Bali, pulau yang dikenal sebagai destinasi pariwisata dunia, kini kembali menyambut momen penting dalam perjalanan sepak bola nasional. Bukan konser, bukan festival seni, melainkan derap langkah para pemain Tim Nasional Indonesia yang mulai menggema di lapangan hijau. Sebuah awal yang menandai persiapan penting menuju tantangan besar yang menanti: lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Di bawah sorotan kamera dan teriakan para suporter yang tak pernah surut, Timnas Indonesia resmi menggelar latihan perdana mereka di Pulau Dewata. Bukan tanpa alasan pemusatan latihan kali ini dilaksanakan di Bali. Di balik keindahan alamnya, Bali menawarkan suasana yang kondusif bagi pembentukan mental dan kebugaran skuad Garuda. Ini bukan sekadar latihan, ini adalah pondasi menuju sejarah baru sepak bola Indonesia.
Pemilihan Bali Lebih dari Sekadar Destinasi
Keputusan untuk menjadikan Bali sebagai tempat pemusatan latihan (TC) bukanlah kebetulan. Bali bukan hanya populer di kalangan turis, tetapi juga menjadi tempat strategis dengan infrastruktur olahraga yang mumpuni. Lapangan latihan berkualitas, cuaca yang mendukung, serta fasilitas pemulihan yang tersedia menjadikan pulau ini sebagai pilihan ideal. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam pernyataannya menegaskan bahwa pemusatan latihan di Bali adalah bagian dari pendekatan baru federasi. “Kami ingin memberikan lingkungan terbaik untuk para pemain. Bali menawarkan ketenangan, fokus, serta fasilitas lengkap untuk mendukung program latihan intensif,” ungkap Erick.
Dengan atmosfer yang tidak sepadat ibu kota dan tekanan publik yang sedikit lebih rendah, para pemain dapat membangun chemistry dan konsentrasi tanpa gangguan.
Daftar Pemain Kombinasi Pengalaman dan Potensi
Latihan perdana ini diikuti oleh 26 pemain, yang merupakan gabungan dari pemain lokal Liga 1, beberapa pemain abroad, serta wajah-wajah baru yang mendapat kesempatan dari pelatih Shin Tae-yong. Di antaranya:
- Marc Klok dan Ricky Kambuaya, dua gelandang yang berpengalaman dan menjadi pengatur tempo permainan.
- Sandy Walsh, bek naturalisasi yang kembali ke Indonesia setelah pulih dari cedera.
- Rafael Struick dan Justin Hubner, pemain muda berdarah Belanda yang menunjukkan performa konsisten di klub masing-masing.
- Nama-nama lokal seperti Rizky Ridho, Nadeo Argawinata, hingga Marselino Ferdinan juga turut meramaikan skuad kali ini.
Tidak ketinggalan, Shin Tae-yong juga memberikan kejutan dengan memanggil beberapa pemain U-23 yang tampil gemilang di Piala Asia U-23, sebagai bagian dari regenerasi jangka panjang Timnas senior.
Fokus Latihan Hari Pertama Adaptasi dan Observasi
Latihan perdana yang digelar di Lapangan Training Centre Bali United di Gianyar ini berlangsung selama 90 menit. Fokus utamanya adalah pengembalian kebugaran fisik, pengenalan taktik awal, serta observasi terhadap kondisi pemain pasca kompetisi klub.
Pelatih Shin Tae-yong tampak serius dalam mengamati setiap gerakan pemain. Ia membagi sesi menjadi tiga tahap utama: pemanasan dinamis, latihan teknik dasar (passing, dribbling, dan kontrol bola), serta mini game untuk mengasah koordinasi tim.
“Ini bukan soal intensitas tinggi dulu. Saya ingin melihat kesiapan fisik dan mental para pemain,” ujar STY kepada media setelah sesi latihan berakhir.
Kehadiran Suporter Dukungan yang Tak Pernah Padam
Meski hanya latihan, ratusan suporter setia Garuda tetap hadir di luar pagar lapangan untuk memberikan dukungan. Dengan membawa bendera merah putih dan menyanyikan chant-chant khas Timnas, atmosfer latihan berubah menjadi seperti sesi pra-laga sesungguhnya.
Beberapa dari mereka bahkan datang dari luar Bali, hanya untuk menyaksikan langsung para pahlawan sepak bola nasional berlatih. Seorang suporter asal Surabaya, Iwan (32), mengatakan bahwa ini adalah momen yang tak ingin ia lewatkan. “Saya ingin Timnas merasa kita selalu di belakang mereka, tidak hanya saat bertanding, tapi juga saat mereka berlatih,” katanya.
Shin Tae-yong dan Filosofi Kerja Keras
Sejak mengambil alih kursi kepelatihan Timnas, Shin Tae-yong tak pernah main-main soal disiplin dan etos kerja. Latihan fisik berat, diet ketat, dan jam tidur yang disiplin adalah bagian dari filosofi yang ia tanamkan.
Di Bali, Shin kembali menekankan pentingnya persiapan mental selain fisik. “Pertandingan besar dimenangkan bukan hanya oleh taktik, tetapi oleh mental kuat. Itulah kenapa saya pilih Bali, karena ini tempat yang baik untuk menenangkan pikiran dan menguatkan hati,” ucapnya dalam wawancara eksklusif bersama media lokal.
Shin juga tak segan mengingatkan para pemain untuk menjauhi gaya hidup yang tidak sehat selama masa pemusatan latihan. “Jangan pikir ini liburan di Bali. Kita sedang persiapan untuk Piala Dunia,” katanya sambil tersenyum.
Persiapan Menuju Laga Kunci
Latihan ini merupakan bagian dari persiapan Timnas menghadapi dua laga krusial di Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, melawan China dan Jepang. Dua laga tersebut bisa menjadi penentu apakah Indonesia lolos ke babak keempat atau tidak.
China dianggap sebagai lawan langsung dalam perebutan posisi kedua, sementara Jepang adalah raksasa Asia yang tentu memberikan ujian berat bagi para pemain. Maka dari itu, latihan di Bali dianggap sebagai fase penting dalam membangun ketahanan fisik dan psikologis tim.
Shin Tae-yong mengatakan bahwa dirinya menargetkan enam poin dari dua laga tersisa. “Kami harus berpikir menang. Tidak ada kata takut meski lawan kuat. Saya ingin pemain bermental juara,” tegasnya.
Kesehatan dan Pemulihan Fasilitas Maksimal di Bali
Salah satu keuntungan besar yang dimiliki pemain di Bali adalah akses terhadap fasilitas pemulihan kelas dunia. Mereka difasilitasi dengan ruang fisioterapi, kolam air dingin, spa pemulihan, hingga sesi yoga dan meditasi.
Seluruh pemain diwajibkan menjalani pemulihan setiap habis latihan. Tim medis Timnas yang dipimpin oleh dr. Syarif Nugroho menyampaikan bahwa pemulihan adalah bagian dari strategi untuk menghindari cedera, terutama di tengah jadwal latihan padat.
“Fokus kami bukan hanya melatih, tapi juga menjaga agar pemain dalam kondisi puncak saat laga,” jelas dr. Syarif.
Reaksi Para Pemain Semangat dan Optimisme
Para pemain pun memberikan respons positif terhadap pemusatan latihan di Bali. Marselino Ferdinan, yang sempat menjadi sorotan di tim U-23, mengatakan bahwa atmosfer latihan di Bali membantunya fokus dan tidak teralihkan oleh hal-hal di luar sepak bola.
“Udara segar, makanan enak, dan suasana mendukung. Kami semua merasa nyaman di sini. Tapi tentu saja, kami tidak santai. Setiap hari kami harus siap tempur,” ujar Marselino.
Sementara itu, pemain bertahan Rizky Ridho menambahkan bahwa latihan perdana ini penting untuk membangun ulang koneksi antar pemain. “Banyak dari kami datang dari klub yang berbeda, jadi latihan ini bikin chemistry kami terbangun lagi,” katanya.
Rencana Uji Coba dan Simulasi Taktik
Selain latihan fisik dan teknikal, pelatih Shin Tae-yong telah merancang satu atau dua laga uji coba tertutup selama masa TC. Uji coba ini tidak diumumkan ke publik untuk menjaga kerahasiaan strategi.
Laga simulasi ini bertujuan menguji formasi alternatif dan menyiapkan skenario tertentu, seperti bermain dengan 10 orang, strategi menghadapi pressing tinggi, hingga situasi bola mati. Hal ini penting mengingat China dan Jepang memiliki gaya bermain yang sangat berbeda.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan satu strategi. Kita harus fleksibel,” ujar Shin.
Harapan dan Pesan untuk Bangsa
Latihan perdana di Bali menjadi simbol semangat baru. Sebuah awal yang diharapkan mampu menumbuhkan optimisme masyarakat bahwa Timnas Indonesia bukan hanya sekadar penghibur, tapi pejuang sejati di pentas dunia.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan harapannya agar masyarakat terus memberikan dukungan positif. “Sepak bola bukan hanya tentang menang dan kalah. Ini tentang perjalanan panjang. Dan Bali adalah langkah awal yang kita yakini akan membawa kita ke prestasi lebih tinggi,” ucapnya.
Baca Juga: