Sejak pertama kali mengenakan seragam Timnas Indonesia, nama Jay Idzes langsung menyita perhatian publik sepak bola Tanah Air. Pemain yang memiliki darah Indonesia dari garis keturunan ibunya ini tampil sebagai bek tengah yang tangguh, tenang, dan penuh visi. Kariernya yang ditempa di Eropa, terutama di Belanda dan Italia, menjadikannya aset berharga dalam membentuk pertahanan Garuda yang lebih modern dan kokoh.
Namun dalam sebuah wawancara eksklusif, Jay Idzes mengungkapkan sesuatu yang lebih dari sekadar taktik atau teknik—sesuatu yang menurutnya menjadi kekuatan sejati Timnas Indonesia. Bukan formasi, bukan kecepatan, bukan pula strategi. Melainkan sesuatu yang tak tampak, namun terasa begitu kuat: mentalitas kolektif dan semangat juang para pemain.
Latar Belakang Jay Idzes dan Perjalanan ke Merah Putih
Lahir di Mierlo, Belanda, pada 1999, Jay Idzes menjalani karier sepak bola profesionalnya di beberapa klub seperti FC Eindhoven dan Go Ahead Eagles, sebelum hijrah ke Italia dan memperkuat Venezia FC di Serie B. Meski tumbuh besar di Eropa, Jay tidak pernah melupakan akar Indonesia-nya. Saat PSSI membuka pintu bagi pemain diaspora, Jay tak ragu menyambut panggilan Shin Tae-yong.
“Saya merasa terhormat bisa bermain untuk negara leluhur saya,” ujar Jay dalam wawancara eksklusif bersama media lokal. “Ini bukan hanya soal sepak bola. Ini tentang identitas, tentang rasa memiliki.”
Adaptasi Singkat Namun Berkesan
Ketika pertama kali bergabung dengan skuad Timnas Indonesia, banyak yang penasaran bagaimana seorang pemain yang besar di sistem sepak bola Belanda akan beradaptasi dengan gaya bermain Asia Tenggara yang cenderung lebih agresif dan cepat.
Namun Jay membuktikan bahwa adaptasi bukan masalah besar. Ia langsung klik dengan partner di lini belakang seperti Jordi Amat atau Rizky Ridho. Bahkan komunikasi dengan kiper seperti Ernando Ari berjalan dengan baik meski kendala bahasa sempat menjadi tantangan.
“Tim ini sangat terbuka,” kata Jay. “Saya merasa diterima sejak hari pertama. Kami punya visi yang sama dan saling mendukung.”
Senjata Rahasia Itu Mentalitas Tak Gentar
Dalam salah satu sesi wawancara usai pertandingan, Jay mengungkapkan hal mengejutkan.
“Kekuatan terbesar Timnas Indonesia bukanlah kecepatan, teknik, atau fisik. Tapi mentalitas kami. Kami tidak pernah menyerah.”
Pernyataan ini muncul setelah pertandingan dramatis melawan Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia, di mana Indonesia berhasil menang tipis meski sempat tertekan di babak kedua. Menurut Jay, kekompakan tim dan keyakinan satu sama lainlah yang membuat mereka mampu bertahan dan akhirnya unggul.
“Di Eropa, mentalitas adalah segalanya. Tapi di sini, saya melihat versi yang lebih murni dari itu. Pemain-pemain Indonesia punya hati yang besar. Mereka bermain bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk keluarga, rakyat, bahkan sejarah,” ucapnya.
Peran Shin Tae-yong dalam Membangun Mentalitas
Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, menjadi sosok penting dalam transformasi mental para pemain. Sejak pertama kali menukangi Timnas, ia menanamkan prinsip disiplin, kerja keras, dan daya juang tinggi. Jay mengakui bahwa pendekatan pelatih ini sangat mirip dengan apa yang ia alami di Eropa.
“Coach Shin sangat menuntut,” kata Jay. “Tapi itulah yang dibutuhkan tim ini. Sekarang semua pemain tahu bahwa bermain untuk Indonesia bukan sekadar tampil, tapi memberikan segalanya.”
Di Luar Lapangan Ikatan Emosional yang Kuat
Jay juga mengaku terkejut melihat ikatan emosional antara pemain dan suporter. Dalam beberapa laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, ia merasakan sendiri betapa fanatisme suporter Indonesia bukan sekadar kebisingan, tapi energi yang mendorong mereka terus berjuang.
“Saya belum pernah melihat atmosfer seperti ini. Bahkan di Italia, fans tidak seintens ini. Saat kamu mendengar lagu Indonesia Raya dinyanyikan ribuan orang, kamu merasa sedang melakukan sesuatu yang sangat penting.”
Ikatan emosional ini, menurut Jay, adalah bagian dari senjata rahasia Timnas. Sesuatu yang tidak dimiliki banyak tim di dunia.
Faktor Diaspora dan Sinergi Budaya
Dengan masuknya pemain-pemain diaspora seperti Sandy Walsh, Rafael Struick, Shayne Pattynama, hingga Jordy Amat, sinergi antara pemain lokal dan luar negeri menjadi kekuatan tersendiri. Jay menilai bahwa keberagaman latar belakang justru memperkaya karakter tim.
“Kami semua datang dari latar berbeda, tapi kami punya satu tujuan. Itulah yang membuat tim ini istimewa. Kami belajar satu sama lain. Pemain lokal belajar tentang kedisiplinan ala Eropa, dan kami belajar tentang semangat pantang menyerah dari pemain lokal,” jelas Jay.
Kepemimpinan di Lapangan
Meskipun belum menjadi kapten, Jay menunjukkan karakter kepemimpinan yang kuat. Ia sering terlihat memberi instruksi di lapangan, menjaga garis pertahanan tetap disiplin, dan memotivasi rekan-rekannya setelah kebobolan.
Menurut Shin Tae-yong, Jay adalah tipe pemain yang tidak banyak bicara, tetapi berbicara dengan aksi.
“Dia seperti tembok,” kata Shin. “Tapi juga seorang pemimpin. Itulah kombinasi yang langka.”
Tantangan di Depan Laga Kontra China
Salah satu ujian terbesar bagi Timnas Indonesia akan hadir dalam laga kontra Timnas China di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Jay menilai bahwa laga ini akan menjadi pembuktian apakah Indonesia benar-benar telah berkembang.
“China adalah tim kuat, dengan pemain berpengalaman dan stamina bagus. Tapi saya percaya jika kami tetap pada identitas kami—bermain dengan hati dan tidak takut—kami bisa mengalahkan siapa pun.”
Jay pun mengungkap bahwa dirinya mendapat pesan khusus dari Ketua Umum PSSI Erick Thohir agar tetap menjaga kondisi fisik dan fokus pada misi besar bangsa.
“Pak Erick bilang, ‘kamu sekarang benteng Garuda, jaga itu baik-baik.’ Saya merasa sangat dihargai dan bertanggung jawab.”
Menjadi Inspirasi Generasi Muda
Kisah Jay Idzes yang memilih membela Timnas Indonesia meski bisa saja menunggu peluang di Belanda menjadi inspirasi tersendiri. Banyak anak muda di Indonesia yang mulai menyadari pentingnya kerja keras, disiplin, dan rasa nasionalisme.
“Saya ingin memberi pesan kepada anak-anak muda Indonesia: kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil. Jika saya bisa sampai di sini, kalian juga bisa,” tutup Jay.
Lebih dari Sekadar Sepak Bola
Apa yang dibawa Jay Idzes ke dalam skuad Garuda bukan hanya kemampuan bertahan yang solid atau pengalaman internasional. Ia membawa nilai, mentalitas, dan jiwa kepemimpinan yang menjadi bagian penting dari transformasi Timnas Indonesia.
Senjata rahasia yang ia maksud—semangat pantang menyerah, kekompakan tim, dan dorongan emosional dari rakyat—adalah pondasi yang membuat Timnas Indonesia semakin diperhitungkan di level Asia.
Di tengah semua analisa taktik dan statistik, kita kadang lupa bahwa sepak bola adalah tentang hati. Dan Jay Idzes, dari balik ketegasan dan postur tingginya, mengingatkan kita bahwa kemenangan sejati datang dari dalam.
Baca Juga: