Aston Villa harus menelan pil pahit setelah kalah 2-0 dari Manchester United di laga penutup Premier League, yang membuat mereka tersingkir dari persaingan menuju Liga Champions musim depan hanya karena kalah selisih gol. Namun, sorotan utama bukan hanya pada skor akhir, melainkan pada insiden kontroversial yang terjadi di menit ke-73.
Dalam kondisi tertinggal dan bermain dengan 10 orang usai kartu merah yang diterima kiper Emiliano Martinez di babak pertama, Villa nyaris mendapatkan harapan baru saat Morgan Rogers mencetak gol spektakuler. Rogers berhasil merebut bola dari kiper United, Altay Bayindir, dan melepas tembakan ke gawang kosong. Namun, wasit Thomas Bramall langsung meniup peluit dan menganulir gol tersebut dengan alasan pelanggaran terhadap kiper.
Kontroversi muncul karena peluit ditiup sebelum bola masuk ke gawang, membuat VAR tidak bisa melakukan intervensi sesuai protokol. Kapten Villa, John McGinn, menyebut keputusan tersebut sebagai “sangat luar biasa” dan mempertanyakan mengapa wasit tidak membiarkan permainan berjalan lebih dulu sebelum mengambil keputusan.
Villa, yang hanya butuh satu poin untuk mengamankan posisi lima besar, akhirnya finis di peringkat keenam. Mereka pun secara resmi mengajukan keluhan kepada PGMOL terkait penunjukan Thomas Bramall sebagai wasit di laga krusial tersebut.
Kekecewaan Villa tak hanya karena kekalahan, tetapi juga karena harapan tampil di panggung elit Eropa pupus akibat satu keputusan wasit yang tak bisa ditinjau ulang. Drama ini akan meninggalkan bekas mendalam bagi tim asuhan Unai Emery yang tampil konsisten sepanjang musim, namun gagal mencapai mimpi Liga Champions di garis finis.
Aston Villa Layangkan Protes ke PGMOL Usai Kontroversi Kekalahan di Old Trafford
Aston Villa resmi mengajukan keluhan kepada PGMOL setelah kekalahan 2-0 dari Manchester United yang menggagalkan harapan mereka tampil di Liga Champions musim depan. Dapatkan informasi odds terbaik dan paling kompetitif dari SBOTOP setiap hari dengan link akses alternatif SBOTOP di inisboku Klub asal Birmingham itu mempertanyakan keputusan wasit Thomas Bramall yang menganulir gol Morgan Rogers di menit ke-73 dalam laga penentuan di Old Trafford.
Insiden krusial terjadi ketika Rogers berhasil merebut bola dari kiper United, Altay Bayindir, dan mencetak gol ke gawang kosong. Namun, wasit Bramall meniup peluit lebih dulu, menganggap Bayindir sudah menguasai bola sebelum disentuh Rogers. Tayangan ulang justru menunjukkan bahwa sang kiper belum sepenuhnya menguasai bola saat Rogers melakukan intersep. Karena peluit telah dibunyikan sebelum bola melewati garis, VAR tidak dapat mengintervensi—menyulut frustrasi di kubu Villa.
Tiga menit setelah insiden tersebut, United mencetak gol melalui Amad Diallo, sebelum penalti Christian Eriksen di menit ke-87 memastikan kemenangan bagi tuan rumah. Hasil ini membuat Villa tetap di posisi keenam klasemen akhir, terpaut selisih gol dari zona Liga Champions. Padahal, hasil imbang sudah cukup untuk mengangkat mereka ke posisi lima besar, menyusul kekalahan Newcastle dari Everton.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Minggu malam, Aston Villa menyampaikan: “Klub telah menulis surat kepada PGMOL untuk menyampaikan keprihatinan atas proses pemilihan ofisial pertandingan setelah pertandingan hari ini dengan Manchester United di Old Trafford.
Keputusan kontroversial tersebut tak hanya berdampak pada hasil satu pertandingan, tapi juga menghancurkan ambisi Villa untuk kembali ke kompetisi elit Eropa setelah penantian panjang. Kini, perhatian tertuju pada bagaimana PGMOL merespons protes resmi yang bisa memicu evaluasi lebih dalam terhadap keputusan wasit di laga-laga krusial Premier League.
Aston Villa Pertanyakan Penunjukan Wasit dan Efektivitas VAR Usai Gagal ke Liga Champions
Aston Villa menegaskan kekecewaannya secara terbuka terhadap kepemimpinan wasit Thomas Bramall dalam laga krusial melawan Manchester United yang berakhir dengan kekalahan 2-0 dan menggagalkan ambisi mereka tampil di Liga Champions musim depan. Bagi anda pecinta permainan game slot online live RTP Tertinggi capai 98% maka SBOTOP menjadi tempat terbaik dan paling direkomendasikan bagi anda hari ini dengan bonus selamat datang 100 Free Spin untuk semua game slot dari Pragmatic Play di SBOTOP. Dalam pernyataan resmi klub, Villa menyoroti keputusan kontroversial yang membatalkan gol Morgan Rogers di menit ke-73, serta mempertanyakan metodologi pemilihan wasit untuk laga-laga penentu seperti ini.
Dengan menyisakan 17 menit dalam pertandingan dan skor masih 0-0, Rogers sempat mencetak gol setelah merebut bola dari kiper Altay Bayindir. Namun, wasit Bramall meniup peluit sebelum bola masuk ke gawang, menganggap kiper United sudah menguasai bola—keputusan yang langsung menganulir gol tanpa kesempatan untuk ditinjau ulang oleh VAR. Tayangan ulang justru menunjukkan bahwa Bayindir belum memiliki kendali penuh atas bola ketika direbut oleh Rogers.
Villa menilai bahwa keputusan meniup peluit terlalu cepat tidak sejalan dengan pedoman wasit yang berlaku musim ini, di mana instruksi yang umum adalah membiarkan permainan berlanjut demi memberi ruang untuk evaluasi VAR. Ironisnya, teknologi VAR yang dirancang untuk mencegah kesalahan seperti ini malah tak bisa digunakan karena prosedur yang tidak tepat dari sang wasit.
Poin lain yang disoroti adalah pengalaman Bramall. Dari 10 wasit yang memimpin pertandingan pada hari terakhir Premier League, Bramall tercatat sebagai yang paling minim pengalaman. Villa menegaskan bahwa pertandingan dengan taruhan besar seperti ini seharusnya dipimpin oleh wasit yang lebih senior dan berpengalaman.
Walau kami sadar hasil akhirnya tidak akan berubah, penting bagi kami untuk mengangkat isu ini demi masa depan,” ujar pernyataan klub. “Pertandingan penentu layak mendapatkan pengawasan maksimal, baik dari segi penunjukan ofisial maupun pemanfaatan teknologi yang sudah disiapkan untuk menjamin keadilan.
Unai Emery Akui Keputusan Wasit Rugikan Villa, Namun Tetap Bangga dengan Capaian Musim Ini
Kontroversi kembali membayangi Premier League setelah Aston Villa kalah 2-0 dari Manchester United dalam laga terakhir musim ini. Gol Morgan Rogers yang dianulir di menit ke-73 menjadi titik balik krusial, dan pelatih Villa, Unai Emery, secara terbuka menyebut insiden itu sebagai kesalahan besar meskipun memilih untuk tidak memperpanjang perdebatan mengenai VAR.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh pusat pertandingan Premier League di platform X, dijelaskan bahwa keputusan wasit Thomas Bramall untuk memberikan tendangan bebas kepada United didasarkan pada penilaian bahwa kiper Altay Bayindir telah menguasai bola sebelum Rogers menyambarnya. Karena peluit telah ditiup sebelum bola melewati garis, VAR tidak diizinkan melakukan intervensi.
Emery sendiri mengonfirmasi bahwa Bramall mengakui kesalahan tersebut setelah pertandingan. “Tayangan ulangnya jelas, tetapi tentu saja kami harus menerimanya. Itu adalah kesalahan besar,” ucap Emery kepada TNT Sports. Ia juga menegaskan bahwa momen tersebut sangat krusial dalam jalannya laga, namun tak ingin mengkambinghitamkan teknologi VAR atau menjadikan insiden itu alasan utama kegagalan timnya.
Meski kecewa gagal lolos ke Liga Champions hanya karena kalah selisih gol, Emery tetap memuji semangat juang timnya, terutama setelah kehilangan kiper utama, Emiliano Martinez, sejak babak pertama. “Kami tampil tangguh dengan satu pemain lebih sedikit. Gol itu bisa memberi kami keunggulan dan peluang besar untuk bertahan. Tapi saya tetap bangga. Target kami adalah lolos ke kompetisi Eropa, dan kami berhasil mencapainya,” tutup Emery.
Aston Villa akan tampil di Liga Europa musim depan, dan meski terasa pahit karena hanya terpaut satu poin dari zona Liga Champions, musim ini tetap dianggap sebagai pencapaian penting dalam proyek jangka panjang Emery bersama The Villans.
Baca juga :