Memasuki pekan ke-15 BRI Super League 2025/2026, persaingan papan atas kembali dimulai dari titik yang sama. Seluruh kontestan kini memiliki jumlah pertandingan identik, yakni 13 laga, sehingga persaingan menuju gelar juara putaran pertama menjadi semakin terbuka. Bagi Borneo FC, fase ini akan menjadi ujian krusial dalam upaya mempertahankan dominasi mereka sejak awal musim.
Tim berjuluk Pesut Etam itu akan memulai rangkaian pertandingan penentuan dari Surabaya, markas Persebaya. Jika mampu melewati empat laga berat di penghujung paruh musim dengan hasil positif, Borneo FC dipastikan mengunci status sebagai juara putaran pertama BRI Super League 2025/2026.
Jadwal Berat Menanti Borneo FC di Akhir Putaran
Tantangan besar menanti Borneo FC dalam beberapa pekan ke depan. Dari empat pertandingan terakhir di paruh musim, hanya satu laga yang akan mereka jalani di kandang sendiri, yakni saat menjamu PSM Makassar pada 3 Januari 2026. Selebihnya, Borneo FC harus menjalani laga tandang yang sarat tekanan.
Setelah menghadapi Persebaya di Surabaya, Borneo FC masih harus melakoni laga tunda pekan kedelapan melawan Malut United pada 28 Desember 2025. Ujian terakhir mereka adalah lawatan ke Tangerang untuk menghadapi Persita pada 9 Januari 2026.
Minimnya laga kandang menjadi tantangan tersendiri bagi skuad asuhan Fabio Lefundes. Faktor perjalanan, tekanan suporter lawan, dan kelelahan fisik menjadi aspek yang harus dikelola dengan baik jika ingin menjaga konsistensi hasil.
Laga Kontra Persebaya Jadi Titik Penentuan
Pertandingan melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (19/12/2025), menjadi laga pembuka dari rangkaian krusial tersebut. Meski Persebaya tengah berada dalam situasi transisi usai pemecatan pelatih kepala Eduardo Perez, laga ini tetap diprediksi berlangsung sulit.
Persebaya akan dipimpin oleh pelatih fisik Shin Sang-gyu sebagai pelatih interim. Meski berstatus caretaker, sosok asal Korea Selatan itu bukan figur asing di sepak bola Indonesia. Ia merupakan mantan staf Shin Tae-yong di Timnas Indonesia dan telah bergabung dengan Persebaya sejak awal musim, sehingga memahami karakter tim dan kompetisi.
Bagi Fabio Lefundes, pertandingan ini bukan sekadar soal taktik, tetapi juga ujian mental bagi anak asuhnya yang baru saja mengalami dua kekalahan beruntun.
Borneo FC Wajib Bangkit dari Tren Negatif
Sebelum menghadapi Persebaya, Borneo FC harus menerima dua hasil minor yang cukup mengejutkan. Mereka kalah tipis 0-1 dari Bali United, lalu tumbang 1-3 saat menjamu Persib Bandung. Dua kekalahan tersebut memutus rekor 11 kemenangan beruntun yang sebelumnya menjadi fondasi kuat dominasi Borneo FC di puncak klasemen.
Hasil tersebut menjadi peringatan serius bahwa keunggulan Borneo FC mulai terancam. Persija Jakarta dengan 29 poin, Persib Bandung dengan 28 poin, serta Malut United yang mengoleksi 25 poin terus menempel ketat dan siap mengambil alih singgasana jika Borneo FC terpeleset lagi.
Situasi ini menuntut respons cepat dari Mariano Peralta dan rekan-rekan. Fokus, disiplin, dan konsistensi menjadi kata kunci agar keunggulan yang sudah dibangun sejak awal musim tidak tergerus di fase penentuan.
Tekanan Kandang Persebaya dan Faktor Mental
Bermain di kandang Persebaya bukan perkara mudah bagi tim tamu mana pun. Stadion Gelora Bung Tomo dikenal memiliki atmosfer luar biasa dengan dukungan penuh dari Bonek. Tekanan tersebut kerap memengaruhi mental dan konsentrasi tim lawan, terutama dalam laga-laga besar.
Selain itu, sejarah pertemuan Borneo FC di Surabaya kerap diwarnai tensi tinggi dan duel keras. Kondisi ini membuat aspek mental menjadi faktor penentu dalam pertandingan nanti.
Menariknya, Persebaya juga tidak akan diperkuat pelatih caretaker Uston Nawawi yang harus absen akibat akumulasi dua kartu kuning. Kendali tim sepenuhnya berada di tangan Shin Sang-gyu, yang dinilai memiliki pemahaman kuat soal kondisi fisik dan karakter pemain Bajul Ijo.
Jika Shin mampu membawa Persebaya meraih kemenangan atas Borneo FC, hal itu akan menjadi catatan personal tersendiri dalam karier kepelatihannya.
Borneo FC Dituntut Mental Baja
Mantan pelatih Persebaya, Toni Ho, menilai bahwa laga di Surabaya selalu menjadi ujian berat bagi tim tamu. Menurutnya, hanya tim dengan mental kuat yang mampu mencuri poin di kandang Bajul Ijo.
“Tim mana pun sulit mendapatkan poin di kandang Persebaya. Jika Borneo FC ingin mencuri angka, mereka harus punya mental yang sangat kuat karena tekanan dari Bonek luar biasa,” ujar Toni Ho.
Pernyataan tersebut menjadi gambaran jelas tentang tantangan yang dihadapi Borneo FC. Selain kualitas teknis, kesiapan mental akan sangat menentukan hasil akhir laga.
Penentu Juara Putaran Pertama
Laga melawan Persebaya menjadi pintu awal bagi Borneo FC untuk mengamankan gelar juara putaran pertama. Hasil positif di Surabaya akan menjadi modal besar sebelum menghadapi Malut United dan Persita, dua tim yang juga dikenal sulit ditaklukkan.
Jika mampu melewati empat laga krusial ini dengan hasil maksimal, Borneo FC bukan hanya mempertahankan hegemoninya, tetapi juga mengirim sinyal kuat kepada para pesaing bahwa mereka masih menjadi tim paling konsisten di BRI Super League 2025/2026.
Sebaliknya, kegagalan di fase ini bisa membuka jalan bagi rival untuk merebut posisi puncak. Oleh karena itu, laga kontra Persebaya bukan sekadar pertandingan biasa, melainkan duel penentu arah perjalanan Borneo FC menuju paruh musim kedua kompetisi..
BACA JUGA :












