Pertarungan antara dua raksasa Eropa—Inter Milan dan Bayern Muenchen—pada perempat final Liga Champions 2024/2025 menjadi sorotan dunia sepak bola. Digelar dalam dua leg yang sarat emosi, taktik, serta kualitas tinggi, duel ini menorehkan cerita penuh drama, hingga akhirnya Inter Milan keluar sebagai pemenang dengan agregat tipis 4-3. Bagi Inter, kemenangan ini tak hanya menjadi tiket menuju semifinal, tetapi juga sinyal bahwa mereka tengah membangun kekuatan yang serius untuk merengkuh kembali kejayaan di Eropa.
Leg Pertama Nerazzurri Curi Kemenangan di Allianz Arena
Leg pertama yang berlangsung di Allianz Arena, markas Bayern Muenchen, menjadi panggung awal bagi Inter untuk menunjukkan bahwa mereka bukan tim yang hanya kuat di atas kertas. Inter tampil penuh percaya diri sejak menit pertama. Pelatih Simone Inzaghi menerapkan formasi 3-5-2 yang fleksibel, menekan Bayern dari lini tengah sambil tetap mengamankan pertahanan melalui trio Bastoni–Acerbi–Pavard.
Inter membuka keunggulan pada menit ke-18 melalui Lautaro Martínez. Striker asal Argentina itu memanfaatkan kesalahan koordinasi antara Dayot Upamecano dan Manuel Neuer, menggiring bola sendirian sebelum menaklukkan penjaga gawang Jerman itu. Bayern mencoba merespons, namun kokohnya lini belakang Inter ditambah penampilan impresif Yann Sommer membuat mereka frustrasi.
Menit ke-37, Inter menggandakan keunggulan lewat tembakan jarak jauh Hakan Çalhanoğlu. Gelandang asal Turki itu melepaskan sepakan keras dari luar kotak penalti yang gagal dijangkau Neuer. Bayern baru bisa memperkecil ketertinggalan lewat Thomas Müller yang mencetak gol melalui sundulan pada menit ke-70, membuat skor akhir leg pertama menjadi 2-1 untuk Inter Milan.
Leg Kedua Laga Ketat dan Emosional di San Siro
Dengan defisit satu gol, Bayern datang ke San Siro dengan misi membalikkan keadaan. Pertandingan berlangsung panas sejak awal, diwarnai duel-duel keras dan tekanan tinggi dari kedua tim. Bayern tampil agresif, menekan sejak menit pertama dengan mengandalkan kecepatan Serge Gnabry dan Leroy Sané di sisi sayap.
Usaha Bayern berbuah hasil pada menit ke-52 saat Harry Kane berhasil menyamakan agregat menjadi 2-2 melalui gol yang ia ciptakan lewat titik putih. Penalti diberikan usai Denzel Dumfries melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Namun, atmosfer San Siro yang membara langsung berubah riuh ketika Inter kembali unggul lima menit kemudian. Lautaro Martínez mencetak gol keduanya di dua leg, kali ini melalui kerja sama apik dengan Henrikh Mkhitaryan.
Kebangkitan Inter belum usai. Hanya dalam tiga menit setelah gol Lautaro, Benjamin Pavard mencetak gol spektakuler ke gawang mantan klubnya. Sundulannya menyambut sepak pojok Çalhanoğlu menembus jala Neuer, membuat agregat menjadi 4-2 untuk Inter. Meski Eric Dier mencetak gol balasan untuk Bayern di menit ke-76 dan membuat skor menjadi 2-2 di leg kedua, Inter tetap lolos dengan keunggulan agregat 4-3.
Sommer dan Pertahanan Inter Jadi Kunci
Salah satu bintang dalam duel dua leg ini adalah Yann Sommer. Mantan penjaga gawang Bayern itu tampil tenang dan membuat beberapa penyelamatan penting, terutama di leg kedua saat Bayern tampil sangat agresif di babak kedua. Sommer menepis peluang emas Leroy Sané dan Joshua Kimmich, menjaga keunggulan agregat timnya tetap utuh.
Performa Sommer tidak berdiri sendiri. Trio bek Alessandro Bastoni, Francesco Acerbi, dan Benjamin Pavard tampil disiplin dan berani memotong umpan-umpan berbahaya Bayern. Kombinasi ini membuat Inter hanya kebobolan tiga gol dari dua pertandingan melawan salah satu tim paling produktif di Eropa.
Taktik Simone Inzaghi Kemenangan dari Kecermatan
Simone Inzaghi patut mendapat pujian besar atas taktik yang ia terapkan. Ia tidak sekadar bertahan melawan Bayern, tapi juga mampu membuat lawan frustrasi. Di leg pertama, Inzaghi memainkan gaya permainan menunggu dan menekan saat Bayern kehilangan bola, menciptakan banyak ruang bagi pemain-pemain seperti Barella dan Thuram untuk mengeksploitasi pertahanan lawan.
Di leg kedua, Inter tetap solid meski sempat ditekan habis oleh Bayern. Inzaghi memasukkan Mateo Darmian dan Kristjan Asllani untuk menyegarkan lini tengah dan pertahanan, langkah yang terbukti efektif menutup ruang permainan Bayern di 15 menit akhir laga.
Lautaro Martínez Kapten yang Makin Matang
Lautaro Martínez membuktikan bahwa dirinya adalah sosok vital bagi Inter. Dengan dua gol dari dua leg, kapten asal Argentina itu menunjukkan ketajaman dan ketenangannya di momen-momen krusial. Tak hanya itu, ia juga berperan aktif dalam membangun serangan, turun ke tengah membantu distribusi bola dan menekan lawan saat Inter kehilangan penguasaan.
Mentalitas yang ia tunjukkan semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin sejati tim ini. Lautaro kini menjadi simbol semangat juang Inter, pemain yang bisa diandalkan di laga-laga besar seperti Liga Champions.
Reaksi Usai Laga Emosi Syukur dan Optimisme
Setelah pertandingan usai, suasana penuh haru menyelimuti San Siro. Ribuan fans Inter bersorak merayakan keberhasilan timnya mencapai semifinal. Dalam wawancara pascalaga, Lautaro menyatakan kebanggaannya bisa membawa Inter sejauh ini dan menekankan bahwa misi mereka belum selesai.
Sementara itu, Yann Sommer menyebut kemenangan ini sebagai “kemenangan hati dan disiplin.” Ia menyatakan rasa terima kasihnya kepada para fans dan pelatih yang mempercayainya, terlebih karena ini adalah laga melawan mantan klubnya.
Di sisi Bayern, Vincent Kompany mengaku kecewa, terutama karena final Liga Champions musim ini akan digelar di Allianz Arena. “Kami memiliki misi ‘Finale dahoam’, tapi sepak bola tak selalu berjalan sesuai rencana,” ujarnya. Ia juga memberi pujian kepada Inter atas performa kolektif yang solid.
Menuju Semifinal Tantangan Berikutnya
Inter Milan kini akan berhadapan dengan pemenang antara Barcelona dan Arsenal di babak semifinal. Kedua lawan tersebut punya gaya bermain yang berbeda, namun sama-sama berbahaya. Inzaghi menyatakan bahwa ia tak memilih lawan, dan akan fokus mempersiapkan timnya sebaik mungkin.
Mengacu pada performa musim ini, Inter tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka memimpin klasemen Serie A dengan selisih poin cukup lebar dan telah mencapai final Coppa Italia. Jika mampu mempertahankan konsistensi, bukan tidak mungkin Inter mengulangi kejayaan 2010 saat meraih treble winners bersama José Mourinho.
Catatan Statistik Pertandingan
Agregat: Inter Milan 4-3 Bayern Muenchen
Leg 1 (Allianz Arena): Bayern 1-2 Inter
Leg 2 (San Siro): Inter 2-2 Bayern
Pencetak Gol:
- Lautaro Martínez (2 gol)
- Çalhanoğlu (1 gol)
- Pavard (1 gol)
- Müller (1 gol)
- Kane (1 gol)
- Dier (1 gol)
Man of the Match (leg 2): Yann Sommer
Semangat yang Dibayar Hasil
Kemenangan Inter Milan atas Bayern Muenchen ini bukan hanya soal agregat skor, tetapi juga tentang bagaimana sebuah tim bermain dengan tekad, disiplin, dan semangat juang tinggi. Drama dua leg ini menunjukkan bahwa sepak bola bukan sekadar tentang siapa yang lebih kuat di atas kertas, tetapi siapa yang lebih siap menghadapi tekanan.
Inter Milan telah menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang layak diperhitungkan. Dengan kombinasi pemain muda dan berpengalaman, serta pelatih yang cerdas, mereka kini tinggal dua langkah lagi dari trofi Liga Champions—sebuah misi yang semakin terlihat nyata.
Baca Juga: