Penurunan performa Mohamed Salah musim ini kembali mempertebal tanda tanya besar mengenai masa depannya di Liverpool. Bintang asal Mesir yang kini berusia 33 tahun itu baru mengemas lima gol di semua kompetisi—sebuah catatan yang sangat jauh dari standar konsistensi yang telah ia tunjukkan selama delapan tahun terakhir di Anfield. Situasi ini membuat dinamika baru mulai terasa di dalam skuad Arne Slot.
Ketika kontribusinya menurun dan kreativitanya tampak meredup, keputusan Arne Slot untuk mencadangkan Salah dalam dua laga Premier League secara beruntun semakin memperbesar spekulasi. Untuk pertama kalinya sejak ia datang ke Liverpool pada 2017, Salah tidak terlibat sejak awal pertandingan dalam dua partai liga berturut-turut.
Keputusan itu tidak hanya mengejutkan para suporter, tetapi juga memunculkan anggapan bahwa hubungan antara pemain dan pelatih sedang tidak harmonis. Terlebih, Salah kembali gagal memberi dampak signifikan saat dimainkan sebagai pemain pengganti. Rentetan lima pertandingan tanpa gol menegaskan bahwa performanya belum kembali ke level terbaik.
Bagi banyak penggemar Liverpool, pertanyaan besar pun kembali muncul: apakah era Mohamed Salah di Liverpool sudah memasuki babak akhir? Dengan kontrak yang masih berlaku hingga 2027, The Reds sejatinya masih memiliki posisi kuat. Namun perubahan peran, menurunnya performa, dan keputusan pelatih untuk menepikannya membuat atmosfer internal semakin kompleks.
Saudi Pro League Kembali Hidupkan Minat Besar pada Mohamed Salah
Di tengah ketidakpastian tersebut, Saudi Pro League (SPL) kembali muncul sebagai pihak yang siap memanfaatkan situasi. The Telegraph melaporkan bahwa elit SPL siap menyediakan dana besar untuk memfasilitasi transfer Salah ke Arab Saudi. Bahkan, dukungan finansial ini tetap tersedia meskipun pengeluaran klub-klub SPL sempat menurun pada bursa transfer musim panas lalu.
Ketertarikan SPL terhadap Salah bukanlah hal baru. Pada 2024, Al-Ittihad sempat melayangkan tawaran fantastis senilai £150 juta yang langsung ditolak Liverpool. Salah sendiri bahkan mengakui bahwa pembicaraan dengan petinggi SPL kala itu berlangsung cukup serius, sebelum ia memutuskan bertahan dan memperpanjang kontraknya.
Laporan terbaru menyebut hubungan Salah dengan beberapa figur penting di Saudi semakin membuat peluang transfer ini realistis. Dengan dukungan penuh Public Investment Fund (PIF) yang menguasai empat klub besar—Al-Nassr, Al-Ittihad, Al-Hilal, dan Al-Ahli—mendatangkan Salah masih menjadi agenda prioritas, terutama menjelang persiapan Piala Dunia 2034.
Seperti ditulis The Telegraph, “pendanaan akan tersedia apabila Salah memberi sinyal ingin meninggalkan Anfield.”
Liverpool Hadapi Persimpangan: Jual Sekarang atau Pertahankan Hingga Kontrak Habis?
Situasi ini menempatkan Liverpool dalam posisi yang cukup rumit. Kontrak Salah masih berlaku hingga 2027, tetapi performanya yang menurun dan keputusan Slot yang berani mencadangkannya membuat klub harus mempertimbangkan masa depan secara jangka panjang.
Opsi 1: Menjual Salah dalam 1–2 tahun ke depan
Langkah ini dapat memberikan sejumlah keuntungan:
- Liverpool bisa meraih nilai transfer besar selagi Salah masih memiliki nilai jual tinggi.
- Arne Slot bisa memulai regenerasi lini depan dengan pemain yang lebih sesuai gaya bermainnya.
- Klub bisa memperkuat sektor lain melalui dana besar hasil penjualan.
Mengandalkan Salah sepenuhnya bukan lagi opsi ideal jika performanya terus menurun, apalagi ia kini berusia 33 tahun.
Opsi 2: Mempertahankan Salah hingga mendekati akhir kontrak
Namun, ini juga bukan tanpa risiko. Beberapa potensi masalah antara lain:
- Nilai jual Salah berpotensi merosot tajam ketika kontraknya mendekati habis.
- Bila hubungan dengan pelatih tidak sepenuhnya solid, suasana ruang ganti bisa terdampak.
- Ketidakpastian mengenai kontribusi jangka panjangnya dapat menghambat perencanaan taktik tim.
Pada titik ini, Liverpool harus membaca situasi dengan cermat—apakah Salah masih bisa kembali ke level tertingginya, atau justru mulai memasuki fase penurunan yang tidak bisa dihindari.
SPL Melihat Salah sebagai Ikon Global yang Tepat
Meski sebagian orang menilai usia Salah sudah tidak muda, perspektif Arab Saudi justru berbeda. Mereka melihatnya sebagai:
- ikon global sepak bola muslim,
- pemain dengan basis penggemar besar di negara-negara Arab,
- bintang dunia yang bisa meningkatkan citra SPL secara signifikan,
- dan wajah ideal untuk promosi Piala Dunia 2034.
Dengan daya tarik itu, kepindahan Salah ke SPL tidak hanya soal teknis sepak bola, tetapi juga strategi pemasaran dan politik olahraga.
Kesimpulan: Situasi yang Bisa Berubah dengan Cepat
Dalam beberapa pekan terakhir, pembicaraan mengenai masa depan Salah memang kembali memanas—terutama setelah Arne Slot mencadangkannya dua kali berturut-turut. Situasi yang awalnya hanya dianggap sebagai rotasi kini berkembang menjadi sinyal pergeseran besar.
Rekan setim menghormatinya, fans masih mencintainya, dan Liverpool memahami nilai besar yang ia miliki. Namun dinamika performa, usia, kontrak, dan minat besar dari Arab Saudi menjadikan masa depan Salah sebagai salah satu isu paling menarik menjelang bursa transfer.
Apakah Salah akan bertahan dan mencoba bangkit di bawah Slot?
Atau justru mulai mempertimbangkan tantangan baru yang didukung dana raksasa di Saudi?
Jawabannya mungkin sudah mulai terbentuk… dalam beberapa bulan ke depan.
BACA JUGA :
- SBOTOP : 3 Calon Grup Neraka di Piala Dunia 2026 Inggris, Portugal, dan Argentina Berpotensi Saling Sikut
- SBOTOP : Amad Diallo & Bryan Mbeumo Optimistis MU Mampu Raih Gelar Liga Inggris di Masa Mendatang
- SBOTOP : Dua Laga Beruntun Dicadangkan, Mohamed Salah Diingatkan Van Dijk Tak Ada Pemain yang Pasti Jadi Starter












