profesional Asia. Butuh waktu, tapi kami mulai dari sekarang,” ujar Munafri.
Baca Juga:












