Sheffield United memanfaatkan dengan baik keunggulan jumlah pemain setelah Bristol City harus bermain dengan 10 pemain dalam leg pertama semifinal play-off SBOTOP Championship di Ashton Gate. Tim tamu meraih kemenangan 3-0 yang menempatkan mereka dalam posisi yang sangat menguntungkan menuju leg kedua.
Permainan berlangsung sengit sejak awal, namun titik balik datang saat Rob Dickie menerima kartu merah yang cukup kontroversial. Dickie diusir wasit setelah dianggap melanggar Kieffer Moore di dalam kotak penalti. Harrison Burrows dengan tenang mengeksekusi tendangan penalti tersebut, membawa Sheffield United unggul 1-0 pada babak pertama. Keputusan wasit tersebut memicu perdebatan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa itulah awal dari dominasi Blades di pertandingan ini.
Di babak kedua, Sheffield United semakin mempertegas keunggulannya. Pemain pengganti Andre Brooks mencetak gol kedua, sementara Callum O’Hare menambah keunggulan dengan gol ketiga yang semakin memperburuk keadaan bagi tuan rumah. Bristol City berjuang keras meski kehilangan satu pemain, namun mereka kesulitan untuk menembus pertahanan Sheffield United yang sangat disiplin.
Dengan hasil ini, Sheffield United mengendalikan jalannya semifinal play-off dan menempatkan satu kaki mereka di final di Wembley. Leg kedua akan menjadi ujian berat bagi Bristol City yang harus berjuang keras untuk membalikkan keadaan. Namun, dengan kondisi yang ada, Sheffield United tampaknya memiliki peluang besar untuk melaju ke final dan mendekatkan diri pada kembali ke Liga Premier.
Kontroversi Kartu Merah Rob Dickie dan Penalti Kemenangan Sheffield United di Leg Pertama Semifinal Play-Off Championship
Pertandingan leg pertama semifinal play-off SBOTOP Championship antara Bristol City dan Sheffield United di Ashton Gate berlangsung dengan penuh ketegangan, namun salah satu momen paling dramatis datang saat babak pertama hampir berakhir. Kieffer Moore, striker Sheffield United, berhasil meloloskan diri dari penjagaan bek tengah Rob Dickie, yang kemudian terpaksa melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti.
Kieffer Moore, yang memiliki kecepatan dan kelincahan luar biasa, sukses menciptakan ruang bagi dirinya untuk lari ke arah gawang, namun Rob Dickie yang berusaha mengejarnya tidak bisa mengimbangi pergerakannya. Dalam upayanya untuk menghentikan Moore, Dickie melingkarkan kakinya di sekitar tubuh Moore dan terjatuh bersamanya. Meski bola sempat mengenai Dickie, Moore akhirnya terkapar di tanah, membuat wasit tanpa ragu memberikan tendangan penalti untuk Sheffield United.
Chris Wilder, pelatih Sheffield United, memberikan pendapatnya tentang kejadian tersebut kepada Sky Sports: “Itu adalah permainan penyerang tengah yang sangat bagus. Moore terjebak di sana, menempatkan dirinya dalam posisi yang baik dan diseret ke bawah. Itu adalah penalti yang jelas dari sudut pandang saya.” Keputusan wasit untuk mengeluarkan kartu merah kepada Rob Dickie semakin memperburuk keadaan bagi Bristol City, yang kini harus bermain dengan 10 pemain di sisa pertandingan.
Penalti yang diberikan kepada Sheffield United pun dieksekusi dengan sempurna oleh Harrison Burrows, yang membawa tim tamu unggul 1-0 sebelum babak pertama berakhir. Tindakan Dickie menjadi sorotan, terlebih karena ia juga pernah diusir keluar lapangan pada pertandingan serupa di bulan November, menambah rasa frustrasi bagi tim tuan rumah.
Dengan keunggulan satu gol dan keuntungan bermain dengan satu pemain lebih banyak, Sheffield United semakin mendominasi jalannya pertandingan. Hasil ini menempatkan mereka dalam posisi yang sangat kuat untuk meraih kemenangan di leg pertama dan melangkah lebih dekat ke final play-off Championship.
Kekhawatiran Bristol City Terkait Keputusan Wasit di Semifinal Play-Off Championship
Bristol City menghadapi kekecewaan besar setelah keputusan kontroversial dari wasit Oliver Langford dalam leg pertama semifinal play-off Championship melawan Sheffield United. Setelah Rob Dickie diusir keluar lapangan karena pelanggaran terhadap Kieffer Moore di kotak penalti, pelatih dan pihak klub tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasi mereka.
Manajer Bristol City mengungkapkan kekecewaannya setelah pertandingan, menyatakan bahwa keputusan tersebut sangat mempengaruhi jalannya pertandingan. “Pada akhirnya, cukup jelas apa yang mengubah permainan ini. Itu memalukan,” katanya. Ia juga menyebutkan bahwa pihak klub telah menghubungi Kevin Friend dari PGMOL (Professional Game Match Officials Limited) untuk menyampaikan kekhawatiran mereka tentang kinerja wasit Oliver Langford. “Kami bahkan menelepon Kevin Friend minggu ini untuk menyampaikan kekhawatiran kami [tentang wasit Oliver Langford],” tambahnya.
Menurut pelatih Bristol City, keputusan tersebut bukan pertama kalinya Langford membuat keputusan yang merugikan timnya. Ia mengingatkan kembali insiden sebelumnya ketika Langford memimpin pertandingan antara Oxford dan Bristol City, di mana keputusan serupa juga dirasakan sebagai kesalahan. “Jika Anda lihat, kami memiliki dia di Oxford dan dia membuat keputusan yang salah. Saat Luton melawan Coventry, ia kembali membuat keputusan yang salah,” ujar pelatih itu. Hal ini menambah rasa frustasi, karena menurutnya, ada kekhawatiran bahwa insiden serupa akan terulang.
Walaupun demikian, Bristol City berusaha tetap positif dan fokus pada laga selanjutnya. “Kami akan menghadapi laga Senin malam dengan penuh keyakinan. Kami telah tampil baik di sana musim ini dan dalam 40 menit pertama kami tampil baik malam ini,” ujar sang pelatih. Meski berada dalam posisi yang sulit setelah kartu merah dan penalti yang diberikan kepada Sheffield United, tim asal Bristol itu bertekad untuk bangkit dan memberikan perlawanan di leg kedua.
Bristol City Menanggapi Kontroversi Kartu Merah Fokus pada Laga Berikutnya
Bristol City tengah menghadapi situasi yang penuh ketegangan setelah keputusan kontroversial yang diberikan oleh wasit pada leg pertama semifinal play-off Championship melawan Sheffield United. Setelah Rob Dickie menerima kartu merah, keputusan tersebut memicu berbagai reaksi dari pihak klub dan pelatih. Meski demikian, manajer Bristol City menegaskan bahwa mereka tetap fokus pada leg kedua dan percaya pada kemampuan tim untuk melakukan comeback.
Pelatih Bristol City mengungkapkan ketidaksepakatan dengan beberapa pandangan yang muncul, terutama terkait dengan kartu merah yang diberikan kepada Rob Dickie. “Saya tidak setuju [dengan Manning]. Dan tanpa konteks dari keputusan-keputusan yang ia buat pada pertandingan sebelumnya, mungkin ada rasa frustrasi di sana,” ujarnya. Menurutnya, meskipun ada ketidakpuasan sebelumnya, keputusan yang diambil dalam pertandingan ini adalah sebuah kartu merah yang jelas dan tidak dapat dibantah. “Tidak ada dua cara untuk itu. Dalam hal upaya untuk memainkan bola, itu terjadi setelah tarikan ke bawah, yang mana itu adalah 100 persen.
Sang pelatih menambahkan bahwa dalam aksi pertama tersebut, tidak ada niat dari Dickie untuk memainkan bola, yang membuat keputusan tersebut semakin jelas. “Anda dapat melihat bahwa tidak ada niat untuk memainkan bola pada aksi pertama itu,” jelasnya. Ia juga mengungkapkan rasa terkejutnya atas situasi tersebut, mengingat bahwa Liam, pemain yang terlibat, biasanya sangat terukur dan tenang. “Saya terkejut. Saya harus katakan, Liam biasanya sangat terukur, sangat tenang. Ia jelas kesal, namun saya rasa ia tidak akan mengambil keputusan yang salah malam ini.
Meskipun dihadapkan pada situasi sulit setelah kartu merah tersebut, pelatih Bristol City menegaskan bahwa timnya siap untuk menghadapi laga berikutnya. “Ada banyak comeback dalam sejarah olahraga dan kami akan siap untuk tampil pada hari Senin,” ungkapnya dengan penuh keyakinan. Dengan semangat juang yang tinggi, Bristol City berharap dapat membalikkan keadaan di leg kedua dan melaju ke final, meskipun tantangan yang ada semakin besar.
Baca Juga :