Gol spektakuler yang dicetak Micky van de Ven pada laga melawan lawan berat pekan ini membuat banyak pihak terkejut. Bukan karena Van de Ven tidak memiliki kemampuan mencetak gol, tetapi karena cara ia melakukannya begitu tidak biasa bagi seorang pemain bertahan. Salah satu sosok yang paling vokal memuji aksi tersebut adalah Frank Puji, yang langsung menyamakan momen itu dengan “sentuhan ajaib ala Lionel Messi.” Komentarnya ini serta-merta memicu perbincangan luas di kalangan penggemar sepak bola. Bagaimana mungkin seorang bek tengah berlari, menggiring, dan mencetak gol dengan gaya yang membuat banyak orang teringat pada salah satu pemain terbaik sepanjang masa?
Dalam pandangan Frank, gol itu bukan sekadar keberuntungan atau kebetulan. Ada visi, keberanian, teknik, dan insting yang jarang dimiliki oleh pemain bertahan. Ia menyebut bahwa momen tersebut layak disimpan dalam arsip gol terbaik musim ini, bahkan mungkin dalam beberapa musim terakhir. Tidak heran, banyak pengamat langsung membandingkan momen tersebut dengan berbagai momen magis Lionel Messi—gaya dribelnya, ketenangan saat menentukan arah tembakan, dan kepercayaan diri untuk melakukannya dalam pertandingan besar.
Tetapi apa sebenarnya yang membuat gol itu begitu istimewa? Mengapa Frank merasa bahwa aksi Van de Ven menyerupai karya ajaib ala Messi? Dan apa arti momen ini bagi sang pemain sendiri, bagi tim, serta bagi sepak bola modern secara keseluruhan? Semua hal tersebut menarik untuk dibahas lebih dalam.
Ketenangan dan Keberanian yang Tidak Biasa dari Seorang Bek
Sebagai seorang bek, Van de Ven biasanya memiliki tugas yang lebih defensif: menjaga ruang, mengantisipasi serangan lawan, dan mengawal lini belakang agar tetap solid. Namun dalam momen luar biasa tersebut, ia menunjukkan sisi lain dari permainannya yang jarang terlihat. Ia menerima bola di area tengah, melihat sedikit celah di antara dua pemain lawan, dan memutuskan untuk menggiring bola ke depan alih-alih mengumpan atau bermain aman.
Keputusan ini menggambarkan dua hal penting: rasa percaya diri dan kemampuan teknis. Sebagian bek akan memilih untuk memainkan bola kembali ke penjaga gawang atau mengoper ke lini tengah. Tetapi Van de Ven melihat peluang berbeda—peluang yang biasanya hanya dilihat oleh pemain dengan mentalitas menyerang.
Frank mengatakan bahwa ketenangan yang diperlihatkan Van de Ven saat menguasai bola membuatnya teringat pada gaya Messi. Messi dikenal sebagai pemain yang tidak pernah terlihat panik dalam situasi apa pun. Begitu pula Van de Ven saat itu. Ia menggiring bola seolah-olah ia tidak dikejar oleh dua pemain lawan yang mencoba merebut bola.
“Cara ia bergerak, caranya membaca ruang, semuanya terasa sangat natural,” ujar Frank. “Itu bukan sekadar dribel cepat. Itu adalah dribel dengan visi, dribel berkualitas tinggi yang biasanya hanya dimiliki pemain nomor 10 atau winger, bukan bek tengah.”
Gaya Dribel yang Mengingatkan pada Messi
Salah satu alasan mengapa gol tersebut mendapat perhatian begitu besar adalah cara Van de Ven menggiring bola. Seorang bek biasanya tidak terlalu nyaman membawa bola terlalu jauh. Tetapi Van de Ven justru tampak seperti seorang gelandang atau winger murni. Ia menggiring bola dengan jarak kontrol yang pendek, menjaga bola sangat dekat dengan kakinya—gaya dribel yang sangat identik dengan Lionel Messi.
Messi terkenal sebagai pemain dengan kemampuan dribel yang sulit diprediksi, menggunakan sentuhan ringan yang membuat bola bergerak mengikuti arah tubuhnya. Dalam momen Van de Ven tersebut, banyak orang melihat kesamaan itu: bola terus menempel di kakinya meskipun ia berlari cepat. Ruang yang tersisa sangat sempit, tetapi ia tetap berhasil menemukan jalurnya sendiri.
Frank menyebut bahwa itulah bagian dari “aura Messi” yang ia lihat pada gol tersebut. Bukan karena Van de Ven melakukan dribel yang rumit—justru sebaliknya. Kesederhanaan gerakan itulah yang membuat aksi tersebut tampak seperti seni.
Ia tidak melakukan trik berlebihan, tidak mengayunkan kaki dengan gaya berlebih, dan tidak mencoba mengecoh dengan teknik-teknik rumit. Ia hanya menggiring bola ke arah yang tepat, dengan kecepatan yang tepat, pada momen yang tepat. Itulah ciri khas Messi: efisiensi yang menghasilkan keindahan.
Penempatan Bola yang Sangat Tenang di Akhir Aksi
Messi dikenal bukan hanya karena dribelnya, tetapi juga karena ketenangan ketika menghadapi penjaga gawang. Dalam banyak momen ikoniknya, Messi terlihat seperti pemain yang mampu memperlambat waktu sebelum melakukan sentuhan akhir.
Van de Ven melakukan hal serupa dalam aksinya. Ketika ia memasuki kotak penalti, dua pemain lawan mencoba menutup jalur tembakannya. Dalam situasi seperti itu, banyak pemain bertahan yang jarang berada di posisi tersebut akan panik dan melepaskan tembakan gegabah.
Namun Van de Ven tidak terburu-buru. Ia mengalihkan bola sedikit ke sisi kiri, mengukur posisi kiper, dan kemudian melepaskan tembakan yang sangat terarah ke pojok bawah gawang. Tidak keras, tetapi sangat akurat.
Teknik semacam ini biasanya dimiliki oleh pemain sayap, gelandang serang, atau striker. Jarang sekali seorang bek menunjukkan ketenangan seperti itu dalam momen krusial.
“Cara dia menyelesaikan peluang itu… itu benar-benar Messi banget,” ujar Frank dalam wawancaranya. “Tidak banyak pemain yang bisa melakukan itu di bawah tekanan, apalagi bek.”
Kemunculan Bek Modern yang Bisa Menyerang
Apa yang dilakukan Van de Ven menjadi simbol dari era baru dalam sepak bola modern. Para bek tidak lagi hanya bertugas menghentikan serangan, tetapi juga memulai serangan, bahkan mengakhirinya. Gaya bermain seperti ini mungkin terinspirasi dari tokoh-tokoh seperti Gerard Piqué, Sergio Ramos, atau Virgil van Dijk—bek yang nyaman membawa bola dan ikut membangun permainan.
Namun Van de Ven membawa kualitas yang berbeda. Kecepatannya memungkinkan ia melewati pemain seperti winger. Ketenangannya membuatnya mampu membuat keputusan layaknya gelandang menyerang. Dan teknik penyelesaiannya mengingatkan pada para penyerang elit.
Frank menilai bahwa gol tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan diri Van de Ven yang semakin meningkat. Setelah beberapa pertandingan tampil konsisten di lini belakang, ia kini memiliki keberanian untuk menunjukkan sisi ofensifnya.
“Ini bukti bahwa sepak bola modern membutuhkan pemain serba bisa,” kata Frank. “Kamu tidak bisa lagi memisahkan bek dari penyerang secara ekstrem. Semua pemain harus bisa melakukan lebih dari satu tugas.”
Pujian dari Rekan Setim dan Pelatih
Setelah pertandingan, tidak hanya Frank yang memuji aksi tersebut. Rekan setim dan pelatih pun memberikan komentar positif yang menegaskan betapa spesialnya momen itu.
Gelandang tim menyebut bahwa Van de Ven sudah menunjukkan tanda-tanda kemampuan ofensifnya sejak sesi latihan. Pelatih mengatakan bahwa ia memberikan kebebasan kepada Van de Ven untuk melakukan aksi maju jika melihat ruang, mengingat kemampuan fisiknya termasuk yang terbaik di skuad.
Beberapa pemain bahkan bercanda bahwa gol itu membuat mereka bertanya-tanya apakah Van de Ven sebenarnya mantan winger yang dialihkan ke posisi bek.
Tetapi pujian paling menarik tentu datang dari Frank, karena ia memilih membandingkan gol itu dengan karya seni ala Lionel Messi—sebuah standar setinggi mungkin yang bisa diberikan kepada siapa pun.
Dampak Gol Tersebut bagi Van de Ven Secara Pribadi
Gol seperti itu bisa mengubah banyak hal dalam karier seorang pemain bertahan. Bukan berarti Van de Ven akan menjadi pencetak gol reguler, tetapi aksi tersebut meningkatkan statusnya sebagai pemain penting dalam skuad. Ia kini tidak hanya dikenal sebagai bek cepat yang kuat secara fisik, tetapi juga sebagai pemain yang mampu memberikan kejutan dalam serangan.
Itulah mengapa banyak analis menganggap bahwa gol ini bisa menjadi titik penting dalam kariernya. Ini adalah bukti bahwa ia memiliki potensi besar yang mungkin belum sepenuhnya terlihat.
Frank melihat bahwa momen ini akan memberikan kepercayaan diri besar bagi Van de Ven. Bukan hanya untuk bermain lebih berani, tetapi juga untuk memahami bahwa ia memiliki kualitas yang bisa menempatkannya di jajaran bek top Eropa.
Reaksi Suporter yang Melambungkan Nama Van de Ven
Dalam beberapa jam setelah pertandingan, media sosial dipenuhi video gol tersebut dari berbagai sudut kamera. Komentar suporter pun penuh kekaguman, bahkan sebagian besar menggunakan emoji api dan mahkota untuk menggambarkan aksi itu. Banyak yang menulis bahwa gol itu lebih pantas dicetak oleh Messi daripada oleh seorang bek.
Beberapa fans bahkan membuat perbandingan side-by-side antara gol Van de Ven dan gol solo run Messi melawan Getafe pada tahun 2007. Meski tentu tidak bisa disamakan secara keseluruhan, kemiripannya tetap terlihat: dribel panjang, melewati sejumlah pemain, dan penyelesaian yang tenang.
Tidak butuh waktu lama sebelum nama Van de Ven menjadi trending topic. Gol itu menciptakan sensasi bukan hanya di kalangan pendukung timnya, tetapi juga di dunia sepak bola secara umum.
Baca Juga:












