Kekalahan Persija Jakarta dari PSM Makassar dengan skor 0-2 di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, memunculkan berbagai reaksi, baik dari suporter, pelatih, maupun para pemain. Salah satu sosok yang angkat bicara adalah Jordi Amat, bek naturalisasi asal Spanyol yang kini menjadi pilar penting di lini belakang Macan Kemayoran.
Dalam wawancara pascalaga, Jordi menekankan pentingnya otokritik internal. Menurutnya, tim tidak boleh menutup mata terhadap kelemahan yang jelas terlihat, mulai dari rapuhnya konsentrasi pertahanan hingga mandulnya lini serang. Seruan ini sontak menjadi sorotan media dan publik karena memperlihatkan kepedulian serta kepemimpinan Jordi di dalam tim.
Latar Belakang Kekalahan Persija
Persija datang ke Parepare dengan status tim papan atas. Dengan deretan pemain bintang seperti Marc Klok, Riko Simanjuntak, dan Michael Krmencik, banyak yang menjagokan mereka bisa mencuri poin. Namun, kenyataan di lapangan berbeda:
- Gol pertama PSM lahir lewat sundulan Yuran Fernandes pada menit ke-28.
- Gol kedua dicetak Ramadhan Sananta di babak kedua melalui serangan balik cepat.
Meski Persija menguasai bola lebih banyak, efektivitas mereka sangat rendah. Pertahanan PSM yang disiplin membuat Persija frustrasi hingga peluit akhir.
Pernyataan Tegas Jordi Amat
Usai pertandingan, Jordi Amat menyampaikan pesan keras:
“Kami harus berkaca pada diri sendiri. Kekalahan ini bukan hanya karena lawan bermain bagus, tapi juga karena kami tidak disiplin. Jika ingin jadi tim besar, otokritik itu wajib.”
Jordi menilai bahwa Persija terlalu sering kehilangan fokus pada momen penting. Ia juga menekankan perlunya komunikasi lebih baik antar lini, terutama saat menghadapi tekanan.
Filosofi Otokritik dalam Sepak Bola
Otokritik atau evaluasi diri bukan sekadar menyalahkan. Dalam konteks tim, hal ini berarti:
- Mengakui kesalahan baik individu maupun kolektif.
- Mencari solusi agar kelemahan tidak terulang.
- Meningkatkan profesionalisme dengan tanggung jawab penuh.
Di banyak klub Eropa, budaya otokritik sudah menjadi bagian penting. Jordi yang berkarier di Spanyol dan Belgia mencoba menularkan kebiasaan itu di Persija.
Analisis Kinerja Persija di Laga Kontra PSM
- Lini Belakang: Terlihat lengah saat bola mati. Gol pertama PSM lahir dari situasi ini.
- Lini Tengah: Sering kehilangan bola sehingga serangan sulit berkembang.
- Lini Depan: Minim kreativitas, terlalu bergantung pada crossing, sehingga mudah dipatahkan.
Dengan komposisi pemain berkualitas, hasil seperti ini seharusnya bisa dihindari jika disiplin dan konsentrasi terjaga.
Reaksi Pelatih Thomas Doll
Pelatih Persija, Thomas Doll, menyampaikan kekecewaannya atas hasil laga. Ia mengakui PSM lebih efektif:
“Kami bermain dominan, tapi tidak ada artinya jika tidak mencetak gol. Pertahanan mereka sangat solid.”
Namun, Doll tidak terlalu menyinggung soal otokritik. Hal ini membuat komentar Jordi Amat semakin menonjol karena berani menegur tim secara terbuka.
Suasana di Ruang Ganti
Menurut laporan media, suasana di ruang ganti Persija setelah laga cukup tegang. Beberapa pemain terlihat saling menyalahkan, sementara kapten tim mencoba menenangkan. Jordi, dengan karakternya yang vokal, justru menegaskan perlunya kejujuran dalam evaluasi.
Bagi pemain senior seperti dia, kekalahan adalah pelajaran. Namun, jika tidak ditindaklanjuti dengan evaluasi nyata, tim bisa terjebak dalam pola yang sama.
Reaksi Suporter Dari Kekecewaan hingga Dukungan
- The Jakmania di media sosial banyak yang menyoroti performa buruk lini depan.
- Ada juga yang mendukung Jordi Amat karena berani menyuarakan kebenaran.
- Beberapa lainnya mengkritik pelatih Doll karena dianggap kurang fleksibel dalam strategi.
Suporter menuntut perubahan nyata, bukan sekadar janji. Mereka berharap pesan Jordi bisa menjadi pemicu kebangkitan.
Dampak Kekalahan terhadap Klasemen
Kekalahan dari PSM membuat Persija kehilangan posisi di papan atas klasemen sementara. Dengan selisih poin yang tipis antar tim, kehilangan tiga poin bisa berdampak signifikan terhadap peluang juara.
PSM sendiri terbantu dengan hasil ini, keluar dari tren negatif dan mulai mendaki ke papan tengah.
Mentalitas Kunci yang Sering Terlupakan
Jordi menekankan aspek mental dalam sepak bola modern. Menurutnya, skill dan taktik saja tidak cukup tanpa mental kuat:
- Disiplin konsentrasi sepanjang 90 menit.
- Tidak panik saat ditekan lawan.
- Berani bertanggung jawab atas kesalahan.
Ia berharap pemain Persija tidak larut dalam tekanan, melainkan menjadikan kritik sebagai motivasi.
Analisis dari Pengamat Sepak Bola
Pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali, menilai komentar Jordi tepat sasaran:
“Persija butuh lebih dari sekadar strategi. Mereka butuh karakter. Apa yang disampaikan Jordi adalah refleksi bahwa tim ini harus berbenah dari dalam.”
Catatan Sejarah Persija vs PSM
Persaingan kedua tim memang panjang. Dalam lima pertemuan terakhir:
- Persija menang 2 kali.
- PSM menang 2 kali.
- 1 laga berakhir imbang.
Dengan kemenangan terbaru, PSM menegaskan bahwa mereka selalu menjadi lawan yang merepotkan, khususnya saat bermain di Parepare.
Konteks Liga 1 Musim 2025
Musim ini, Liga 1 lebih kompetitif dari sebelumnya. Banyak tim papan tengah yang tampil mengejutkan. Oleh karena itu, setiap kehilangan poin bisa berakibat fatal bagi ambisi juara. Persija dituntut konsisten jika tidak ingin tersisih dari perebutan gelar.
Otokritik sebagai Jalan Keluar
Jika ditelusuri, pesan Jordi sebenarnya sederhana: jangan menutup mata. Evaluasi harus dilakukan dengan jujur, bahkan jika itu menyakitkan.
- Pemain harus mengakui kekurangan pribadi (misalnya finishing, marking, atau stamina).
- Tim harus membangun komunikasi lebih solid.
- Pelatih harus terbuka pada perubahan taktik.
Dengan begitu, kekalahan bisa menjadi batu loncatan, bukan sekadar luka.
Tantangan Laga Berikutnya
Setelah tumbang dari PSM, Persija akan menghadapi laga berat melawan tim papan tengah yang sedang on-fire. Laga ini akan menjadi ujian apakah pesan Jordi benar-benar diresapi atau hanya sekadar lewat di telinga.
Perspektif Global Budaya Kritik di Klub Eropa
Di Eropa, pemain senior sering menjadi juru bicara tim saat hasil buruk. Jordi membawa pengalaman itu ke Persija. Jika hal ini diterima positif, budaya profesional di Persija bisa meningkat pesat. Namun jika dianggap sebagai kritik berlebihan, bisa menimbulkan friksi internal.
Reaksi PSM Menikmati Hasil Kerja Keras
Di sisi lain, PSM merayakan kemenangan ini sebagai titik balik. Pelatih Bernardo Tavares menyebut kemenangan atas Persija sebagai hasil dari kerja keras dan disiplin. PSM kini lebih optimistis menghadapi sisa musim.
Harapan Suporter untuk Jordi
Banyak The Jakmania mengapresiasi kepemimpinan Jordi. Mereka menilai pemain seperti dia dibutuhkan untuk menjaga semangat juang tim. Beberapa bahkan menyebut Jordi sebagai “kapten tanpa ban”, simbol bahwa kepemimpinan sejati tidak butuh atribut.
Kekalahan Persija dari PSM memang menyakitkan, tetapi komentar Jordi Amat memberi perspektif baru. Dengan menuntut otokritik, ia mengajak rekan-rekannya untuk lebih jujur terhadap kelemahan dan lebih bertanggung jawab atas performa tim.
Apakah pesan itu akan membuahkan perubahan positif atau justru menimbulkan tekanan baru, semuanya akan terjawab di laga-laga berikutnya. Yang jelas, satu hal sudah pasti: dalam sepak bola, keberanian untuk berkaca diri adalah kunci untuk tumbuh menjadi tim yang lebih kuat.
Baca Juga: