Kisah Debut Ndredheg Khairul Fikri: Dari Kiper Ketiga PSIM Yogyakarta Menjadi Sorotan di SUGBK
Kiper ketiga PSIM Yogyakarta, Khairul Fikri, akhirnya merasakan panggung besar BRI Super League 2025/26. Nama yang selama ini jarang muncul di daftar susunan pemain tiba-tiba menjadi sorotan utama setelah dipercaya tampil sebagai starter dalam laga bergengsi melawan Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat, 28 November 2025.
Pertandingan pekan ke-14 itu bukan sekadar laga biasa. Dengan atmosfer luar biasa, tekanan besar, dan lawan yang bertabur bintang, debut Fikri seketika berubah menjadi momen bersejarah bagi kariernya. Meski PSIM harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 0-2, penampilan kiper berusia 22 tahun itu justru mendapat apresiasi luas dari pelatih, rekan setim, hingga para suporter.
Atmosfer SUGBK: Panggung Raksasa untuk Debut yang Tidak Terduga
SUGBK malam itu dipadati 56.150 penonton, menjadikannya laga dengan jumlah penonton tertinggi sepanjang gelaran BRI Super League musim ini. Sorak-sorai suporter Persija yang menggema dari segala penjuru membuat atmosfer pertandingan begitu mengintimidasi—bahkan untuk pemain yang sudah berpengalaman sekalipun.
Namun justru di tengah hiruk-pikuk spektakuler itulah, seorang kiper muda dari Yogyakarta mengambil peran penting.
Fikri yang selama ini lebih sering duduk di bangku cadangan mengaku kakinya bergetar saat keluar dari lorong stadion menuju lapangan hijau.
“Rasanya ndredheg, benar-benar gemetar. Sudah lama saya tidak tampil di pertandingan sebesar ini. Tapi saya bersyukur diberi kesempatan,” ucapnya usai laga.
Debut di stadion terbesar di Indonesia, menghadapi tim besar, dengan puluhan ribu pasang mata tertuju padanya—lebih dari cukup untuk membuat siapa pun gugup. Namun di balik tekanan itu, Fikri menunjukkan determinasi dan keberanian yang membuatnya layak dipuji.
Mengapa Fikri Mendapat Kesempatan Emas Ini?
Penampilan Fikri bukan sebuah kebetulan. Situasi PSIM membuatnya tiba-tiba berada dalam posisi yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya:
1. Kiper Utama, Cahya Supriadi, Dipanggil Timnas U-22
Cahya sedang membela Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 Thailand. Kepergiannya otomatis membuka satu slot penting di bawah mistar.
2. Kiper Kedua, Harlan Suardi, Cedera ACL
Cedera serius yang dialami Harlan dalam sesi latihan membuat PSIM kehilangan dua penjaga gawang sekaligus.
3. Fikri Jadi Harapan Terakhir di Posisi Kiper
Dengan kondisi krisis tersebut, pelatih Jean-Paul Van Gastel tak punya pilihan lain selain memberikan kepercayaan penuh kepada Fikri untuk tampil sebagai starter melawan Macan Kemayoran.
Padahal, terakhir kali Fikri bermain di laga kompetitif adalah saat PSIM masih berlaga di Liga 2 musim 2024/25, di mana ia hanya tampil tiga kali sebagai rotasi.
Namun sepak bola selalu penuh kejutan—dan kali ini giliran Fikri yang mendapatkan panggungnya.
Penampilan Fikri: Tenang di Tengah Badai Tekanan
Meski kebobolan dua gol dari serangan agresif Persija, performa Fikri dipandang cukup solid. Ia melakukan sejumlah penyelamatan penting, termasuk menahan tendangan jarak jauh dan membaca arah pergerakan bola dengan tenang.
Pelatih Van Gastel mengaku bangga meski timnya kalah.
“Saya sangat puas dengan penampilan Fikri. Situasinya sangat sulit, tapi dia menunjukkan mental kuat. Tidak mudah menjadi kiper ketiga dan langsung tampil di laga sebesar ini,” ujarnya.
Dalam beberapa momen, Fikri terlihat komunikatif dengan lini belakang. Ia juga beberapa kali sigap keluar dari sarangnya untuk memotong umpan terobosan—keberanian yang jarang terlihat dari kiper muda debutan.
Fikri: Gugup, Bersyukur, dan Ingin Tampil Lagi
Setelah pertandingan, Fikri tidak menutupi rasa gugupnya.
“Saya deg-degan sekali. Tapi alhamdulillah, saya berusaha melakukan yang terbaik. Terima kasih kepada pelatih dan tim yang sudah percaya,” katanya.
Bagi Fikri, kesempatan ini bukan sekadar debut—melainkan loncatan besar dalam perjalanan kariernya. Dari kiper ketiga yang jarang dilirik, kini ia mendapat pengalaman berharga yang bisa membentuk mentalitas dan kematangannya sebagai penjaga gawang.
Tak sedikit suporter PSIM yang mulai memberi dukungan di media sosial, memuji keberanian sang kiper muda menghadapi tim besar di panggung sebesar SUGBK.
Kesimpulan: Babak Baru untuk Kiper Muda PSIM
Debut “ndredheg” Khairul Fikri mungkin tidak berbuah kemenangan, tetapi ia telah memenangkan sesuatu yang lebih penting: kepercayaan.
Kepercayaan pelatih.
Kepercayaan rekan setim.
Dan yang tak kalah penting, kepercayaan dirinya sendiri.
Saat Cahya Supriadi belum kembali dari tugas negara dan Harlan Suardi masih menjalani pemulihan, Fikri kini menjadi opsi utama PSIM di bawah mistar. Jika ia mampu mempertahankan performanya, bukan tidak mungkin status “kiper ketiga” hanya akan menjadi cerita masa lalu.
BACA JUGA :












