Brighton menunjukkan semangat juang luar biasa saat mereka menumbangkan sang juara bertahan, Liverpool, dengan skor 3-2 dalam laga dramatis di Amex Stadium. Kemenangan ini bukan hanya mempertegas ketangguhan pasukan muda Fabian Hürzeler, tetapi juga membuka peluang nyata bagi mereka untuk finis di peringkat delapan dan mengamankan satu tempat di kompetisi Eropa musim depan.
Meski sempat tertinggal dua kali, Brighton tampil tanpa gentar. Mereka terus menekan dan menyamakan kedudukan berkat permainan kolektif yang solid. Puncaknya terjadi di menit-menit akhir saat pemain muda pengganti, Jack Hinshelwood, mencetak gol penentu kemenangan. Gol ini langsung disambut gegap gempita dari para pendukung tuan rumah yang memadati stadion.
Bagi Brighton, hasil ini sangat berarti. Tidak hanya karena mereka berhasil menaklukkan raksasa seperti Liverpool, tetapi juga karena tiga poin yang diraih menempatkan mereka di posisi delapan klasemen sementara – batas akhir untuk lolos ke pentas Eropa musim depan. Sementara itu, Liverpool harus menerima kekalahan yang menyakitkan di tengah upaya mereka mempertahankan dominasi di liga.
Dengan semangat pantang menyerah dan strategi brilian dari sang manajer muda, Brighton membuktikan bahwa mereka siap bersaing di level tertinggi. Jika performa seperti ini terus berlanjut, bukan mustahil Brighton akan kembali tampil di kancah Eropa musim depan.
Pemain Pelapis Bersinar, Tapi Pertahanan Rapuh Liverpool Kembali Jadi Sorotan
Laga melawan Brighton menjadi panggung pembuktian bagi para pemain pelapis Liverpool, yang berupaya mencuri perhatian manajer anyar Arne Slot. Meski pada awalnya menunjukkan kualitas yang mengantar mereka meraih gelar juara musim lalu, kelemahan di lini pertahanan tanpa kehadiran Virgil van Dijk akhirnya membuka celah bagi Brighton untuk bangkit dan meraih kemenangan dramatis.
Conor Bradley, yang diberi kepercayaan sebagai starter menggantikan Trent Alexander-Arnold, tampil impresif dengan aksi individunya yang menembus pertahanan Brighton sebelum menyodorkan umpan matang untuk Harvey Elliott. Gol cepat itu sempat membawa The Reds unggul, seolah menegaskan bahwa skuad pelapis pun punya kualitas yang layak diperhitungkan.
Namun dominasi Liverpool tidak berlangsung lama. Brighton tampil agresif dan penuh determinasi, memanfaatkan setiap celah di lini belakang lawan. Danny Welbeck sempat mendapat peluang emas lewat sundulan jarak dekat, sebelum akhirnya Yasin Ayari menyamakan skor lewat penyelesaian brilian hasil kombinasi serangan cepat tuan rumah.
Statistik mencengangkan pun tercatat: Liverpool menghadapi 11 tembakan di babak pertama — jumlah terbanyak yang mereka hadapi di paruh pertama pertandingan Premier League sejak sembilan tahun terakhir. Meski sempat kembali memimpin di babak kedua, rapuhnya koordinasi di lini belakang membuat keunggulan itu tak bertahan lama.
Kekalahan ini memberi banyak pelajaran bagi Arne Slot. Di satu sisi, beberapa pemain pinggiran seperti Bradley dan Elliott menunjukkan potensi besar. Namun di sisi lain, ketergantungan pada Van Dijk dan kurangnya ketegasan lini belakang tetap menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dibenahi jelang musim baru.
Gol Aneh Szoboszlai dan Momen Langka Salah Tak Mampu Selamatkan Liverpool dari Tekanan Brighton
Dominik Szoboszlai menciptakan momen tak terduga saat ia mencetak gol dari sisi lapangan yang semula tampak seperti upaya umpan silang biasa. Bola justru meluncur langsung ke gawang Brighton, melewati Bart Verbruggen yang terlihat tak siap. Reaksi spontan Arne Slot di pinggir lapangan pun penuh ketidakpercayaan, sejalan dengan komentar Tony di SBOTOP: “Itu bukan umpan silang.
Meski gol tersebut membawa Liverpool kembali unggul, ekspresi malu-malu Szoboszlai saat merayakan seolah mengakui bahwa itu mungkin bukan niatan awalnya. Namun keberuntungan seperti itu tak cukup bagi The Reds untuk menaklukkan Brighton yang bermain penuh determinasi di babak kedua.
Brighton kembali menunjukkan karakter pantang menyerah. Meski Liverpool sempat mengancam lewat peluang emas Mohamed Salah—yang tengah merayakan penampilan ke-300-nya di Premier League—sang bintang asal Mesir gagal memaksimalkan kesempatan untuk mengunci kemenangan.
Momentum pun berubah ketika Kaoru Mitoma, baru empat menit masuk ke lapangan, berhasil memanfaatkan bola rebound setelah upaya awal Danny Welbeck digagalkan Alisson. Gol di menit ke-69 itu membuat skor kembali imbang 2-2 dan memberi energi baru bagi Brighton untuk terus menekan.
Meski Liverpool memiliki sejumlah peluang untuk mengamankan tiga poin, mereka akhirnya harus tunduk pada gol dramatis di penghujung laga. Pertandingan ini memperlihatkan kombinasi unik antara momen keberuntungan, kesalahan, dan keajaiban sepak bola yang membuat Premier League terus memikat perhatian dunia.
Gol Telat yang Disahkan VAR Jaga Harapan Eropa Brighton, Liverpool Kembali Terpeleset
Drama memuncak di menit-menit akhir pertandingan saat Brighton akhirnya memastikan kemenangan dramatis 3-2 atas Liverpool melalui gol telat Jack Hinshelwood—yang sempat dianulir wasit karena dugaan offside. Namun, setelah peninjauan VAR, tayangan ulang menunjukkan Matt O’Riley berada dalam posisi onside saat memberikan umpan, memicu selebrasi liar dari para pemain dan suporter tuan rumah di Amex Stadium.
Momentum benar-benar berpihak pada Brighton di akhir laga. Meskipun peluang demi peluang sempat membuat frustrasi, mereka akhirnya mendapatkan keadilan dari teknologi. Kemenangan ini sangat krusial dalam menjaga ambisi pasukan muda Fabian Hürzeler untuk finis di peringkat delapan klasemen Premier League—posisi terakhir yang masih berpotensi memberikan tiket Eropa.
Sementara itu, Liverpool tampaknya kehilangan arah sejak mengangkat trofi Premier League pada 27 April. Hasil ini menandai hanya satu poin dari tiga laga terakhir mereka—sebuah penurunan performa yang mencolok dan menjadi perhatian bagi manajer anyar Arne Slot jelang musim depan.
Namun perjuangan Brighton belum selesai. Meski mereka kini unggul tiga poin atas Brentford dan berada di posisi kedelapan, upaya mereka menuju kompetisi Eropa menghadapi tantangan tambahan. Kemenangan mengejutkan Crystal Palace di final Piala FA atas Manchester City memberi mereka tiket ke Liga Europa, yang menyulitkan jalur Brighton. Kini, Brighton tak hanya harus mempertahankan posisi delapan di pekan terakhir melawan Tottenham, tapi juga menggantungkan harapan pada Chelsea untuk finis ketujuh dan mengalahkan Real Betis di final UEFA Conference League demi membuka jalan mereka ke Eropa.
Table Liga Inggris
Peringkat | Tim | Main | Menang | Seri | Kalah | Selisih Gol | Poin | 6 Pertandingan Terakhir |
1 | Liverpool | 37 | 25 | 8 | 4 | +45 | 83 | ✅ ✅ ✅ ❌ ➖ ❌ |
2 | Arsenal | 37 | 19 | 14 | 4 | +34 | 71 | ➖ ✅ ➖ ❌ ➖ ✅ |
3 | Newcastle | 37 | 20 | 6 | 11 | +22 | 66 | ✅ ❌ ✅ ➖ ✅ ❌ |
4 | Chelsea | 37 | 19 | 9 | 9 | +20 | 66 | ➖ ✅ ✅ ✅ ❌ ✅ |
5 | Aston Villa | 37 | 19 | 9 | 9 | +9 | 66 | ✅ ✅ ❌ ✅ ✅ ✅ |
6 | Manchester City | 36 | 19 | 8 | 9 | +24 | 65 | ➖ ✅ ✅ ✅ ✅ ➖ |
7 | Nottingham Forest | 37 | 19 | 8 | 10 | +13 | 65 | ❌ ✅ ❌ ➖ ➖ ✅ |
8 | Brighton | 37 | 15 | 13 | 9 | +4 | 58 | ➖ ❌ ✅ ➖ ✅ ✅ |
9 | Brentford | 37 | 16 | 7 | 14 | +9 | 55 | ➖ ✅ ✅ ✅ ✅ ❌ |
10 | Fulham | 37 | 15 | 9 | 13 | +2 | 54 | ❌ ❌ ✅ ❌ ❌ ✅ |
11 | Bournemouth | 36 | 14 | 11 | 11 | +12 | 53 | ➖ ✅ ➖ ➖ ✅ ❌ |
12 | Crystal Palace | 36 | 12 | 13 | 11 | -2 | 49 | ❌ ❌ ➖ ➖ ➖ ✅ |
13 | Everton | 37 | 10 | 15 | 12 | -3 | 45 | ✅ ❌ ❌ ➖ ✅ ✅ |
14 | Wolverhampton | 36 | 12 | 5 | 19 | -13 | 41 | ✅ ✅ ✅ ✅ ❌ ❌ |
15 | West Ham United | 37 | 10 | 10 | 17 | -18 | 40 | ❌ ➖ ❌ ➖ ✅ ❌ |
16 | Manchester United | 37 | 10 | 9 | 18 | -12 | 39 | ❌ ❌ ➖ ❌ ❌ ❌ |
17 | Tottenham Hotspur | 37 | 11 | 5 | 21 | +2 | 38 | ❌ ❌ ❌ ➖ ❌ ❌ |
18 | Leicester City | 37 | 6 | 7 | 24 | -45 | 25 | ➖ ❌ ❌ ✅ ➖ ✅ |
19 | Ipswich Town | 37 | 4 | 10 | 23 | -44 | 22 | ➖ ❌ ❌ ➖ ❌ ❌ |
20 | Southampton | 37 | 2 | 6 | 29 | -59 | 12 | ❌ ➖ ❌ ❌ ➖ ❌ |
Baca Juga :