Leo Lelis akhirnya menuntaskan satu bab emosional dalam perjalanannya bersama Persebaya Surabaya musim ini. Bek asal Brasil tersebut tampil sebagai penebus dosa setelah sebelumnya menjadi sorotan akibat gol bunuh diri yang ia cetak saat Persebaya bermain imbang 2-2 melawan Borneo FC pada 20 Desember 2025. Insiden itu sempat memicu kekecewaan suporter, namun Lelis membalasnya dengan cara terbaik: mencetak gol dan membantu tim meraih kemenangan besar.
Momen pembuktian itu hadir ketika Persebaya menggilas Persijap Jepara dengan skor telak 4-0 dalam laga tunda pekan kedelapan BRI Super League 2025/2026 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (28/12/2025) sore. Gol Lelis bukan sekadar tambahan angka, melainkan simbol kebangkitan personal sekaligus penanda berakhirnya periode sulit bagi Bajul Ijo.
Gol Penebus Dosa di Momen Krusial
Gol Leo Lelis lahir dari situasi bola mati—sebuah skema yang menunjukkan kesiapan taktik Persebaya. Menit ke-38, Francisco Rivera mengirimkan tendangan sudut akurat ke area kotak penalti. Lelis yang naik membantu serangan memanfaatkan momen dengan sempurna, menanduk bola keras ke arah gawang dan tak memberi peluang bagi penjaga gawang Persijap.
“Saya tidak berpikir negatif, tapi Puji Tuhan. Hari ini gol positif dan kami mendapatkan tiga poin,” ujar Lelis selepas pertandingan. Pernyataan singkat itu mencerminkan kelegaan dan rasa syukur setelah tekanan yang sempat ia rasakan dalam beberapa pekan terakhir.
Persebaya Akhiri Rentetan Hasil Imbang
Kemenangan 4-0 ini terasa istimewa bagi Persebaya. Selain Lelis, tiga gol lainnya dicetak oleh Bruno Moreira, Francisco Rivera, dan Mihailo Perovic. Dominasi Bajul Ijo terlihat sejak awal laga—menekan tinggi, cepat dalam transisi, dan efektif memaksimalkan peluang.
Hasil tersebut sekaligus memutus catatan minor Persebaya yang sebelumnya terjebak dalam lima hasil imbang beruntun. Tambahan tiga poin membuat tim asal Kota Pahlawan menutup kalender kompetisi 2025 dengan catatan positif—modal penting untuk membangun momentum menuju paruh musim berikutnya.
Konsistensi dan Kontribusi Lelis Musim Ini
Bagi Leo Lelis, gol ke gawang Persijap merupakan gol keduanya bersama Persebaya musim ini sejak kembali memperkuat klub. Sebelumnya, ia juga sempat mencetak gol saat menjamu Persija Jakarta pada 18 Oktober 2025, meski laga itu berakhir dengan kekalahan 1-3.
Secara permainan, Lelis menunjukkan peran penting sebagai bek yang agresif dan berpengalaman. Ia tidak hanya solid dalam duel-duel bertahan, tetapi juga kerap memberi ancaman lewat situasi bola mati. Gol ke gawang Persijap menjadi bukti bahwa kontribusinya tidak berhenti di lini belakang.
Emosi Ganda Menghadapi Mantan Klub
Laga ini memiliki makna ganda bagi Lelis. Persijap Jepara adalah klub yang ia bela pada musim sebelumnya. Bek berusia 32 tahun itu menjadi bagian integral Laskar Kalinyamat saat meraih promosi ke Super League. Ikatan emosional tersebut membuat kemenangan ini terasa campur aduk—antara profesionalisme dan empati.
Musim debut Persijap di kasta tertinggi memang berjalan berat. Hingga pekan ke-15, mereka belum meraih kemenangan dalam 10 laga terakhir dan sempat menelan delapan kekalahan beruntun. Dengan koleksi sembilan poin, Persijap masih tertahan di zona degradasi dan membutuhkan kebangkitan segera.
Doa Lelis untuk Persijap
Alih-alih larut dalam euforia, Leo Lelis menunjukkan sikap dewasa dengan menyampaikan dukungan kepada mantan klubnya. Ia berharap Persijap mampu bangkit dan bertahan di kompetisi tertinggi.
“Tetap semangat untuk Persijap karena kompetisi masih panjang. Saya berharap mereka tetap bertahan di BRI Super League,” ucap Lelis. Pernyataan itu menegaskan bahwa rivalitas di lapangan tidak menghapus rasa hormat dan kebersamaan yang pernah terbangun.
Makna Kemenangan bagi Persebaya
Bagi Persebaya, kemenangan besar ini menegaskan arah positif yang sedang dibangun. Performa kolektif terlihat padu—kombinasi antara kreativitas lini tengah, ketajaman penyerang, dan kedisiplinan lini belakang. Kemenangan tanpa kebobolan juga memberi sinyal perbaikan dalam organisasi bertahan.
Lebih dari itu, laga ini memperlihatkan pentingnya mentalitas. Dari tekanan suporter akibat hasil sebelumnya, Persebaya mampu bangkit dengan respons yang meyakinkan. Leo Lelis, yang sempat berada di pusat kritik, justru menjadi simbol kebangkitan tersebut.
Menatap Paruh Musim Berikutnya
Dengan hasil ini, Persebaya memiliki fondasi kuat untuk menatap lanjutan musim. Konsistensi tetap menjadi pekerjaan rumah, namun kemenangan telak atas Persijap bisa menjadi pemicu kepercayaan diri tim.
Sementara bagi Leo Lelis, gol penebus dosa ini bukan hanya tentang angka di papan skor. Ini adalah pernyataan karakter—tentang bangkit dari kesalahan, menerima tekanan, dan menjawabnya di lapangan. Dalam kompetisi panjang seperti BRI Super League, momen-momen seperti inilah yang kerap menentukan arah perjalanan sebuah tim.
BACA JUGA :












