1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP: Cahya Supriadi Siap Buktikan Diri Ingin Jadi Pilar Tetap di Bawah Mistar Timnas

Dunia sepak bola Indonesia saat ini tengah mengalami transisi penting, terutama dalam hal regenerasi pemain muda di tim nasional. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Cahya Supriadi, penjaga gawang muda bertalenta yang tampil impresif dalam berbagai ajang kelompok umur dan kini mulai menapakkan kaki di panggung sepak bola senior. Dalam usianya yang masih muda, Cahya menunjukkan kematangan yang luar biasa, serta ambisi besar untuk menjadi sosok utama di bawah mistar gawang Merah Putih.

Meski jalan menuju posisi kiper utama tim nasional tidak mudah, Cahya memiliki semangat, kerja keras, dan mentalitas yang tak tergoyahkan. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa dirinya ingin terus dipercaya dan berkomitmen penuh untuk menjadi pilar penting dalam skuat Garuda.

Awal Karier Bakat Alam yang Terasah

Cahya Supriadi lahir di Karawang, Jawa Barat, dan menunjukkan ketertarikan pada sepak bola sejak usia sangat dini. Sejak kecil, ia sudah gemar bermain bola di lapangan kampung bersama teman-temannya. Uniknya, meskipun banyak anak seusianya bercita-cita menjadi striker atau gelandang, Cahya justru lebih senang berdiri di bawah mistar.

“Saya merasa punya tantangan lebih ketika menjaga gawang. Menjadi kiper itu bukan hanya tentang refleks, tapi juga soal membaca permainan dan memimpin lini belakang,” ungkap Cahya dalam sebuah wawancara.

Bakatnya mulai terlihat saat ia bergabung dengan SSB (Sekolah Sepak Bola) lokal di Karawang. Dari situ, performa apiknya membawanya ke seleksi Timnas U-16 dan menjadi bagian penting dalam skuat Garuda Muda di berbagai turnamen internasional.

Bersinar di Timnas U-16 dan U-19

Nama Cahya mulai dikenal luas publik ketika ia tampil impresif bersama Timnas Indonesia U-16 pada Piala AFF U-16 beberapa tahun lalu. Dalam turnamen tersebut, Cahya beberapa kali mencatatkan clean sheet dan menjadi penentu kemenangan dalam adu penalti.

Kemampuannya dalam membaca arah bola, refleks yang cepat, serta ketenangan dalam situasi genting menjadikannya sebagai andalan di level usia muda. Bahkan, sejumlah pelatih menyebut bahwa Cahya memiliki potensi untuk menjadi penjaga gawang utama Indonesia di masa depan.

“Cahya memiliki karakter sebagai pemimpin di lapangan. Ia vokal, tangguh, dan punya insting yang tajam,” ujar salah satu pelatih Timnas U-19.

Bergabung dengan Persija Jakarta

Langkah penting dalam karier Cahya Supriadi terjadi ketika ia bergabung dengan akademi Persija Jakarta. Klub ibu kota ini dikenal memiliki sistem pembinaan pemain muda yang solid dan memberikan kesempatan kepada talenta muda untuk berkembang.

Di Persija, Cahya menimba ilmu dari pelatih-pelatih berpengalaman serta berlatih bersama para pemain senior. Ia belajar langsung dari penjaga gawang utama Macan Kemayoran, dan secara bertahap menunjukkan performa konsisten dalam ajang Liga 1 dan turnamen pra-musim.

Meski belum selalu menjadi starter, Cahya tak pernah kehilangan motivasi. Baginya, setiap sesi latihan adalah momen pembuktian. Ia selalu menunjukkan sikap profesional dan siap kapan pun diberikan kepercayaan.

Disorot Media dan Dipanggil Timnas Senior

Performa apiknya di level klub dan usia muda menarik perhatian pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Pada beberapa kesempatan pemanggilan tim nasional senior, nama Cahya mulai muncul sebagai opsi kiper pelapis, bersaing dengan nama-nama seperti Nadeo Argawinata dan Ernando Ari.

Dalam latihan bersama Timnas senior, Cahya memperlihatkan perkembangan signifikan. Ia belajar tentang atmosfer kompetisi yang lebih keras, tuntutan fisik yang tinggi, serta pentingnya menjaga fokus dalam tekanan.

“Saya merasa setiap momen bersama tim nasional adalah pembelajaran. Saya tidak hanya datang untuk numpang lewat, saya ingin terus dipercaya dan menunjukkan bahwa saya pantas,” tegas Cahya.

Tantangan Menjadi Kiper Utama Timnas

Menjadi kiper utama tim nasional Indonesia tentu bukan hal yang mudah. Selain persaingan ketat antar penjaga gawang, tekanan dari publik dan media juga sangat besar. Satu kesalahan bisa menjadi bumerang, sementara performa bagus kadang luput dari sorotan.

Namun Cahya memahami hal tersebut sebagai bagian dari proses. Ia mengaku belajar banyak dari para seniornya dan terus berusaha memperbaiki kelemahan teknis maupun mental.

“Setiap kiper pasti pernah membuat kesalahan. Tapi yang membedakan adalah bagaimana kita bangkit. Saya belajar dari itu semua dan terus mencoba menjadi lebih baik setiap harinya,” ujarnya.

Fokus pada Mentalitas dan Fisik

Cahya mengakui bahwa menjadi kiper tidak hanya mengandalkan kemampuan fisik dan teknik, tetapi juga mentalitas. Ia rutin mengikuti sesi pelatihan mental dan meditasi untuk menjaga fokus dan kestabilan emosi, terutama menjelang pertandingan penting.

Selain itu, ia juga menjaga kebugaran dengan ketat. Diet, tidur cukup, dan latihan khusus menjadi bagian dari rutinitas hariannya. Ia bahkan melakukan sesi analisis video secara mandiri untuk mengevaluasi posisi dan reaksi saat menghadapi tembakan lawan.

“Saya ingin membentuk diri saya menjadi kiper modern, yang tidak hanya mengandalkan insting tapi juga data dan teknologi,” kata Cahya.

Inspirasi dari Kiper Dunia

Dalam membentuk gaya bermainnya, Cahya mengaku terinspirasi oleh beberapa penjaga gawang top dunia. Ia menyebut nama-nama seperti Manuel Neuer, Alisson Becker, dan Gianluigi Donnarumma sebagai referensi dalam belajar.

Dari Neuer, ia belajar bagaimana menjadi sweeper keeper yang aktif dalam membangun serangan. Dari Alisson, ia mencontoh teknik pengambilan posisi dan ketenangan. Sementara dari Donnarumma, ia termotivasi bahwa usia muda bukan penghalang untuk tampil di level tertinggi.

“Setiap pemain punya gaya sendiri, tapi saya mencoba mengambil yang terbaik dari mereka dan mengadaptasikannya dengan gaya saya,” katanya.

Dukungan Keluarga dan Lingkungan

Di balik kesuksesan Cahya, ada peran besar dari keluarganya yang selalu mendukung sejak awal. Orang tuanya selalu hadir di tribun ketika ia bermain di Karawang, bahkan ketika hanya pertandingan kecil di tingkat sekolah.

“Keluarga saya selalu percaya bahwa saya bisa sukses lewat sepak bola. Mereka tidak pernah memaksakan, tapi selalu ada untuk mendukung,” ungkap Cahya dengan haru.

Tak hanya keluarga, lingkungan sekitar juga mendukung perkembangannya. Teman-teman dan pelatih di Karawang bangga melihat Cahya mengenakan jersey Garuda, dan mereka percaya suatu saat namanya akan tercatat sebagai legenda baru sepak bola Indonesia.

Mimpi Main di Piala Dunia

Setiap pemain pasti memiliki impian besar, dan bagi Cahya, mimpi itu adalah tampil di Piala Dunia bersama Indonesia. Ia menyadari bahwa jalan ke sana panjang dan tidak mudah, tapi keyakinannya tidak pernah pudar.

“Saya tahu ini bukan mimpi yang mudah, tapi saya percaya dengan kerja keras dan proses yang benar, Indonesia bisa menembus Piala Dunia, dan saya ingin menjadi bagian dari sejarah itu,” ujar Cahya dengan penuh keyakinan.

Pesan untuk Pemain Muda Indonesia

Sebagai sosok muda yang mulai dikenal luas, Cahya memiliki pesan bagi para pemain muda lainnya di seluruh Indonesia:

“Jangan takut bermimpi besar. Jangan mudah puas. Latih dirimu tidak hanya secara teknik, tapi juga mental dan disiplin. Sepak bola bukan hanya soal bakat, tapi tentang kerja keras dan konsistensi.”

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan. Menurutnya, menjadi pemain sepak bola bukan alasan untuk melupakan sekolah. Justru pengetahuan bisa membantu pemain dalam mengambil keputusan di dalam maupun luar lapangan.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE