1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP: Helsya Nilai Performa Timnas Putri Alami Kemajuan Signifikan dalam Dua Tahun Terakhir

Dalam dua dekade terakhir, geliat sepak bola putri Indonesia kerap terpinggirkan oleh dominasi sepak bola pria, baik dari segi perhatian publik, pendanaan, maupun pembinaan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak 2022, perubahan mulai tampak. Perlahan tapi pasti, Timnas Putri Indonesia menunjukkan tanda-tanda kemajuan signifikan, baik dalam aspek teknis, mentalitas, hingga profesionalisme.

Salah satu tokoh muda dalam kebangkitan tersebut adalah Helsya Maeisyaroh, gelandang bertahan cerdas yang dikenal dengan visi bermainnya yang tajam dan dedikasinya yang tinggi. Pemain kelahiran 2005 ini telah menjadi langganan tim nasional sejak usia belia, bahkan ketika usianya baru 16 tahun. Dalam wawancara eksklusif setelah laga kualifikasi terakhir Piala Asia Putri 2026, Helsya menyampaikan pandangan jujurnya bahwa performa Timnas Putri telah berkembang jauh dibanding dua tahun lalu.

Artikel ini akan mengupas secara menyeluruh bagaimana perkembangan Timnas Putri Indonesia dalam dua tahun terakhir, dilihat dari sudut pandang Helsya sebagai pemain inti, serta dari sisi pelatih, struktur pembinaan, hingga pencapaian konkret di lapangan. Ulasan ini akan menyajikan refleksi, analisis, dan harapan yang menyala untuk masa depan Garuda Pertiwi.

Helsya Sosok Muda Pandangan Dewasa

Nama Helsya Maeisyaroh pertama mencuri perhatian publik saat tampil gemilang dalam turnamen AFF U-16 Putri pada 2018. Sejak itu, kariernya menanjak dengan cepat. Ia tampil di berbagai kelompok umur dan akhirnya dipercaya mengisi skuad senior dalam ajang Piala Asia Putri 2022 di India. Meski kala itu Timnas Putri belum mampu berbicara banyak, pengalaman itu menjadi titik balik dalam perjalanan karier Helsya dan kebangkitan kolektif tim.

Dalam wawancara usai laga melawan Taiwan pada Juni 2025, Helsya mengungkapkan, “Kalau dibandingkan saat saya pertama gabung di timnas senior dua tahun lalu, sekarang kita jauh lebih siap. Dari cara latihan, strategi pelatih, komunikasi antarpemain—semuanya lebih matang. Walau hasil belum maksimal, kita sudah ada di jalur yang benar.”

Pernyataan tersebut menggambarkan betapa dalamnya pemahaman Helsya terhadap proses pembangunan tim. Ia tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga menghargai progres internal, terutama dari aspek kolektivitas dan pembenahan sistematis yang dilakukan oleh tim pelatih dan federasi.

Kemajuan Aspek Teknis dan Taktikal

Dari sisi teknis, peningkatan kualitas individu pemain dan cara bermain tim cukup mencolok. Jika dua tahun lalu Timnas Putri sering kali kesulitan menjaga bentuk pertahanan atau melakukan transisi cepat, kini pola permainan mereka terlihat lebih terorganisir. Hal ini sebagian besar berkat pendekatan pelatih Rudy Eka Priyambada yang menekankan pada intensitas latihan, penyesuaian gaya bermain modern, dan penerapan pressing yang lebih terstruktur.

Rudy menyebut bahwa keberadaan pemain-pemain muda seperti Helsya memberi warna baru dalam pengembangan taktik. “Helsya itu tipe pemain yang cepat belajar. Dia tidak hanya mengandalkan fisik, tapi juga punya pemahaman taktik yang bagus. Pemain seperti dia yang membuat kami bisa menerapkan permainan berorientasi pada penguasaan bola dan transisi cepat,” jelas Rudy.

Dalam beberapa laga terakhir, Timnas Putri juga mencoba formasi-formasi baru seperti 4-2-3-1 dan 3-4-3, yang menunjukkan fleksibilitas taktik. Helsya kerap menjadi kunci dalam membagi bola dan memutus alur serangan lawan di lini tengah. Statistik menunjukkan akurasi umpan Helsya meningkat dari 72% pada 2022 menjadi 83% pada pertengahan 2025.

Lebih dari itu, chemistry di antara pemain juga membaik. Tim lebih kompak dalam bertahan dan menyerang. Kesalahan komunikasi yang dulu sering terjadi kini mulai jarang terlihat, mencerminkan bahwa mental kolektif telah tumbuh melalui latihan berkelanjutan dan kedekatan emosional antaranggota skuad.

Pembinaan dan Liga Putri Fondasi yang Masih Bertumbuh

Kemajuan teknis tidak bisa dipisahkan dari meningkatnya perhatian terhadap pembinaan pemain muda putri. Sejak 2023, PSSI bersama Asprov dan sejumlah akademi telah mengadakan lebih banyak turnamen usia dini khusus perempuan. Helsya sendiri mengaku mendapat banyak manfaat dari turnamen semacam ini saat ia masih remaja.

Namun, salah satu hambatan yang masih dirasakan adalah vakumnya Liga 1 Putri dalam beberapa tahun terakhir. Liga yang seharusnya menjadi tempat pembinaan berkelanjutan bagi pemain justru belum menunjukkan kontinuitas yang diharapkan. Dalam hal ini, Helsya dan banyak pemain lainnya harus bertahan dengan pertandingan uji coba dan turnamen nonresmi agar tetap menjaga performa.

“Saya berharap Liga 1 Putri bisa kembali berjalan. Di situ tempat kami berkembang. Selama ini kami latihan keras, tapi tanpa kompetisi, ritmenya sulit dijaga,” kata Helsya dalam wawancara setelah sesi latihan di Senayan.

Untungnya, beberapa klub mulai menunjukkan inisiatif membentuk tim putri secara mandiri. Persib, Persija, Arema, dan PSM termasuk di antara tim yang tetap aktif melatih dan memberi ruang bagi talenta putri. Langkah ini sangat penting sebagai penopang keberlanjutan Timnas Putri.

Mentalitas dan Profesionalisme Faktor Penentu

Di balik segala aspek teknis dan taktik, faktor mental dan profesionalisme pemain menjadi penentu penting dalam perjalanan tim nasional. Menurut Helsya, hal ini juga mengalami peningkatan besar dalam dua tahun terakhir. Ia menyebut bahwa kini pemain lebih disiplin dalam menjaga kondisi, memahami pentingnya nutrisi, hingga tanggung jawab sebagai representasi negara.

“Kalau dulu mungkin kami masih suka cuek. Sekarang sudah beda. Kami sadar, jadi pemain timnas itu tanggung jawab besar. Kami dijaga oleh pelatih fisik, ahli gizi, dan staf medis. Tapi kalau kami sendiri tidak punya kesadaran profesional, percuma,” jelasnya.

Kedisiplinan ini tampak dalam bagaimana para pemain menjalani latihan bahkan di luar agenda resmi timnas. Beberapa pemain termasuk Helsya aktif berlatih secara mandiri, mengikuti program gym, yoga, bahkan kelas analisis video untuk mempelajari permainan lawan. Hal ini mencerminkan pola pikir baru yang lebih profesional dan haus akan perbaikan diri.

Kehadiran pemain senior seperti Shalika Aurelia dan Zahra Muzdalifah juga menjadi panutan penting dalam pembentukan karakter. Mereka sering memberi motivasi kepada pemain muda, termasuk Helsya, agar tetap konsisten dan tidak cepat puas.

Uji Coba dan Turnamen Indikator Performa Meningkat

Dalam dua tahun terakhir, Timnas Putri mendapat kesempatan berharga untuk mengikuti sejumlah laga uji coba internasional dan turnamen regional. Pada 2024, mereka sempat melakukan tur Asia Tenggara menghadapi tim seperti Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Meski belum meraih banyak kemenangan, performa tim cukup menjanjikan.

Pada turnamen AFF Women’s Championship 2024, Timnas Putri berhasil mencetak dua kemenangan di fase grup—sebuah peningkatan dibandingkan edisi sebelumnya di mana mereka selalu kalah. Helsya mencetak satu gol dan dua assist dalam turnamen tersebut, menjadi motor serangan sekaligus pelindung lini tengah.

Sementara di kualifikasi Piala Asia Putri 2026, meski akhirnya gagal lolos, Timnas Putri tampil kompetitif menghadapi lawan kuat seperti Uzbekistan dan Taiwan. Tidak ada kekalahan besar seperti yang pernah dialami sebelumnya. Seluruh pertandingan berlangsung ketat dengan skor tipis, mencerminkan peningkatan performa secara signifikan.

“Kalau orang hanya lihat hasil akhir, mungkin belum terlihat. Tapi kalau lihat proses, ini sudah jauh lebih baik. Dulu kita bisa kalah 6-0, sekarang bisa imbang atau kalah tipis. Itu artinya kami sudah berproses,” ujar Helsya.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun ada banyak kemajuan, tantangan masih membayangi Timnas Putri Indonesia. Salah satunya adalah konsistensi latihan dan kompetisi. Tanpa liga yang reguler, para pemain terancam kehilangan ritme permainan. Selain itu, dukungan media dan sponsor terhadap sepak bola wanita juga masih terbatas.

Helsya berharap pemerintah dan sponsor besar mulai melirik sepak bola putri sebagai investasi jangka panjang. “Kami butuh kepercayaan. Jika diberi kesempatan yang sama seperti pemain pria, saya yakin kita bisa bersaing di Asia. Jangan cuma mendukung saat menang, tapi juga saat proses,” katanya.

Ia juga mengajak anak-anak muda perempuan di seluruh Indonesia untuk berani bermimpi jadi pesepak bola. Menurutnya, kini jalan sudah lebih terbuka dibanding masa lalu. “Dulu mungkin perempuan main bola dianggap aneh. Sekarang sudah beda. Sudah banyak akademi, pelatih, dan orang tua yang mendukung. Jadi, jangan takut. Saya juga berawal dari desa kecil, tapi sekarang bisa pakai lambang Garuda,” ujarnya penuh semangat.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE