Inter Milan menutup kampanye Serie A musim 2024/25 dengan kemenangan solid 2-0 atas Como. Sayangnya, hasil positif itu tak cukup untuk menggusur Napoli dari puncak klasemen. Harapan mengangkat trofi Scudetto pun pupus, menjadikan kemenangan tersebut sekadar pelipur lara bagi para pendukung Nerazzurri.
Dominasi Tak Berbuah Gelar
Pada laga terakhir yang berlangsung penuh tensi, Inter tampil dominan. Mereka mengontrol jalannya pertandingan dengan permainan disiplin dan intensitas tinggi. Nаmun, segalanya tеlаh dіtеntukаn—Nароlі jugа meraih kеmеnаngаn identik 2-0 ѕааt menjamu Cаglіаrі, mеmаѕtіkаn gеlаr juаrа tetap bеrаdа dі tangan Pаrtеnореі.
Bek veteran Stefan de Vrij mengungkapkan perasaannya dengan jujur usai laga. “Kami tidak bisa menyalahkan siapa pun. Juara adalah mereka yang paling konsisten sepanjang musim,” katanya, dikutip dari Sempre Inter.
Inter Tetap Profesional Hingga Titik Akhir
Meski mimpi Scudetto kandas, skuad asuhan Simone Inzaghi tetap menunjukkan etos kerja tinggi hingga detik terakhir musim. De Vrij menegaskan, timnya telah melakukan semua yang bisa dilakukan di laga pamungkas. “Kami menyelesaikan tugas kami dengan baik. Sisanya bukan di tangan kami,” ucapnya.
Para pemain Inter memahami bahwa mereka hanya bisa berharap Napoli terpeleset, dan ketika itu tak terjadi, tak ada pilihan selain menerima kenyataan dengan kepala tegak.
Musim yang Baik, Namun Bukan Luar Biasa
Inter Milan tak menjalani musim yang buruk, namun mereka gagal mencapai potensi maksimal. Sering kehilangan poin di laga-laga penting menjadi pembeda utama dengan Napoli yang tampil lebih konsisten.
“Rasanya seperti kami bisa melakukan lebih banyak,” ujar de Vrij, yang juga mencetak gol di laga terakhir. Komentarnya mencerminkan penyesalan yang dirasakan seluruh tim atas peluang yang terlewat.
Kesalahan kecil sepanjang musim, dari rotasi yang tidak tepat hingga kurang tajam di lini serang pada beberapa momen penting, menjadi duri dalam perjuangan mereka meraih Scudetto.
Fokus Bergeser: Final Liga Champions Jadi Penebusan
Kini, semua energi Inter diarahkan ke final Liga Champions melawan PSG yang akan digelar pekan depan. Trofi Eropa bisa menjadi penutup manis bagi musim yang penuh liku ini. Bagi Inter, ini lebih dari sekadar pertandingan; ini adalah kesempatan untuk menebus kegagalan domestik dan menegaskan status mereka sebagai raksasa Eropa.
“Kami antusias menghadapi final. Kami ingin menutup musim ini dengan sesuatu yang besar,” kata de Vrij dengan penuh semangat.
Intеr tеlаh menunjukkan mеntаl bаjа ѕераnjаng Lіgа Champions, menumbangkan lаwаn-lаwаn tаngguh dan membuktikan kuаlіtаѕ di lеvеl еlіtе Erора. Mеrеkа bukan hаnуа peserta fіnаl—mеrеkа аdаlаh реѕаіng ѕеjаtі.
Saat Satu Pintu Tertutup, Yang Lain Masih Terbuka
Gagalnya Inter Milan merebut Scudetto memang menyakitkan, tapi musim belum benar-benar usai. Masih ada satu pertaruhan besar di depan mata. Final Liga Champions adalah panggung yang bisa mengubah narasi musim ini.
Dengan determinasi, pengalaman, dan dorongan untuk menebus kekecewaan, Inter Milan siap menulis akhir cerita yang indah. Serie A mungkin milik Napoli, tapi Eropa bisa jadi milik Nerazzurri.
BACA JUGA :