Kemenangan Manchester City atas Borussia Dortmund kembali mempertegas dominasi sang juara bertahan dalam kancah sepak bola Eropa. Namun lebih dari sekadar tiga poin atau tiket lolos fase berikutnya, kemenangan ini meninggalkan satu sorotan besar: penampilan gemilang Phil Foden. Sang gelandang serang muda Inggris itu tampil memukau, menunjukkan kecerdasan bermain yang sangat matang dan menjadi figur kunci di balik kemenangan City. Tidak heran, seusai laga Pep Guardiola memuji habis performa anak asuhnya tersebut.
Dalam wawancara pascalaga, Guardiola tampak puas. Bukan hanya puas dengan hasil pertandingan, tetapi juga puas dengan perkembangan individu sejumlah pemain—terutama Foden. Sang pelatih yang dikenal perfeksionis itu bahkan mengatakan bahwa Foden telah mencapai tingkat pemahaman permainan yang sangat tinggi. Guardiola, dalam nada yang tenang tetapi penuh penghargaan, mengakui bahwa Foden kini bukan lagi sekadar pemain muda berbakat; ia sudah berada di jalur untuk menjadi tulang punggung Manchester City dalam bertahun-tahun ke depan.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam bagaimana pertandingan berlangsung, mengapa Foden menjadi sosok yang paling mencuri perhatian, bagaimana komentar Guardiola mencerminkan kepercayaan yang ia bangun selama bertahun-tahun, serta apa arti performa ini untuk masa depan Manchester City.
Awal Pertandingan City Mulai dengan Tempo Cepat
Sejak peluit pertama, Manchester City menunjukkan niat kuat untuk mengambil kendali permainan. Guardiola, yang terkenal dengan gaya dominasi berbasis penguasaan bola, menerapkan struktur 4-3-3 fleksibel yang berubah menjadi 3-2-5 saat menyerang. John Stones kembali berfungsi sebagai inverted full-back, sementara Rodri menjadi jangkar yang mengatur arah serangan.
Dortmund mencoba bertahan dengan blok medium, namun tekanan City terlalu intens. Rotasi antar lini City membuat para pemain Dortmund kesulitan menjaga jarak antarpemain. Hanya dalam beberapa menit, terlihat jelas bahwa City ingin mencari celah melalui umpan-umpan pendek vertikal dan kombinasian cepat di sekitar kotak penalti.
Di sinilah Phil Foden mulai menunjukkan perannya. Dengan posisi dasar sebagai gelandang kiri menyerang, Foden sering bergerak bebas ke halfspace, menawarkan diri sebagai opsi progresi. Sentuhan pertamanya selalu mengarah ke depan, sebuah karakter yang Guardiola sangat sukai dari seorang playmaker.
Performa Foden Kecerdasan Ketepatan dan Keberanian
Phil Foden memainkan salah satu pertandingan terbaiknya musim ini. Bukan hanya karena ia mencetak gol atau memberikan assist, tetapi karena kecerdasannya memecah struktur pertahanan Borussia Dortmund.
- Pergerakan Tanpa Bola yang Sulit Diprediksi
Foden beberapa kali menempatkan dirinya di area yang menjadi titik lemah Dortmund:
- antara bek kanan dan gelandang bertahan,
- di belakang garis pressing pertama Dortmund,
- di sisi luar bek tengah lawan.
Ia bukan hanya berdiri di ruang kosong, tetapi muncul tepat di waktu yang pas. Pergerakan seperti inilah yang membuat Guardiola menyebut Foden sebagai pemain dengan “level pemahaman ruang yang langka”.
- Eksekusi Teknis Berkualitas Tinggi
Setiap kali menerima bola, Foden menunjukkan teknik tinggi:
- kontrol yang lengket,
- kemampuan memutar tubuh dengan cepat,
- umpan terobosan tepat sasaran,
- dan sentuhan pendek yang selalu mengalirkan bola ke ruang progresif.
Pada menit ke-28, misalnya, Foden mengirim umpan membelah dua lini Dortmund dengan ketenangan luar biasa. Momen itu menjadi peringatan bahwa Dortmund tidak boleh memberikan sedikit pun ruang untuk pemain Inggris itu.
- Gol Pembuka yang Mematahkan Pertahanan Dortmund
Gol Foden menjadi klimaks dari permainan brilian City. Berawal dari kombinasi cepat Rodri dan Bernardo Silva, bola mengalir ke Foden yang berdiri di halfspace. Dengan satu pergerakan cerdik, ia mengelabui bek lawan dan melepaskan tembakan keras yang tidak mampu ditepis kiper Dortmund.
Gol itu bukan kebetulan. Foden selalu berada di posisi ideal berkat pemahaman taktis.
- Kapabilitas Menjadi Pemain Serba Bisa
Guardiola sudah lama menyebut Foden sebagai pemain yang bisa mengisi berbagai posisi:
- winger kanan,
- winger kiri,
- false nine,
- gelandang serang,
- bahkan gelandang tengah.
Dalam pertandingan ini, Foden beberapa kali turun membantu build-up, memastikan City tidak kehilangan kontrol ketika Dortmund berusaha melakukan pressing sporadis. Hal ini menunjukkan bagaimana Foden kini lebih matang dalam membaca kapan harus menyerang dan kapan harus mengatur tempo.
Guardiola “Foden Kini Bermain dengan Kedewasaan Seorang Pemain Senior”
Usai laga, Guardiola tidak ragu memberikan pujian. “Phil bermain luar biasa. Bukan hanya tekniknya, tetapi cara ia memahami pertandingan. Dia tahu kapan harus mempercepat, kapan harus menahan bola, dan kapan harus memasuki kotak penalti. Itulah kualitas yang membuatnya spesial.”
Guardiola biasa berhati-hati dalam memuji pemain muda, tetapi untuk Foden, ia membuat pengecualian. Ada beberapa alasan di balik kata-kata itu:
- Konsistensi yang Semakin Terlihat
Musim lalu, Foden sempat mengalami naik turun performa. Namun musim ini, ia tampil lebih stabil. Guardiola menganggap konsistensi adalah kunci untuk mencapai level elite.
- Kedewasaan dalam Pengambilan Keputusan
Guardiola menyukai pemain yang tidak hanya kreatif tetapi juga bijak. Foden kini:
- tidak memaksakan dribel,
- lebih sering mengambil keputusan aman ketika dibutuhkan,
- dan mengontrol ritme permainan.
Ini adalah perkembangan signifikan bagi pemain yang dulunya disebut “talenta mentah”.
- Kemampuan Bertahan Ikut Meningkat
Guardiola memberi nilai tinggi pada pemain ofensif yang mau bertahan. Foden tidak ragu melakukan counter-pressing dengan intensitas tinggi. Ini memperlihatkan mentalitas pekerja keras yang biasanya dimiliki pemain Jerman atau Spanyol.
- Potensi Menjadi Pemain Kunci dalam Jangka Panjang
Guardiola tahu Foden bukan hanya masa kini, tetapi juga masa depan. Ia sering menyebut bahwa Foden adalah “permata akademi City” dan merupakan bagian dari rencana jangka panjang klub.
Bagaimana Kemenangan Ini Menggambarkan Evolusi City
Pertandingan melawan Dortmund bukan hanya menunjukkan individual brilliance dari Foden, tetapi juga menampilkan bagaimana Manchester City berkembang secara kolektif.
- Fluiditas Antarlini Semakin Solid
City kini memainkan struktur ruang yang lebih fleksibel. Para pemain saling menggantikan posisi secara natural. Ketika Foden masuk ke halfspace, Grealish bisa bergerak melebar. Ketika Bernardo naik ke kotak penalti, Stones turun menutup ruang.
Flekasibilitas ini membuat City selalu sulit ditebak.
- Kontrol Pertandingan Hampir Sepanjang Waktu
Guardiola membangun tim dengan prinsip kontrol total. Melawan Dortmund, City menguasai permainan bukan hanya dengan penguasaan bola, tetapi juga:
- mengatur pressing lawan,
- mengurangi peluang Dortmund membawa bola ke area berbahaya,
- menjaga ritme ketika unggul.
- Adaptasi terhadap Strategi Lawan
Dortmund beberapa kali mencoba mempercepat tempo, terutama melalui serangan balik. Namun City sudah siap:
- Rodri menghentikan transisi lawan,
- Ruben Dias menjaga area sentral,
- Kyle Walker memberikan penutup kecepatan di sisi kanan.
Ini menunjukkan pemahaman taktis yang semakin matang.
Analisis Mengapa Foden Begitu Penting di Sistem Guardiola
Phil Foden bukan hanya pemain berbakat, tetapi juga pemain yang sangat cocok dengan filosofi Pep Guardiola. Tiga alasan utama mengapa Foden merupakan bagian penting dari sistem ini:
- Kemampuan di Halfspace yang Jarang Dimiliki Pemain Inggris
Halfspace adalah area favorit Guardiola untuk membangun peluang. Mayoritas gol City berasal dari situ. Foden memiliki:
- orientasi tubuh ideal,
- kecepatan kontrol,
- kemampuan menembus garis pertahanan.
Ini membuatnya menjadi pemain yang sangat penting dalam fase progresi.
- Kombinasi Teknik Tinggi dan Determinasi
Guardiola menyukai pemain yang rela bekerja keras tanpa bola. Foden memiliki karakter itu. Ia mau:
- berlari menekan,
- menutup jalur umpan,
- kembali bertahan setelah kehilangan bola.
Ini menjadikannya sangat cocok untuk strategi permainan posisi dan gegenpressing.
- Kreator sekaligus Finisher
Sulit menemukan pemain yang bisa melakukan keduanya. Foden:
- mampu menciptakan peluang dari ruang sempit,
- memiliki penyelesaian akhir berkualitas,
- cerdas membaca peluang masuk ke kotak penalti.
City tidak hanya mengandalkan striker, tetapi juga gelandang kreatif seperti Foden untuk mencetak gol.
Dampak Kemenangan Ini untuk Mentalitas Tim
Mengalahkan Dortmund memberikan kepercayaan diri besar bagi Manchester City. Terutama karena ini bukan kemenangan biasa, melainkan kemenangan yang menunjukkan kedalaman kualitas tim.
- Momentum Positif untuk Kompetisi Eropa
City ingin mempertahankan gelar. Kemenangan seperti ini menjadi sinyal kuat bahwa mereka berada di jalur tepat.
- Menunjukkan Kematangan Pemain Muda
Foden, Rico Lewis, dan Alvarez menunjukkan perkembangan signifikan. Guardiola terlihat semakin percaya menurunkan pemain muda di laga besar.
- Menegaskan Identitas City sebagai Tim dengan Struktur Kuat
City bukan hanya tim berbakat. Mereka adalah mesin yang sangat efisien. Bahkan ketika tekanan tinggi, struktur mereka tetap stabil.
Foden Dari Wonderkid Menjadi Bintang Utama
Beberapa tahun lalu, Foden dipuji sebagai “wonderkid terbaik Inggris”. Kini label itu tidak cukup. Ia sudah melewati fase wonderkid dan berada dalam tahap “superstar”.
Perjalanannya menunjukkan:
- kerja keras luar biasa,
- kesabaran menunggu rotasi,
- kepercayaan Guardiola yang perlahan meningkat.
Foden tidak lagi berada di pinggir panggung. Ia adalah aktor utama.
Apa Selanjutnya untuk Foden dan Manchester City
Kemenangan atas Dortmund hanyalah salah satu langkah dalam perjalanan panjang musim ini. Guardiola melihat Foden punya potensi untuk menjadi pemain yang menentukan dalam laga-laga terbesar, termasuk:
- semifinal Liga Champions,
- laga penentuan Premier League,
- partai final piala domestik.
Dengan performa seperti ini, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa masa depan Manchester City akan sangat dipengaruhi oleh kualitas Foden.
Baca Juga:












