Borneo FC kembali menunjukkan taringnya di Liga 1 2025. Dalam laga panas melawan Arema FC, tim berjuluk Pesut Etam itu sukses meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 3-1 di Stadion Segiri, Samarinda. Hasil ini tidak hanya memperpanjang tren positif Borneo FC, tetapi juga menegaskan bahwa mereka merupakan salah satu kandidat kuat dalam perburuan gelar musim ini. Dengan permainan yang solid, penuh determinasi, dan disiplin tinggi, anak asuh Pieter Huistra seolah belum ingin berhenti melaju di jalur kemenangan.
Babak Pertama Dominasi Awal Borneo FC
Sejak peluit pertama dibunyikan, Borneo FC langsung menekan pertahanan Arema FC. Bermain di hadapan ribuan suporter sendiri, tim oranye tampil agresif dengan intensitas tinggi. Duet lini depan yang diisi oleh Matheus Pato dan Stefano Lilipaly menjadi motor serangan utama, dibantu oleh dua sayap cepat: Terens Puhiri di kanan dan Jonathan Bustos di kiri.
Hanya butuh waktu 12 menit bagi Borneo untuk membuka keunggulan. Gol pertama lahir dari kerja sama apik antara Bustos dan Lilipaly. Lilipaly, yang melihat celah di lini belakang Arema, memberikan umpan terobosan terukur yang langsung disambut oleh Pato. Tanpa banyak kontrol, striker asal Brasil itu melepaskan tembakan keras ke sudut kiri gawang yang tak mampu dijangkau oleh kiper Arema, Adilson Maringa. Skor berubah menjadi 1-0 untuk Borneo FC, dan stadion pun bergemuruh.
Arema FC mencoba merespons dengan memperkuat lini tengah. Pelatih mereka, Widodo Cahyono Putro, meminta anak asuhnya untuk lebih sabar dalam membangun serangan. Namun, pressing ketat dari lini tengah Borneo yang diisi Hendro Siswanto dan Kei Hirose membuat bola sulit mengalir dengan lancar ke lini depan Singo Edan.
Pada menit ke-27, Borneo hampir menggandakan keunggulan lewat aksi individu Terens Puhiri. Pemain berkecepatan tinggi itu berhasil melewati dua bek lawan dan tinggal berhadapan dengan kiper, namun tendangannya masih melebar tipis di sisi kanan gawang. Meski gagal menambah gol, permainan Borneo terus mengalir dengan ritme yang terjaga dan penuh kepercayaan diri.
Arema FC akhirnya mendapatkan peluang emas pada menit ke-38 lewat tendangan bebas Jayus Hariono. Bola melengkungnya hampir menembus pagar betis, tapi masih bisa ditepis oleh kiper Borneo, Nadeo Argawinata. Hingga babak pertama berakhir, skor tetap 1-0 untuk keunggulan tuan rumah.
Babak Kedua Borneo Tancap Gas Arema Kewalahan
Memasuki babak kedua, Borneo FC tidak mengendurkan tekanan. Justru mereka tampil lebih agresif dan efektif dalam menguasai bola. Sementara itu, Arema terlihat mulai kehilangan konsentrasi dan koordinasi, terutama di sektor belakang yang beberapa kali membuat kesalahan umpan.
Gol kedua Borneo datang pada menit ke-54 melalui skema bola mati. Jonathan Bustos, yang dikenal piawai dalam mengeksekusi set piece, mengirimkan umpan lambung sempurna ke kotak penalti. Bola disambut tandukan keras oleh bek jangkung Javlon Guseynov yang tak bisa dibendung oleh Adilson Maringa. Skor pun berubah menjadi 2-0, dan atmosfer Stadion Segiri semakin membara.
Kebobolan dua gol membuat Arema berusaha keluar dari tekanan. Mereka mencoba mengandalkan kecepatan Dendi Santoso dan Dedik Setiawan di lini depan. Namun, solidnya pertahanan Borneo yang dikomandoi oleh Leo Guntara dan Guseynov membuat peluang-peluang Arema tak berbuah hasil.
Menit ke-68 menjadi puncak dominasi Borneo FC. Kali ini, giliran Terens Puhiri yang mencatatkan namanya di papan skor. Berawal dari serangan balik cepat, Bustos kembali menjadi kreator dengan umpan terobosan tajam. Terens yang lolos dari jebakan offside berlari kencang dan menaklukkan Maringa dengan tendangan mendatar ke tiang jauh. Gol ini sekaligus menjadi penegasan betapa berbahayanya Borneo dalam transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Arema FC akhirnya mampu memperkecil kedudukan di menit ke-82 melalui tendangan penalti Gustavo Almeida setelah dirinya dijatuhkan di kotak terlarang oleh Leo Guntara. Gustavo yang menjadi eksekutor sukses menipu Nadeo dan mengubah skor menjadi 3-1. Namun, gol itu tak cukup untuk membangkitkan semangat Singo Edan yang tampak kelelahan di sisa waktu pertandingan.
Hingga peluit panjang berbunyi, Borneo FC berhasil mempertahankan keunggulan 3-1 dan memastikan tiga poin penting di kandang.
Pieter Huistra “Kami Masih Belum Puas”
Usai pertandingan, pelatih Borneo FC, Pieter Huistra, menyampaikan apresiasinya terhadap performa anak asuhnya. Namun, ia juga menegaskan bahwa timnya belum berada di level maksimal.
“Saya bangga dengan apa yang ditampilkan pemain hari ini. Mereka bermain dengan hati, disiplin, dan sangat menikmati pertandingan. Tapi kami masih harus terus berkembang. Liga ini panjang, dan kami tidak boleh cepat puas,” ujar Huistra dalam sesi konferensi pers.
Huistra juga memuji kontribusi para pemain lokal yang semakin menunjukkan kualitasnya. Ia menyoroti peran Hendro Siswanto dan Terens Puhiri yang tampil luar biasa dalam menjaga keseimbangan tim.
“Hendro adalah jantung permainan kami. Dia tahu kapan harus menekan dan kapan menahan bola. Sementara Terens, seperti biasa, sangat berbahaya dengan kecepatannya. Kami beruntung memiliki pemain seperti mereka,” tambahnya.
Statistik Menunjukkan Dominasi Borneo
Data statistik pertandingan memperlihatkan dominasi Borneo FC di hampir semua aspek permainan. Mereka unggul 61% penguasaan bola, menciptakan 14 tembakan ke arah gawang, dengan 7 di antaranya tepat sasaran. Sementara Arema hanya mampu melepaskan 6 tembakan dengan 3 yang mengarah ke gawang.
Selain itu, akurasi umpan Borneo mencapai 86%, jauh di atas Arema yang hanya mencatatkan 75%. Hal ini menunjukkan betapa efektifnya permainan kolektif Borneo dalam membangun serangan dari lini belakang hingga depan.
Kinerja pertahanan pun tak kalah impresif. Guseynov mencatat 7 sapuan penting, sementara Nadeo melakukan 3 penyelamatan krusial. Kombinasi keduanya memastikan Arema tak banyak mendapatkan peluang bersih.
Konsistensi Jadi Kunci Kesuksesan
Kemenangan atas Arema FC memperpanjang catatan positif Borneo menjadi enam kemenangan beruntun di Liga 1. Dalam periode tersebut, mereka mencetak total 15 gol dan hanya kebobolan 4. Catatan ini menjadi bukti nyata betapa konsistennya Pesut Etam dalam menjaga performa.
Pakar sepak bola nasional, Anang Ma’ruf, menilai bahwa konsistensi dan kedalaman skuad menjadi faktor utama keberhasilan Borneo musim ini.
“Mereka bukan hanya mengandalkan pemain bintang, tapi juga punya kedalaman tim yang sangat baik. Pemain cadangan yang masuk bisa langsung nyetel dan menjaga intensitas permainan,” ujar Anang dalam program analisis sepak bola nasional.
Ia juga menambahkan bahwa Borneo kini memiliki keseimbangan antara pemain muda dan berpengalaman, yang menjadi kombinasi ideal untuk bersaing di papan atas.
Suporter “Pusamania” Jadi Faktor Pembeda
Tak bisa dipungkiri, dukungan penuh dari suporter setia Borneo FC, yakni Pusamania, menjadi kekuatan tambahan di setiap laga kandang. Mereka tak pernah berhenti bernyanyi dan memberikan semangat dari menit pertama hingga akhir pertandingan.
Atmosfer di Stadion Segiri selalu luar biasa. Dengan koreografi megah, chant energik, dan semangat tanpa henti, suporter membuat lawan merasa tertekan bahkan sebelum pertandingan dimulai. Pemain Borneo pun kerap menyebut dukungan suporter sebagai “pemain ke-12” yang memberikan motivasi besar.
“Main di Segiri selalu spesial. Energi dari suporter benar-benar menular. Mereka tidak hanya datang menonton, tapi juga berjuang bersama kami,” ujar Terens Puhiri usai pertandingan.
Arema FC dalam Tekanan
Bagi Arema FC, kekalahan ini menjadi pukulan berat. Mereka kini harus segera berbenah jika tidak ingin terperosok lebih jauh di klasemen. Dalam lima laga terakhir, Arema hanya mampu meraih satu kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan. Kondisi ini membuat tekanan terhadap pelatih Widodo Cahyono Putro semakin besar.
Widodo mengakui bahwa timnya kalah dalam intensitas dan konsentrasi. Ia menyoroti lemahnya koordinasi antara lini tengah dan pertahanan yang membuat Borneo terlalu mudah menembus area berbahaya.
“Kami kehilangan fokus di momen-momen penting. Borneo memanfaatkan itu dengan sangat baik. Ini pelajaran berharga bagi kami untuk lebih disiplin dan efisien di pertandingan berikutnya,” ujar Widodo seusai laga.
Arema akan menghadapi Persis Solo pada pekan berikutnya, dan pertandingan tersebut akan menjadi ujian mental penting bagi Singo Edan untuk bangkit.
Pato dan Terens Jadi Sorotan
Dua pemain Borneo, Matheus Pato dan Terens Puhiri, menjadi bintang utama dalam kemenangan kali ini. Pato mencetak satu gol dan satu assist, sementara Terens tampil luar biasa dengan satu gol serta kecepatan yang sulit dibendung.
Pato kini telah mengoleksi 9 gol musim ini dan menempati posisi dua dalam daftar top skor sementara Liga 1. Sementara Terens menjadi pemain lokal dengan kontribusi gol tertinggi untuk timnya sejauh ini.
“Kami bermain sebagai satu tim. Gol saya tidak akan ada tanpa umpan dan kerja keras semua pemain,” ujar Pato dengan rendah hati setelah pertandingan.
Performa keduanya bahkan mulai menarik perhatian klub luar negeri, namun manajemen Borneo menegaskan bahwa fokus mereka saat ini adalah membawa tim meraih prestasi tertinggi di Liga 1.
Baca Juga:
- SBOTOP: Cedera di Momen Penting, Ole Romeny dan Marselino Ferdinan Harus Berjuang Kembali Rebut Tempat di Tim Utama
- SBOTOP Erick Thohir Gelar Diskusi Santai dengan Wartawan Kemenpora: Momen Tukar Pikiran yang Akan Rutin Diadakan
- SBOTOP: Marc Klok Bidik Kemenangan Sempurna Persib Siap Amankan Tiga Poin Saat Jamu Persis Solo
 
					


 
			 
                     
                     
                     
                     
							
							
						
							 
							
							
						
							 
							
							
						
							









