Malut United kembali menunjukkan tajinya di kompetisi Liga 2 Indonesia musim ini. Dalam pertandingan penuh tensi yang digelar di Stadion Gelora Kieraha, skuad berjuluk Laskar Kie Raha sukses menaklukkan Persijap Jepara dengan skor meyakinkan. Kemenangan ini bukan hanya memperpanjang tren positif Malut United, tetapi juga semakin menenggelamkan Persijap dalam rentetan hasil buruk yang tampaknya sulit mereka hentikan. Kekalahan kali ini menjadi yang kelima secara beruntun bagi tim asal Jepara tersebut — sebuah catatan kelam yang membuat posisi mereka di klasemen semakin terpuruk dan mengundang kritik dari berbagai pihak.
Babak Pertama Dominasi Malut United Sejak Awal
Pertandingan dimulai dengan tempo cepat. Malut United langsung mengambil inisiatif menyerang sejak menit awal. Dukungan penuh dari suporter setia yang memadati stadion menjadi energi tambahan bagi para pemain untuk tampil agresif. Pelatih kepala Malut United, Imran Nahumarury, tampaknya telah menyiapkan strategi matang untuk menghadapi Persijap yang datang dengan tekanan besar akibat empat kekalahan sebelumnya.
Sejak peluit pertama dibunyikan, lini tengah Malut United tampil solid. Duet gelandang mereka, Rizky Eka dan Sahrul Ramadhan, berhasil mendominasi penguasaan bola dan mengatur tempo permainan. Mereka tidak hanya piawai dalam distribusi bola, tetapi juga aktif menekan lawan saat kehilangan bola. Hasilnya, Persijap kesulitan keluar dari tekanan dan sering kehilangan bola di area pertahanan sendiri.
Gol pertama akhirnya lahir pada menit ke-17. Melalui kerja sama apik dari sisi kanan, Ronaldo Meosido mengirim umpan silang akurat yang disambut tandukan keras Ahmad Rafiuddin ke pojok gawang. Kiper Persijap, Rendy Oscario, hanya bisa terdiam melihat bola meluncur deras. Skor 1-0 untuk Malut United membuat atmosfer stadion semakin bergemuruh.
Persijap mencoba bangkit dan bermain lebih terbuka, namun setiap upaya mereka selalu terbentur rapatnya pertahanan Malut United yang digalang oleh duet Awan Setho dan Bagas Adi Nugroho. Ketika mereka mencoba menyerang lewat bola-bola panjang, para pemain Malut United mampu mengantisipasi dengan baik. Bahkan beberapa kali, mereka berhasil melancarkan serangan balik cepat yang nyaris menambah keunggulan.
Babak Kedua Perlawanan Persijap Tak Membuahkan Hasil
Memasuki babak kedua, pelatih Persijap Mochammad Ridwan mencoba melakukan perubahan taktik dengan memasukkan pemain muda Fajar Nugraha untuk menambah daya gedor. Strategi ini sempat memberi sedikit perlawanan bagi lini belakang Malut United, namun tidak cukup untuk membalikkan keadaan.
Sebaliknya, Malut United justru semakin percaya diri. Mereka menekan lebih tinggi dan memanfaatkan celah di pertahanan Persijap yang mulai kehilangan fokus. Pada menit ke-58, Ronaldo Meosido kembali menjadi aktor penting lewat aksinya yang menembus kotak penalti sebelum memberikan umpan terukur kepada Hasyim Kipuw, yang dengan tenang menaklukkan kiper Persijap. Skor berubah menjadi 2-0.
Gol kedua membuat semangat pemain Persijap benar-benar runtuh. Kesalahan demi kesalahan muncul, mulai dari koordinasi antarlini yang buruk hingga komunikasi yang kurang solid antara pemain belakang dan penjaga gawang. Pada menit ke-73, Malut United menambah derita Persijap setelah Ibrahim Sanusi mencetak gol ketiga melalui tendangan bebas indah yang melengkung sempurna ke sudut atas gawang.
Meski Persijap mencoba menekan di menit-menit akhir, usaha mereka tidak membuahkan hasil. Peluit panjang dibunyikan, dan skor 3-0 menegaskan dominasi penuh Malut United di laga ini.
Analisis Taktik Ketegasan Imran Nahumarury dan Krisis Identitas Persijap
Kemenangan ini tidak lepas dari kecerdikan pelatih Imran Nahumarury dalam membaca permainan lawan. Ia menyiapkan pressing tinggi sejak menit awal untuk menutup ruang gerak para gelandang Persijap yang biasanya menjadi motor serangan. Selain itu, transisi cepat dari bertahan ke menyerang menjadi senjata utama Malut United, terbukti dengan dua gol yang berawal dari skema serangan balik cepat.
Sementara itu, di kubu Persijap, tanda-tanda krisis tampak jelas. Lima kekalahan beruntun menunjukkan adanya masalah serius di internal tim — baik dari sisi taktik, motivasi pemain, hingga kestabilan mental. Para pemain terlihat kehilangan kepercayaan diri dan terlalu mudah kehilangan bola di situasi penting. Bahkan dalam beberapa momen, terlihat tidak ada koordinasi yang jelas antara lini tengah dan depan.
Beberapa pengamat menilai bahwa Persijap sedang mengalami krisis identitas permainan. Mereka belum menemukan gaya bermain yang konsisten. Kadang tampil bertahan terlalu dalam, di lain waktu mencoba bermain terbuka tanpa organisasi yang kuat. Kombinasi itu membuat mereka mudah dieksploitasi oleh tim lawan, termasuk Malut United yang sangat disiplin dalam bertahan dan efisien dalam menyerang.
Performa Individu Para Pemain Kunci Malut United Bersinar
Dalam kemenangan kali ini, beberapa pemain Malut United pantas mendapat sorotan khusus. Ronaldo Meosido, misalnya, tampil luar biasa dengan satu assist dan satu kontribusi besar dalam gol kedua. Kecepatan dan kemampuan dribelnya membuat bek Persijap kewalahan sepanjang pertandingan.
Sementara itu, Rizky Eka yang bermain sebagai playmaker benar-benar menunjukkan kelasnya. Ia menjadi pengatur ritme permainan dan selalu tampil tenang meski dalam tekanan. Dari lini belakang, duet Bagas Adi dan Awan Setho tampil sangat disiplin. Mereka berhasil menutup setiap celah dan membuat lini depan Persijap tak berkutik.
Di sisi lain, Hasyim Kipuw membuktikan bahwa pengalamannya di Liga 1 masih sangat berharga untuk Malut United. Gol yang ia cetak bukan hanya menambah keunggulan, tapi juga menunjukkan betapa pentingnya sosok senior dalam memberikan ketenangan bagi tim.
Persijap dalam Sorotan Lima Kekalahan Lima Masalah
Bagi Persijap, kekalahan kelima secara beruntun ini menimbulkan banyak pertanyaan dari para pendukung setia mereka. Jepara, yang dikenal memiliki basis suporter fanatik, mulai menunjukkan kekecewaan mereka. Banyak yang mempertanyakan arah pembangunan tim musim ini.
Dari hasil analisis pertandingan terakhir, terlihat bahwa Persijap memiliki lima masalah utama:
- Mentalitas pemain yang menurun drastis. Setelah tiga kekalahan awal, motivasi tim terlihat merosot, dan kini sulit bangkit.
- Kurangnya variasi serangan. Persijap terlalu bergantung pada bola panjang, tanpa kreativitas di lini tengah.
- Kelemahan di lini belakang. Organisasi pertahanan rapuh dan sering kehilangan fokus di momen krusial.
- Minimnya komunikasi antarpemain. Banyak kesalahan kecil akibat miskomunikasi yang berujung fatal.
- Krisis kepercayaan terhadap pelatih. Desakan suporter agar manajemen melakukan evaluasi besar-besaran semakin kencang terdengar.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa manajemen Persijap tengah mempertimbangkan untuk melakukan rotasi pelatih jika tren negatif ini tidak segera terhenti. Namun hingga kini, belum ada keputusan resmi yang diumumkan.
Reaksi Usai Laga
Pelatih Malut United, Imran Nahumarury, dalam konferensi pers usai pertandingan menyatakan rasa bangganya atas perjuangan para pemain.
“Kami tidak hanya bermain untuk menang, tapi juga menunjukkan karakter. Anak-anak tampil disiplin, fokus, dan bermain dengan semangat tinggi. Inilah Malut United yang sebenarnya,” ujarnya dengan penuh rasa puas.
Sementara itu, pelatih Persijap, Mochammad Ridwan, tampak kecewa namun tetap berusaha tegar.
“Kami harus akui, Malut United bermain lebih baik. Tim kami sedang dalam masa sulit, tapi saya yakin dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, kami bisa bangkit,” kata Ridwan.
Suporter Malut United pun larut dalam euforia kemenangan. Mereka meneriakkan yel-yel kemenangan sambil mengibarkan bendera kebanggaan. Sebaliknya, wajah muram terlihat di tribun Persijap yang hadir mendukung langsung tim kesayangan mereka.
Baca Juga:












