Kemenangan PSIM Yogyakarta atas Dewa United bukan sekadar hasil manis di papan skor. Lebih dari itu, laga tersebut menjadi simbol kebangkitan tim Laskar Mataram yang kini menunjukkan kematangan strategi, karakter, dan mentalitas juara. Dengan skor akhir 2-0, PSIM sukses mempersembahkan kemenangan gemilang di depan pendukung setianya, namun sang pelatih menilai bahwa hasil tersebut seharusnya bisa jauh lebih besar.
Dalam konferensi pers usai pertandingan, pelatih kepala PSIM menyampaikan keyakinannya bahwa timnya pantas menang lebih dari dua gol. Menurutnya, PSIM tampil dominan sepanjang laga, menciptakan banyak peluang emas, dan menunjukkan kualitas permainan yang luar biasa.
“Saya bangga dengan para pemain. Mereka tampil disiplin, percaya diri, dan sangat agresif. Sejujurnya, kami seharusnya bisa menang dengan margin lebih besar,” ujar sang pelatih dengan senyum puas.
Awal Laga yang Penuh Energi dan Tekanan
Pertandingan yang digelar di Stadion Mandala Krida itu berlangsung dengan atmosfer luar biasa. Ribuan suporter PSIM, yang dikenal dengan nama Brajamusti dan The Maident, memadati tribun dan memberikan dukungan tak henti sejak menit pertama. Sorak-sorai mereka menjadi energi tambahan bagi para pemain yang tampil penuh determinasi.
Sejak peluit kick-off dibunyikan, PSIM langsung mengambil inisiatif menyerang. Dewa United yang datang dengan status tim Liga 1 sebenarnya diunggulkan, namun PSIM menunjukkan bahwa mereka bukan lawan mudah. Permainan cepat dari lini tengah serta pressing ketat di area lawan membuat Dewa United kesulitan mengembangkan permainan.
Pada menit ke-12, peluang pertama datang dari Rangga Muslim yang melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti. Bola meluncur deras, namun masih mampu ditepis oleh kiper Dewa United. Tekanan berlanjut. Tiga menit berselang, giliran Tegar Infantrie yang hampir mencetak gol melalui sundulan tajam memanfaatkan umpan silang dari sisi kanan.
“Kami memulai laga dengan mental menyerang. Tidak ada rasa takut. Anak-anak bermain seperti yang kami latih: agresif dan kompak,” jelas pelatih PSIM.
Dominasi itu akhirnya berbuah hasil di menit ke-28. Setelah serangan bertubi-tubi, Ginanjar Wahyu sukses memecah kebuntuan lewat sontekan kaki kiri usai menerima umpan terobosan dari Aditya Putra. Gol tersebut disambut gemuruh luar biasa dari tribun stadion — sebuah momen yang seolah menegaskan bahwa PSIM siap mengguncang.
Pertahanan Solid Fondasi Kemenangan
Meski dikenal sebagai tim yang identik dengan semangat menyerang, PSIM juga menunjukkan sisi lain dari permainannya: pertahanan yang sangat disiplin. Duet bek tengah Iqbal Bachtiar dan Sahrul Ramadhan tampil luar biasa dalam mengawal lini belakang, menutup setiap celah yang coba dieksploitasi oleh pemain depan Dewa United seperti Ryo Matsumura dan Alex Martins.
Kiper PSIM, Roni Tri Prasetyo, juga patut diapresiasi. Ia melakukan beberapa penyelamatan gemilang, termasuk satu aksi refleks luar biasa di menit ke-42 ketika menepis sundulan jarak dekat Alex.
“Pertahanan kami hari ini sangat rapat. Semua pemain berkomunikasi dengan baik. Ini hasil kerja keras dalam latihan,” ujar sang pelatih.
Menurut data statistik pertandingan, PSIM hanya membiarkan Dewa United melakukan tiga tembakan tepat sasaran sepanjang laga. Itu menunjukkan betapa kokohnya lini belakang Laskar Mataram dalam menahan tekanan.
Babak Kedua Dominasi Berlanjut Peluang Terbuang
Memasuki babak kedua, PSIM tidak mengendurkan serangan. Mereka justru meningkatkan intensitas permainan dan membuat Dewa United terpaksa bertahan dalam setengah lapangan sendiri. Lini tengah PSIM yang dikomandoi oleh Nurhalim Setiawan bermain efektif dalam distribusi bola dan menjaga ritme permainan.
Beberapa peluang emas kembali tercipta. Pada menit ke-54, Aditya Putra nyaris menggandakan keunggulan lewat sepakan voli jarak dekat yang hanya tipis melenceng di sisi kanan gawang. Sepuluh menit kemudian, PSIM mendapatkan peluang emas melalui titik putih setelah Rangga Muslim dijatuhkan di kotak penalti. Namun, sayangnya, eksekusi penalti gagal dikonversi menjadi gol setelah bola membentur mistar.
“Itu salah satu momen krusial. Seandainya penalti masuk, kami mungkin bisa mencetak tiga atau empat gol lagi karena Dewa United pasti kehilangan kepercayaan diri,” ujar sang pelatih.
Meskipun demikian, PSIM tetap fokus dan menjaga keunggulan. Mereka terus menekan dan akhirnya berhasil menambah gol kedua pada menit ke-75 melalui Tegar Infantrie yang memanfaatkan bola muntah hasil sepakan bebas. Gol itu semakin mempertegas dominasi PSIM atas tim tamu.
Analisis Pelatih PSIM Tampil Superior di Semua Aspek
Dalam sesi wawancara pasca-pertandingan, pelatih PSIM menegaskan bahwa kemenangan 2-0 seharusnya bisa berakhir dengan skor yang jauh lebih besar. Berdasarkan analisis internal tim, PSIM mencatat 14 tembakan dengan 8 di antaranya tepat sasaran — sebuah statistik yang menggambarkan betapa tajamnya serangan mereka malam itu.
“Kami menciptakan begitu banyak peluang. Dari segi permainan, organisasi, dan determinasi, kami benar-benar unggul. Hanya finishing saja yang perlu lebih tenang,” kata pelatih.
Ia juga menambahkan bahwa kerja sama antar lini berjalan dengan sangat baik. Transisi dari bertahan ke menyerang terlihat mulus, begitu pula sebaliknya. Kecepatan para pemain sayap dan efektivitas pressing menjadi senjata utama PSIM dalam menekan lawan.
“Kami ingin memainkan sepak bola yang berani dan cerdas. Tidak hanya menunggu lawan, tapi juga mendikte jalannya pertandingan,” lanjutnya.
Mentalitas Baru PSIM Tampil Tanpa Rasa Takut
Salah satu perubahan paling mencolok dari PSIM musim ini adalah mentalitas bermain mereka. Dulu, ketika menghadapi tim-tim besar seperti Dewa United, PSIM cenderung tampil hati-hati. Namun kali ini, mereka tampil dengan keberanian luar biasa.
Pelatih menilai bahwa mental inilah yang membedakan PSIM saat ini dengan musim-musim sebelumnya.
“Kami sudah berbicara sebelum pertandingan: siapa pun lawannya, kami harus percaya diri. Sepak bola bukan soal nama besar, tapi soal kerja keras dan keberanian mengambil risiko.”
Kepercayaan diri itu terlihat dari cara PSIM menguasai bola dan menekan lawan. Setiap pemain terlihat memiliki keyakinan dalam menjalankan peran masing-masing, tanpa panik atau canggung menghadapi tekanan.
Bahkan, beberapa kali PSIM berhasil menampilkan kombinasi umpan pendek cepat yang membuat Dewa United kewalahan. Ini membuktikan bahwa mereka sudah memiliki identitas permainan yang jelas dan terarah.
Peran Suporter Energi yang Tak Tergantikan
Tak bisa dipungkiri, dukungan suporter menjadi elemen penting dalam kemenangan ini. Stadion Mandala Krida malam itu benar-benar berubah menjadi lautan biru. Spanduk bertuliskan “Eling Asalmu, PSIM Ora Mudhun” (Ingat Asalmu, PSIM Takkan Jatuh) terbentang megah di tribun utara.
Setiap kali pemain menyentuh bola, riuh tepuk tangan dan nyanyian menggema, menambah motivasi para pemain di lapangan. Pelatih bahkan secara terbuka mengakui bahwa semangat suporter menjadi faktor penentu.
“Energi dari suporter luar biasa. Mereka membuat pemain berlari tanpa lelah. Inilah makna sebenarnya bermain untuk Yogyakarta,” katanya penuh emosi.
Suporter PSIM dikenal sebagai salah satu kelompok pendukung paling loyal di Indonesia. Mereka tidak hanya hadir ketika tim menang, tetapi juga tetap setia ketika tim menghadapi masa sulit. Kemenangan atas Dewa United menjadi hadiah manis bagi mereka yang selalu percaya pada kebangkitan Laskar Mataram.
Dewa United Tak Berkutik Pelatih Lawan Akui Keunggulan PSIM
Di sisi lain, pelatih Dewa United pun tidak bisa menutupi kekagumannya terhadap performa PSIM. Dalam konferensi pers, ia mengakui bahwa PSIM tampil jauh lebih siap dan pantas meraih kemenangan.
“Kami mencoba menguasai permainan, tapi PSIM tampil sangat disiplin dan agresif. Mereka pantas menang malam ini,” ungkap pelatih Dewa United dengan nada sportif.
Menurutnya, Dewa United kesulitan keluar dari tekanan sejak awal pertandingan. Pola permainan PSIM yang menekan dari lini depan membuat timnya kesulitan menjaga tempo. Selain itu, intensitas duel fisik di lini tengah juga menjadi faktor kunci yang membuat Dewa United kehilangan ritme permainan.
Fokus ke Laga Selanjutnya Konsistensi Jadi Kunci
Meski kemenangan atas Dewa United terasa manis, sang pelatih menegaskan bahwa timnya tidak boleh terlena. Ia menekankan pentingnya menjaga konsistensi karena kompetisi masih panjang dan setiap pertandingan memiliki tantangan berbeda.
“Kami akan menikmati kemenangan ini sebentar, tapi besok kami kembali fokus. Target kami bukan hanya menang sekali, tapi terus berkembang dan tampil stabil,” tegasnya.
Menurutnya, PSIM masih memiliki beberapa aspek yang perlu diperbaiki, terutama dalam penyelesaian akhir dan efisiensi peluang. Beberapa pemain muda juga akan mendapatkan porsi latihan tambahan agar semakin matang dalam pengambilan keputusan di lapangan.
Baca Juga:












