1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Adaptasi Total: Pemain Bali United Pelajari Filosofi Taktik Sang Pelatih Baru

Bali United mengawali musim baru dengan perubahan signifikan dalam jajaran kepelatihan. Klub yang selama bertahun-tahun ditukangi oleh Stefano “Teco” Cugurra kini mempercayakan kursi pelatih kepala kepada sosok baru dengan pendekatan yang berbeda—baik dalam strategi, filosofi bermain, maupun manajemen pemain. Transisi ini tidak hanya menjadi tantangan bagi staf pelatih, tetapi juga ujian besar bagi para pemain yang harus segera beradaptasi dengan gaya bermain baru jika ingin sukses di musim ini.

Proses adaptasi ini menjadi cerita utama di sesi pramusim Bali United. Para pemain dituntut untuk meninggalkan zona nyaman mereka dan membuka diri terhadap pendekatan taktik yang lebih modern, kompleks, dan terkadang berbeda dari yang mereka jalani sebelumnya. Dari perubahan skema formasi hingga pendekatan permainan berbasis penguasaan bola, inilah perjalanan skuad Serdadu Tridatu dalam memahami filosofi sang pelatih baru.

Awal Era Baru di Pulau Dewata

Setelah lima musim bersama Stefano Cugurra dan meraih dua gelar Liga 1, manajemen Bali United memutuskan untuk melakukan penyegaran. Masuklah pelatih asal Eropa, Jan Veldman, seorang pelatih muda asal Belanda yang dikenal dengan filosofi sepak bola menyerang berbasis sistem, penguasaan bola dominan, dan pressing tinggi.

Kehadiran Veldman menandai awal dari era baru di Bali United. Bukan hanya soal taktik, tetapi juga pola pikir dan kultur bermain. Jika sebelumnya Bali United dikenal sebagai tim yang pragmatis dan efisien, kini mereka mencoba menjadi tim yang mengontrol permainan sejak menit pertama.

Dalam konferensi pers pertamanya, Veldman menyatakan bahwa ia ingin membawa identitas bermain khas Belanda ke dalam skuad Bali United.

“Saya ingin Bali United menjadi tim yang menghibur, agresif, dan tidak takut mengambil risiko. Kami akan bermain dengan sistem, bukan bergantung pada individu semata,” katanya.

Menuju Adaptasi Perubahan yang Terjadi

Setelah kedatangan pelatih baru, para pemain langsung merasakan perbedaan signifikan dalam pendekatan latihan dan strategi pertandingan. Beberapa perubahan utama yang diperkenalkan antara lain:

  • Perubahan Formasi Dasar

Jika sebelumnya Bali United sering bermain dengan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 dengan transisi cepat, Veldman mulai memperkenalkan variasi seperti 3-4-3 dan 4-1-2-3. Fokusnya adalah membangun serangan dari lini belakang dengan pola segitiga dan rotasi posisi antar lini.

Pemain bertahan kini tidak hanya dituntut untuk bertahan, tetapi juga membangun serangan. Kiper, bek tengah, hingga gelandang bertahan menjadi kunci dalam progresi bola ke depan.

  • Intensitas Pressing Tinggi

Veldman ingin timnya menekan lawan sedini mungkin, terutama saat bola hilang di area lawan. Strategi gegenpressing (counter-pressing) mulai dilatih intensif di sesi latihan. Artinya, semua pemain—dari striker hingga bek sayap—harus aktif menutup ruang dan merebut bola secepat mungkin.

  • Penguasaan Bola dan Positional Play

Filosofi possession football atau penguasaan bola menjadi menu utama dalam latihan. Pemain didorong untuk tidak terburu-buru mengirim bola ke depan, tetapi menjaga bola dengan rotasi, kontrol tempo, dan pencarian ruang melalui posisi.

Drill seperti rondo, small-sided games, dan latihan distribusi menjadi pemandangan sehari-hari di latihan Bali United.

  • Peran Baru untuk Pemain Kunci

Beberapa pemain mengalami perubahan peran. Misalnya, gelandang bertahan yang sebelumnya bertugas memutus serangan kini juga diminta menjadi playmaker dari belakang. Sementara winger dituntut tidak hanya menusuk ke dalam, tetapi juga turun membantu build-up.

Hal ini membuat banyak pemain harus belajar ulang cara bermain mereka.

Tanggapan Para Pemain

Adaptasi tentu bukan hal mudah. Banyak pemain Bali United yang mengakui bahwa gaya bermain pelatih baru ini menantang, namun mereka menyambutnya dengan antusias karena diyakini bisa meningkatkan kualitas permainan individu maupun tim.

  • Ricky Fajrin “Kami Belajar Setiap Hari”

Bek senior Ricky Fajrin mengungkapkan bahwa ia harus menyesuaikan diri terutama dalam membangun serangan dari belakang.

“Biasanya saya lebih fokus bertahan dan memberi umpan panjang, tapi sekarang saya dilatih untuk tetap tenang, mencari opsi umpan pendek, dan bergerak lebih aktif tanpa bola. Ini sulit, tapi juga menarik. Kami belajar setiap hari,” ujarnya.

  • Brwa Nouri “Lebih Menantang Secara Taktis”

Gelandang asal Irak, Brwa Nouri, mengaku filosofi pelatih baru lebih menantang secara taktik.

“Saya dituntut untuk tidak hanya mengamankan lini tengah, tapi juga jadi penyalur bola utama dari belakang. Harus tahu kapan membuka ruang, kapan bertahan, dan kapan menyerang. Banyak aspek teknis dan mental yang diasah,” katanya.

  • Privat Mbarga “Lebih Banyak Tanggung Jawab”

Penyerang cepat Privat Mbarga menyambut baik perubahan ini meski peran ofensifnya kini diiringi tugas bertahan.

“Saya biasa berlari cepat menyerang, tapi sekarang saya juga harus pressing dan membantu pertahanan. Jadi lebih lelah, tapi lebih seru,” canda Mbarga.

Peran Akademi dan Pemain Muda

Salah satu fokus pelatih baru adalah regenerasi tim dan pemanfaatan pemain muda. Dalam beberapa sesi latihan, banyak pemain dari akademi Bali United yang diberi kesempatan berlatih bersama tim utama.

Veldman ingin membangun budaya meritokrasi, di mana pemain terbaiklah yang akan dimainkan—tanpa memandang usia atau reputasi. Ia percaya bahwa sistem yang baik akan mendukung perkembangan pemain muda secara alami.

Gelandang muda I Kadek Arel mengungkapkan rasa bangganya bisa belajar langsung dari pelatih dengan filosofi modern.

“Saya senang karena banyak ilmu baru. Pelatih menjelaskan kenapa kita melakukan sesuatu, bukan hanya menyuruh. Jadi kami paham konsepnya,” kata Arel.

Tantangan yang Dihadapi

Meski penuh potensi, adaptasi ini tidak berjalan mulus tanpa hambatan. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

  • Keterbatasan Waktu Pramusim

Dengan waktu persiapan yang relatif singkat, tidak mudah mengubah pola bermain yang telah mengakar selama bertahun-tahun. Pemain harus cepat memahami instruksi dan menerapkannya dalam laga uji coba.

  • Faktor Mentalitas

Perubahan bukan hanya soal teknik dan taktik, tetapi juga mentalitas. Beberapa pemain senior harus melepaskan kebiasaan lama dan berani keluar dari zona nyaman. Ini membutuhkan kedewasaan dan komitmen tinggi.

  • Risiko di Laga Kompetitif

Karena gaya bermain ini menuntut tim bermain terbuka dan menyerang, ada risiko Bali United jadi lebih rentan saat kehilangan bola. Jika belum benar-benar matang, strategi ini bisa jadi bumerang.

Pelatih Veldman pun sadar akan hal ini. “Kami tidak akan sempurna dalam sebulan. Proses adaptasi butuh waktu, tapi saya melihat potensi besar di tim ini,” katanya.

Hasil Uji Coba Progres Bertahap

Dalam beberapa laga uji coba, Bali United menunjukkan progres bertahap. Meskipun hasilnya belum selalu positif, permainan tim mulai terlihat lebih rapi dalam build-up dan pressing. Pemain tampak lebih sabar dalam mengolah bola, meskipun koordinasi antar lini masih perlu perbaikan.

Lawan-lawan yang dihadapi juga bervariasi, mulai dari tim lokal hingga klub luar negeri yang datang ke Indonesia untuk beruji coba. Dari laga tersebut, Veldman bisa mengevaluasi posisi mana yang butuh perbaikan serta pemain mana yang paling siap menjalankan sistemnya.

Harapan Menyambut Musim Baru

Bali United menatap musim baru dengan harapan besar. Target utama klub tentu tetap berprestasi, namun kini dengan cara bermain yang lebih atraktif dan modern. Manajemen klub menegaskan bahwa mereka mendukung penuh program pelatih dan siap bersabar dengan proses transisi ini.

CEO Bali United, Yabes Tanuri, menyebut bahwa masa depan klub ada di tangan filosofi bermain yang jelas dan jangka panjang.

“Kami ingin Bali United dikenal bukan hanya karena menang, tapi juga karena cara bermain yang menarik dan identitas yang kuat. Kami percaya dengan pelatih baru dan tim pelatih,” ujarnya.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE