Sepak bola Indonesia sedang bergerak menuju babak baru. Setelah sekian lama Liga 4 berada di balik bayang-bayang liga-liga profesional di atasnya, akhirnya perhatian mulai diarahkan ke kompetisi akar rumput ini. Keputusan PSSI untuk melakukan undian ulang pembagian grup babak 64 besar Liga 4 menjadi langkah penting dalam membangun kepercayaan publik. Tak sekadar respons atas kontroversi sebelumnya, tetapi juga sinyal kuat bahwa federasi mulai serius menggarap fondasi sepak bola nasional.
Langkah ini disambut dengan penuh apresiasi oleh para pelaku dan klub peserta Liga 4, yang selama ini haus akan keadilan, transparansi, dan perhatian setara.
Kilas Balik Kontroversi Undian Pertama
Sebelumnya, proses undian pembagian grup babak 64 besar Liga 4 sempat menuai polemik. Banyak pihak, termasuk klub dan pengamat, menyoroti ketidakjelasan mekanisme serta dugaan ketidakterbukaan dalam proses pengundian. Beberapa klub bahkan secara terbuka mengajukan protes atas hasil yang mereka nilai janggal dan tidak seimbang dari sisi kekuatan tim maupun lokasi pertandingan.
Keluhan tersebut tidak hanya dilayangkan melalui media sosial, namun juga secara resmi ke PSSI. Tekanan publik pun kian menguat.
Respon Tegas PSSI Undian Ulang Sebagai Bentuk Koreksi
Menjawab kritik tersebut, PSSI melalui Ketua Umum Erick Thohir dan Komite Kompetisi segera melakukan evaluasi menyeluruh. Dalam konferensi pers, Erick menegaskan bahwa PSSI tidak alergi terhadap kritik dan siap memperbaiki diri. Undian ulang pun diputuskan sebagai bentuk komitmen terhadap fair play dan transparansi.
Dalam pelaksanaannya, proses undian ulang digelar terbuka dan disiarkan secara langsung di kanal resmi PSSI. Setiap klub diberi akses untuk menyaksikan jalannya undian, dan seluruh mekanisme dijelaskan secara rinci di awal acara.
Reaksi Klub Rasa Syukur dan Harapan Baru
Setelah proses undian ulang rampung, atmosfer positif langsung terasa. Sejumlah klub menyampaikan apresiasi terbuka kepada PSSI atas keberanian mengambil langkah korektif yang jarang dilakukan di masa lalu.
- Persipare Parepare (Sulawesi Selatan)
Manajer Persipare, Andi Ruslan, menyatakan, “Kami sangat mengapresiasi keputusan PSSI yang menunjukkan keberpihakan pada keadilan. Proses undian kali ini jauh lebih transparan, dan semua klub merasa diperlakukan setara.”
- PS Kamasan (Papua Barat)
Perwakilan PS Kamasan mengaku lega karena kini mereka tidak lagi dipasangkan dalam grup dengan dominasi klub dari Pulau Jawa. “Setidaknya, kali ini kami punya peluang yang lebih seimbang untuk lolos. Terima kasih PSSI,” ucap pelatih kepala mereka.
- Persikas Subang (Jawa Barat)
Mereka menilai langkah ini adalah bentuk nyata transformasi federasi. “Semangat reformasi dalam tubuh PSSI harus terus dijaga. Jangan hanya berhenti di Liga 1 dan Liga 2,” tegas Manajer Persikas, Wahyu Sugiarto.
Dampak Positif Moral Klub dan Pemain Meningkat
Keputusan melakukan undian ulang tidak hanya menumbuhkan rasa keadilan, tetapi juga meningkatkan semangat bertanding para pemain. Banyak klub melaporkan bahwa atmosfer latihan menjadi lebih antusias setelah hasil undian baru diumumkan.
Pemain muda yang sebelumnya pesimistis karena melihat grup terlalu berat, kini kembali termotivasi untuk menunjukkan performa terbaik. Efek psikologis positif ini menjadi aset tak ternilai dalam perkembangan pemain di level akar rumput.
Tantangan Baru Jadwal dan Logistik
Meskipun hasil undian ulang menuai apresiasi, bukan berarti semuanya berjalan mulus. Perubahan grup membuat sebagian klub harus menyesuaikan ulang rencana perjalanan dan logistik yang sebelumnya sudah disiapkan.
Namun, mayoritas klub menyikapi hal ini dengan bijak. “Ini bagian dari proses. Kami siap menyesuaikan ulang jadwal dan anggaran karena pada akhirnya ini demi kompetisi yang lebih adil,” kata Manajer PS Indrapura dari Sumatera Utara.
PSSI dan Blueprint Pembinaan Nasional
Langkah PSSI dalam merespons situasi Liga 4 juga menunjukkan bahwa federasi kini semakin serius dalam menyusun blueprint pembinaan sepak bola nasional. Liga 4, meskipun berada di kasta terbawah, dianggap sebagai pintu masuk utama pencarian bakat lokal dari seluruh pelosok negeri.
Dengan sistem kompetisi yang adil dan profesional, bakat-bakat muda dari daerah bisa mendapatkan panggung lebih luas. Liga 4 pun perlahan bisa menjadi etalase baru bagi klub-klub Liga 1 dan Liga 2 dalam mencari pemain potensial.
Peran Asprov dan Askab
Keberhasilan undian ulang ini juga tak lepas dari keterlibatan aktif Asosiasi Provinsi (Asprov) dan Asosiasi Kabupaten (Askab). Mereka menjadi penghubung antara klub dan PSSI, serta ikut memastikan bahwa setiap informasi disampaikan secara transparan kepada peserta di daerah.
Beberapa Asprov bahkan secara mandiri membuat sesi tanya jawab untuk mengurai kebingungan klub terhadap format dan sistem pertandingan.
Media dan Transparansi Publik
Salah satu catatan positif dari proses ini adalah peran media dalam mendorong keterbukaan. Sorotan media terhadap proses awal yang kontroversial membuat federasi tidak bisa tinggal diam. Publikasi yang jujur dan tajam menjadi pengawas tidak resmi terhadap integritas sepak bola kita.
PSSI pun kini semakin terbuka dalam menyampaikan setiap proses pengambilan keputusan, termasuk menyertakan media dalam sesi diskusi teknis sebelum dan sesudah undian ulang.
Harapan Jangka Panjang Liga 4 Sebagai Pilar Pembinaan
Banyak yang berharap bahwa momentum ini tidak sekadar menjadi respons sesaat, tetapi menjadi langkah awal transformasi jangka panjang bagi Liga 4. Klub-klub akar rumput berharap adanya:
- Standarisasi kompetisi
- Pelatihan pelatih bersertifikasi
- Pendanaan yang lebih merata
- Perhatian terhadap infrastruktur dasar
Ketua Umum PSSI sendiri menyebut bahwa ke depannya Liga 4 bisa menjadi liga semi-profesional yang melibatkan sponsor lokal, liputan televisi regional, dan bahkan sistem scouting nasional.
Suara Suporter Dukungan dari Tribun Daerah
Tak kalah menarik, antusiasme juga datang dari kalangan suporter lokal. Di kota-kota kecil, klub Liga 4 adalah simbol identitas daerah. Dukungan moral dari suporter yang merasa proses kini lebih adil menjadi motivasi tambahan bagi tim.
Di media sosial, tagar seperti #Liga4Adil #PSSIBaru #UndianUlangFair sempat viral, menunjukkan dukungan masyarakat terhadap langkah federasi.
Perubahan Dimulai dari Keberanian Mengakui Kekeliruan
PSSI telah menunjukkan bahwa keberanian untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan adalah kunci perubahan. Melalui undian ulang 64 besar Liga 4, federasi tidak hanya memperbaiki satu babak kompetisi, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap arah baru sepak bola nasional.
Klub-klub menyambut ini dengan positif, masyarakat ikut mendukung, dan atmosfer sepak bola akar rumput kembali bergairah. Inilah angin segar yang lama ditunggu. Tinggal bagaimana PSSI menjaga konsistensi dan menjadikan Liga 4 sebagai fondasi kokoh bagi masa depan sepak bola Indonesia.
Baca Juga: