1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Akhir yang Pahit: PSIS Semarang Tersandung di Laga Penutup Kontra Barito Putera

Musim Liga 1 2024/2025 berakhir dengan rasa getir bagi PSIS Semarang. Harapan untuk menutup kompetisi dengan kemenangan di kandang sendiri justru berubah menjadi kekecewaan mendalam. Laskar Mahesa Jenar harus mengakui keunggulan Barito Putera dalam pertandingan terakhir mereka, yang berakhir dengan skor 1-2 di Stadion Jatidiri. Kekalahan ini tak hanya membuat pendukung kecewa, tetapi juga mempertegas sejumlah masalah yang belum terselesaikan sepanjang musim.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam jalannya pertandingan, analisis performa PSIS musim ini, reaksi para pihak internal, dampak kekalahan terhadap masa depan klub, serta bagaimana PSIS harus menata ulang arah untuk kembali bersinar di musim mendatang.

Babak Pertama Awal Cerah yang Menyesatkan

Sejak peluit pertama ditiup, suasana Stadion Jatidiri dipenuhi harapan. Ribuan suporter PSIS yang memadati tribun datang dengan semangat tinggi, berharap tim kesayangannya dapat menutup musim dengan kemenangan manis. Harapan tersebut sempat menyala terang saat Lucas Barreto mencetak gol pembuka pada menit ke-40. Sundulan mematikan dari striker asing tersebut membawa PSIS unggul sementara.

Namun, seperti yang kerap terjadi musim ini, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Jelang babak pertama usai, Barito Putera menyamakan kedudukan lewat tendangan keras Murilo Mendes dari luar kotak penalti. Skor 1-1 menutup babak pertama, dan momentum pertandingan perlahan bergeser ke pihak lawan.

Babak Kedua Blunder dan Kehilangan Fokus

Di awal babak kedua, PSIS Semarang tampak kehilangan arah. Koordinasi lini belakang terlihat berantakan, komunikasi antarpemain menurun, dan stamina pemain terlihat menipis. Barito Putera yang tampil lebih lepas memanfaatkan kondisi ini dengan baik. Pada menit ke-47, Lucas Morelatto mencetak gol kedua bagi tim tamu setelah memanfaatkan bola muntah dari tembakan sebelumnya.

Gol tersebut seolah menjadi pukulan telak yang tak mampu dibalas oleh PSIS. Meskipun mencoba melakukan beberapa pergantian pemain dan berusaha menekan, kualitas penyelesaian akhir menjadi kelemahan nyata. Skor 1-2 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan wasit. PSIS kembali gagal mencetak poin di kandang sendiri—sebuah tren buruk yang terlalu sering terjadi musim ini.

Statistik Suram PSIS Semarang di Liga 1 2024/2025

Untuk memahami kedalaman krisis yang dihadapi PSIS, mari kita simak beberapa statistik penting:

  • Total Pertandingan: 34
  • Kemenangan: 6
  • Hasil Imbang: 7
  • Kekalahan: 21
  • Poin Akhir: 25
  • Posisi Klasemen: 18 (Juru kunci)

Catatan kebobolan PSIS menjadi salah satu yang terburuk di liga, dengan rata-rata hampir 2 gol per pertandingan. Lini depan pun tak kalah mengecewakan. Beberapa peluang emas di berbagai laga terbuang sia-sia karena lemahnya finishing.

Masalah Internal Rotasi Tak Efektif dan Kepemimpinan Lemah

Musim ini PSIS kerap mengganti komposisi pemain dan bahkan pelatih, tetapi perubahan tersebut tak kunjung membawa perbaikan signifikan. Tidak adanya fondasi yang kuat di ruang ganti serta kurangnya kepemimpinan dari sosok sentral menjadi sorotan utama.

Caretaker M. Ridwan yang ditunjuk untuk menutup musim bahkan sempat mengaku kesulitan membangkitkan motivasi tim. Dalam sesi konferensi pers pascapertandingan, ia menyampaikan rasa kecewa dan meminta maaf kepada seluruh pendukung Mahesa Jenar.

“Kami sadar, ini bukan hasil yang diharapkan semua pihak. Kami mohon maaf. Tim ini butuh restrukturisasi besar-besaran agar kembali kompetitif,” ujar Ridwan.

Respons Emosional dari Suporter

Suporter setia PSIS yang biasa disebut Panser Biru dan Snex menunjukkan kekecewaan mereka dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Berbenah atau Mati”. Teriakan dan nyanyian yang biasanya membangkitkan semangat kini berganti menjadi kritikan keras dan permintaan perubahan.

Banyak suporter menyuarakan kekecewaan terhadap manajemen klub yang dianggap terlalu pasif dalam merekrut pemain berkualitas, serta terlalu sering mengganti pelatih tanpa rencana jangka panjang.

Performa Pemain Asing yang Tak Konsisten

Musim ini, PSIS mendatangkan beberapa pemain asing dengan ekspektasi tinggi. Namun hanya sebagian kecil yang mampu menunjukkan performa memuaskan. Lucas Barreto memang mencetak sejumlah gol, tetapi kontribusinya kurang stabil. Sementara itu, pemain seperti Jonathan Cantillana dan Taisei Marukawa mengalami penurunan performa drastis.

Minimnya sinergi antara pemain lokal dan asing menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan. Akibatnya, lini tengah kerap terputus dari lini depan maupun belakang. PSIS seakan kehilangan identitas permainan yang pernah menjadi kekuatan mereka beberapa musim lalu.

Barito Putera Selamat PSIS Terdegradasi

Kemenangan atas PSIS membuat Barito Putera finis di peringkat ke-15 dan selamat dari degradasi. Sebaliknya, PSIS harus menerima kenyataan pahit: mereka kembali ke Liga 2 setelah enam musim berkompetisi di kasta tertinggi. Ini merupakan pukulan telak bagi klub yang memiliki sejarah panjang di sepak bola Indonesia.

Implikasi Degradasi Finansial dan Citra Klub

Degradasi ke Liga 2 tentu membawa implikasi besar bagi PSIS, baik secara finansial maupun citra. Pendapatan dari hak siar, sponsor, dan penjualan tiket dipastikan menurun drastis. Beberapa pemain andalan diprediksi akan hengkang, sementara sulit untuk menarik pemain berkualitas untuk bersaing di kasta kedua.

Manajemen klub harus bekerja ekstra keras untuk mempertahankan stabilitas finansial dan menjaga kepercayaan para investor dan mitra sponsor.

Apa yang Harus Dilakukan PSIS

Setelah keterpurukan ini, ada beberapa langkah penting yang harus dilakukan PSIS Semarang agar bisa bangkit kembali:

  • Audit Internal Menyeluruh

Lakukan evaluasi total terhadap seluruh aspek klub, mulai dari manajemen, pelatih, hingga pemain.

  • Rekrut Pelatih Visioner

PSIS membutuhkan pelatih yang tidak hanya taktis, tetapi juga mampu membangun mentalitas dan identitas tim.

  • Kembangkan Akademi Lokal

Mengoptimalkan potensi talenta muda dari Jawa Tengah bisa menjadi kunci jangka panjang untuk memperkuat fondasi klub.

  • Bangun Hubungan yang Lebih Kuat dengan Suporter

Libatkan komunitas suporter dalam diskusi dan perencanaan, karena mereka adalah ruh klub.

  • Perkuat Mental dan Fisik Pemain

Pelatihan taktik harus diimbangi dengan peningkatan daya tahan fisik dan mentalitas juara.

Harapan ke Depan

Meski terluka, semangat PSIS Semarang tak boleh padam. Degradasi bisa menjadi awal dari kebangkitan jika ditanggapi dengan langkah-langkah nyata dan positif. Klub seperti Persik Kediri dan PSS Sleman pernah mengalami hal serupa dan berhasil bangkit kembali ke Liga 1.

PSIS punya segalanya—suporter loyal, sejarah panjang, dan basis komunitas yang kuat. Yang dibutuhkan hanyalah arah baru yang lebih segar dan konsisten.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE