Sejarah baru kembali ditorehkan oleh klub asal Tangerang Selatan, Dewa United FC, setelah memastikan diri melaju ke perempat final AFC Cup usai menumbangkan wakil Myanmar, Shan United, dengan skor meyakinkan. Laga yang berlangsung di Stadion Indomilk Arena itu menjadi saksi bagaimana tim berjuluk Tangsel Warriors tampil penuh determinasi dan menunjukkan kualitas permainan yang semakin matang di kancah Asia.
Kemenangan tersebut tidak hanya membawa Dewa United menorehkan prestasi tertinggi mereka sejauh ini di ajang internasional, tetapi juga menegaskan bahwa sepak bola Indonesia kini mulai menembus batas regional. Dengan gaya permainan modern dan kerja sama tim yang solid, anak asuh Janssen Ricardo sukses menundukkan tim tangguh asal Myanmar itu dalam duel yang berlangsung ketat sejak menit pertama.
Awal Laga yang Intens dan Penuh Ketegangan
Pertandingan antara Dewa United dan Shan United berlangsung di bawah atmosfer luar biasa. Ribuan suporter Dewa United memenuhi stadion dengan nyanyian dan koreografi megah, menciptakan suasana yang membakar semangat para pemain. Dari awal, laga ini sudah menunjukkan intensitas tinggi. Shan United datang dengan misi berat — mereka harus menang untuk menjaga peluang lolos. Sementara Dewa United hanya butuh hasil imbang, namun tetap memilih untuk tampil menyerang.
Sejak menit awal, Dewa United langsung menguasai bola dan mencoba membongkar pertahanan Shan United lewat permainan umpan pendek dan pergerakan cepat di sayap. Ryo Matsumura dan Risto Mitrevski tampil menonjol di sisi kiri, memberikan tekanan konstan terhadap barisan pertahanan Shan United. Sementara itu, Alex Martins menjadi ujung tombak yang siap memanfaatkan setiap peluang.
Di sisi lain, Shan United tak tinggal diam. Melalui duet Hein Phyo Win dan Aung Kaung Mann, mereka beberapa kali menebar ancaman lewat serangan balik cepat. Namun kiper Dewa United, Sonny Stevens, tampil sigap menutup ruang dan membuat beberapa penyelamatan penting di awal babak pertama.
Pada menit ke-24, peluang emas datang bagi Dewa United. Melalui skema umpan satu dua antara Ryo dan Alex, bola akhirnya mengarah ke Majed Osman yang berdiri bebas di depan kotak penalti. Sepakannya melengkung ke arah gawang, namun masih bisa ditepis oleh kiper Shan United, Kyaw Zin Htet, yang tampil heroik. Sorakan kecewa terdengar dari tribun, tetapi momentum serangan itu menjadi tanda bahwa Dewa United mulai menemukan ritme terbaik mereka.
Gol Pembuka yang Menggetarkan Stadion
Gol yang ditunggu akhirnya datang pada menit ke-38. Bermula dari sepak pojok yang dieksekusi oleh Ryo Matsumura, bola meluncur tajam ke arah tiang jauh dan disambut dengan sundulan keras Risto Mitrevski. Bola menghujam deras ke gawang Shan United, membuat ribuan penonton bersorak gembira. Skor berubah menjadi 1-0 untuk Dewa United, dan para pemain langsung berlari ke pinggir lapangan merayakan gol itu bersama pelatih mereka.
Gol tersebut bukan hanya hasil dari keunggulan fisik, tetapi juga kecermatan taktik. Pelatih Janssen Ricardo memang terlihat menginstruksikan para pemainnya untuk memanfaatkan bola mati sebagai senjata utama melawan tim Myanmar yang cenderung bertahan rapat. Strategi itu terbukti berhasil.
Setelah unggul, Dewa United tidak menurunkan intensitas permainan. Mereka tetap menjaga penguasaan bola dan melakukan pressing tinggi untuk menutup ruang gerak lawan. Shan United tampak frustrasi karena kesulitan membangun serangan dengan rapi. Hingga babak pertama berakhir, skor 1-0 tetap bertahan untuk keunggulan tuan rumah.
Babak Kedua Pertarungan Fisik dan Mental
Memasuki babak kedua, pertandingan menjadi semakin menegangkan. Shan United mencoba meningkatkan tempo dan bermain lebih agresif. Mereka mulai mendorong lebih banyak pemain ke depan, sementara Dewa United harus menjaga keseimbangan antara bertahan dan menyerang.
Pada menit ke-52, Shan United hampir menyamakan kedudukan lewat peluang Hein Phyo Win yang melepaskan tendangan jarak jauh. Bola sempat membentur tiang gawang, membuat jantung pendukung Dewa United berdetak kencang. Namun, momen itu menjadi peringatan bagi para pemain tuan rumah untuk tidak lengah.
Menanggapi tekanan tersebut, Dewa United merespons dengan cepat. Pada menit ke-60, mereka melancarkan serangan balik mematikan. Dari sisi kanan, Karakaev Denis berlari kencang dan mengirimkan umpan silang mendatar ke dalam kotak penalti. Bola disambar oleh Alex Martins dengan satu sentuhan — dan kali ini bola bersarang di gawang Shan United. Skor berubah menjadi 2-0 untuk Dewa United.
Gol kedua ini mengubah jalannya pertandingan sepenuhnya. Shan United mulai kehilangan momentum, sementara Dewa United semakin percaya diri. Dukungan dari tribun semakin menggema, dan para pemain bermain dengan penuh semangat untuk mempertahankan keunggulan mereka.
Pertahanan Solid dan Kepemimpinan di Lapangan
Salah satu kunci keberhasilan Dewa United dalam laga ini adalah pertahanan yang luar biasa disiplin. Duet bek tengah Risto Mitrevski dan Kasim Botan tampil solid, menutup setiap ruang gerak striker Shan United. Mereka tidak hanya tangguh dalam duel udara, tetapi juga cermat dalam membaca arah serangan lawan.
Kiper Sonny Stevens juga layak mendapat apresiasi besar. Ia beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang, termasuk dua kali menggagalkan peluang emas di menit-menit akhir. Refleks cepat dan ketenangannya di bawah tekanan menjadi penopang kokohnya pertahanan Dewa United malam itu.
Selain aspek teknis, kepemimpinan di lapangan juga berperan besar. Kapten tim Marc Klok, yang baru direkrut dari Persib Bandung pada awal musim, menunjukkan kualitasnya sebagai pengatur tempo. Ia tidak hanya memberikan instruksi taktis kepada rekan-rekannya, tetapi juga tampil tenang dalam situasi sulit. Umpan-umpan terarah dan keberaniannya dalam duel lini tengah menjadi fondasi utama permainan Dewa United.
Mental Juara yang Menular
Salah satu aspek paling menonjol dari kemenangan Dewa United kali ini adalah mentalitas juara yang mulai terbentuk dalam tim. Tidak ada rasa gugup, tidak ada rasa puas diri — hanya fokus dan tekad untuk menang. Hal ini merupakan hasil dari proses panjang di bawah asuhan pelatih Janssen Ricardo yang menanamkan nilai kerja keras dan kedisiplinan.
Dalam konferensi pers seusai pertandingan, Janssen mengatakan:
“Kami tahu Shan United bukan tim yang mudah dikalahkan. Mereka cepat, agresif, dan punya motivasi tinggi. Tapi anak-anak bermain dengan hati. Kami tidak hanya bertahan, kami menyerang dengan percaya diri dan memanfaatkan setiap peluang.”
Pernyataan itu mencerminkan filosofi permainan Dewa United musim ini: sepak bola modern yang agresif, cepat, namun tetap terorganisir. Dalam beberapa bulan terakhir, performa mereka meningkat drastis — baik di kompetisi domestik maupun internasional.
Dukungan Suporter Energi di Balik Kemenangan
Atmosfer di Indomilk Arena malam itu benar-benar luar biasa. Ribuan suporter Dewa United, yang kini mulai dikenal dengan sebutan DewaHolics, memberikan dukungan penuh tanpa henti. Dari awal hingga akhir pertandingan, nyanyian mereka menggema di seluruh stadion. Bahkan, beberapa suporter datang dari luar Tangerang untuk menyaksikan langsung momen bersejarah tersebut.
Ketika peluit akhir dibunyikan, suasana stadion pecah dalam euforia. Para pemain berlari mengelilingi lapangan sambil mengibarkan bendera klub, sementara suporter menyalakan flare warna emas dan hitam — warna kebanggaan Dewa United. Tangis haru, senyum bahagia, dan pelukan penuh kebanggaan menjadi pemandangan yang mengharukan.
Bagi klub yang baru beberapa tahun berkiprah di kompetisi tertinggi, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa dukungan suporter memiliki peran penting dalam membangun semangat juang tim. Tanpa dukungan dari tribun, mungkin hasil ini tidak akan terasa seistimewa itu.
Perjalanan Dewa United di AFC Cup Dari Underdog ke Ancaman Serius
Tidak banyak yang memprediksi bahwa Dewa United akan mampu melangkah sejauh ini di kompetisi Asia. Sebagai tim debutan, mereka memulai fase grup dengan status “underdog”. Namun, sejak pertandingan pertama, mereka sudah menunjukkan potensi besar. Kemenangan atas Kaya FC Iloilo dari Filipina menjadi titik balik yang meningkatkan kepercayaan diri tim.
Dalam enam pertandingan fase grup, Dewa United mencatatkan empat kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan, dengan produktivitas 12 gol dan hanya kebobolan 4 kali. Catatan tersebut menunjukkan keseimbangan antara lini depan dan belakang — sesuatu yang jarang dimiliki tim debutan.
Kini, setelah memastikan tempat di perempat final, Dewa United mulai diperhitungkan sebagai kekuatan baru di Asia Tenggara. Banyak analis sepak bola menyebut mereka sebagai “dark horse” yang bisa membuat kejutan di fase berikutnya. Jika mereka mampu mempertahankan konsistensi ini, bukan tidak mungkin Dewa United akan menembus semifinal bahkan final AFC Cup.
Peran Penting Pemain Asing dan Lokal
Kombinasi pemain asing dan lokal menjadi salah satu faktor utama di balik keberhasilan Dewa United musim ini. Pemain asing seperti Ryo Matsumura (Jepang), Alex Martins (Brasil), dan Risto Mitrevski (Makedonia Utara) memberikan kontribusi besar baik secara teknis maupun pengalaman. Mereka menjadi mentor bagi pemain muda lokal dalam menghadapi tekanan kompetisi internasional.
Sementara pemain lokal seperti Rangga Muslim, Kasim Botan, dan Rafli Asrul juga menunjukkan performa luar biasa. Mereka tak hanya menjadi pelengkap, tetapi bagian penting dari sistem permainan tim. Performa mereka konsisten dan penuh semangat, menunjukkan bahwa kualitas pemain lokal Indonesia semakin berkembang.
Taktik Janssen Ricardo Filosofi Efisiensi dan Kedisiplinan
Pelatih Janssen Ricardo dikenal sebagai sosok yang detail dalam mempersiapkan tim. Ia menekankan keseimbangan antara pertahanan dan serangan, dengan filosofi efisiensi dalam setiap peluang. Dalam laga melawan Shan United, strategi ini terlihat jelas. Dewa United tidak tergesa-gesa menyerang, melainkan menunggu momen yang tepat untuk menekan.
Formasi dasar yang digunakan, 4-2-3-1, memungkinkan tim memiliki fleksibilitas tinggi. Dua gelandang bertahan — biasanya Marc Klok dan Majed Osman — bertugas menjaga keseimbangan, sementara tiga pemain di belakang striker bergerak dinamis menciptakan ruang. Skema ini membuat lawan sulit membaca arah serangan Dewa United.
Selain itu, Janssen juga dikenal sebagai pelatih yang mampu meningkatkan kepercayaan diri pemain. Ia memberikan kebebasan bagi pemain kreatif seperti Ryo Matsumura untuk bereksperimen di lapangan, asalkan tetap dalam koridor taktik tim. Pendekatan manusiawi ini terbukti efektif dalam membangun chemistry di ruang ganti.
Reaksi dari Dunia Sepak Bola Indonesia
Kemenangan Dewa United atas Shan United tidak hanya menjadi kebanggaan bagi klub, tetapi juga bagi seluruh pecinta sepak bola Indonesia. Banyak kalangan memberikan pujian terhadap performa mereka yang disiplin dan efisien. Sejumlah pelatih Liga 1 bahkan mengakui bahwa Dewa United kini menjadi contoh klub dengan manajemen modern dan filosofi bermain yang jelas.
Beberapa media internasional juga menyoroti hasil ini. AFC melalui laman resminya menulis bahwa Dewa United adalah salah satu kejutan terbesar di kompetisi tahun ini. Mereka memuji gaya bermain yang atraktif dan efisiensi dalam mencetak gol.
Sementara itu, legenda sepak bola Indonesia seperti Bambang Pamungkas turut memberikan apresiasi lewat media sosial:
“Dewa United menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia bisa bersaing di level Asia. Disiplin, terorganisir, dan percaya diri. Selamat!”
Baca Juga:












