Real Madrid menutup laga tandang terakhir mereka di La Liga musim ini dengan kemenangan penting 2-0 atas Sevilla, dalam pertandingan yang penuh tensi di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan. Meski tuan rumah harus bermain dengan sembilan pemain akibat kartu merah untuk Loic Bade dan Isaac Romero, Madrid tetap harus bekerja keras sebelum akhirnya memecah kebuntuan di menit-menit akhir pertandingan.
Kylian Mbappé dan Jude Bellingham menjadi pahlawan Los Blancos dengan masing-masing mencetak gol di fase penutup laga. Setelah Sevilla bermain dengan disiplin tinggi meski kekurangan jumlah pemain, ketajaman lini depan Madrid akhirnya berbicara. Mbappé, dengan kecepatan dan ketajamannya, membuka keunggulan di penghujung laga, disusul oleh penyelesaian klinis dari Bellingham yang mengunci kemenangan tim asuhan Carlo Ancelotti.
Pertandingan ini berjalan panas sejak awal, dengan Loic Bade harus meninggalkan lapangan lebih dulu setelah menerima kartu merah di babak pertama. Nasib buruk Sevilla berlanjut ketika Isaac Romero juga diusir keluar, membuat tim asal Andalusia itu harus bertahan dengan sembilan pemain. Kendati demikian, pertahanan Sevilla tetap tampil militan dan membuat frustrasi para pemain Madrid hingga menit-menit terakhir.
Carlo Ancelotti memuji kesabaran dan determinasi anak asuhnya usai laga. Bagi Madrid, kemenangan ini menjadi sinyal positif menjelang akhir musim, terutama dalam menjaga ritme permainan dan mentalitas juara. Sementara bagi Sevilla, meski kalah, performa mereka dengan jumlah pemain terbatas mendapat apresiasi karena mampu memberikan perlawanan hingga menjelang laga berakhir.
Dengan hasil ini, Real Madrid menutup laga tandang musim 2024-25 mereka dengan kemenangan dan mempertegas status mereka sebagai salah satu kekuatan dominan di La Liga.
Madrid Rotasi Pemain, Kalahkan Sevilla Meski Awalnya Kesulitan Ciptakan Peluang
Dengan harapan meraih gelar LaLiga resmi pupus usai kemenangan 2-0 Barcelona atas Espanyol, Real Madrid memutuskan untuk merotasi skuadnya saat menghadapi Sevilla. Carlo Ancelotti memberikan kesempatan istirahat kepada sejumlah pemain inti dalam laga yang tetap berakhir dengan kemenangan untuk Los Blancos, meskipun tidak berjalan mudah.
Laga di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan langsung diwarnai drama sejak awal. Tuan rumah harus kehilangan Loic Bade pada menit ke-12 setelah sang bek melakukan pelanggaran terhadap Kylian Mbappé yang tengah berlari bebas ke arah gawang. Keputusan kartu merah dikonfirmasi oleh VAR, membuat Sevilla harus bertahan dengan sepuluh pemain lebih dari satu jam.
Meski unggul jumlah pemain dan dominan dalam penguasaan bola, Madrid tak langsung bisa memecah kebuntuan. Kylian Mbappé dan remaja sensasional Endrick memiliki peluang emas di babak pertama, namun keduanya gagal mengonversi peluang tersebut menjadi gol. Sevilla, meski dalam tekanan, tetap mampu menjaga kedisiplinan pertahanan dan menahan imbang hingga turun minum.
Rotasi yang dilakukan Ancelotti membuat permainan Madrid tampak kurang tajam di lini depan, namun pendekatan taktis dan kesabaran mereka akhirnya membuahkan hasil di paruh kedua laga. Gol-gol telat dari Mbappé dan Jude Bellingham memastikan kemenangan 2-0 yang tidak hanya mengangkat moral tim, tetapi juga menjadi pelengkap akhir musim yang solid bagi Madrid, meskipun gelar LaLiga sudah lepas dari genggaman.
Hasil ini menunjukkan kedalaman skuad Real Madrid dan kematangan strategi mereka dalam mengelola tekanan, bahkan ketika motivasi juara sudah tidak lagi menjadi faktor utama. Ancelotti kembali membuktikan bahwa rotasi bukan berarti melemah, tetapi bentuk kesiapan tim menghadapi tantangan yang lebih besar ke depan.
Dua Kartu Merah dan Gol Indah Mbappé Warnai Kemenangan Madrid atas Sevilla
Real Madrid mengukuhkan dominasinya di laga tandang terakhir La Liga musim ini dengan kemenangan meyakinkan 2-0 atas Sevilla, dalam pertandingan yang sarat drama dan intensitas tinggi. Bermain di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan, tim tuan rumah harus mengakhiri laga hanya dengan sembilan pemain setelah dua kartu merah yang merugikan mereka.
Tugas Sevilla menjadi semakin berat hanya tiga menit setelah babak kedua dimulai. Isaac Romero, yang baru saja masuk menggantikan Dodi Lukebakio, mendapat kartu merah langsung setelah melakukan tekel brutal terhadap Aurelien Tchouameni di tengah lapangan. Wasit, setelah meninjau insiden tersebut melalui VAR di sisi lapangan, tak ragu mengusir sang pemain keluar, membuat Sevilla harus bertahan dengan dua pemain lebih sedikit.
Meski dominan dalam penguasaan bola sejak awal, Real Madrid sempat frustrasi karena sejumlah peluang, termasuk tendangan Kylian Mbappé yang membentur mistar gawang. Namun, pada menit ke-75, penyerang asal Prancis itu akhirnya memecah kebuntuan dengan cara spektakuler. Dari jarak 25 meter, ia melepaskan tembakan keras mendatar yang mengarah ke pojok kiri bawah gawang, tak mampu dijangkau kiper Sevilla.
Madrid menutup laga dengan manis lewat gol kedua yang tercipta tiga menit sebelum peluit akhir. Umpan silang matang dari Victor Muñoz ke tiang jauh berhasil disambut dengan sundulan akurat oleh Gonzalo Garcia. Bola memantul dan jatuh di hadapan Jude Bellingham yang tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencetak gol penutup dan memastikan kemenangan Los Blancos.
Pertandingan ini menjadi gambaran kekuatan mental dan teknis Madrid, yang tetap mampu menjaga performa meski gelar juara sudah lepas dari tangan. Bagi Sevilla, kekalahan ini menambah daftar tantangan mereka, terutama soal disiplin dan pengendalian emosi di laga penting.
Perpisahan Manis Ancelotti dan Gemilangnya Mbappé-Bellingham
Real Madrid menutup musim dengan cara yang elegan dan penuh pernyataan. Setelah kehilangan peluang meraih gelar LaLiga di tengah pekan, skuad asuhan Carlo Ancelotti memberikan respons yang luar biasa dalam pertandingan terakhir sang pelatih bersama tim. Kemenangan atas Sevilla bukan hanya soal tiga poin, tapi juga selebrasi terhadap musim cemerlang dua bintang mereka — Kylian Mbappé dan Jude Bellingham.
Mbappé kembali menunjukkan kelasnya. Sang penyerang Prancis mencetak gol ke-40-nya musim ini di semua kompetisi — angka yang mencerminkan dampaknya sejak bergabung dengan Los Blancos. Tak hanya tajam di kotak penalti, Mbappé kini juga menjadi ancaman dari luar area. Gol ke-7-nya dari luar kotak penalti musim ini menempatkannya sejajar dengan Lamine Yamal dari Barcelona sebagai pemain dengan gol terbanyak dari luar kotak penalti di lima liga top Eropa.
Di lini tengah, Jude Bellingham terus berkembang menjadi jantung permainan Madrid. Pemain berusia 21 tahun itu kembali mencatatkan namanya di papan skor dan menyamai perolehan gol Phil Foden dengan 37 gol musim ini di semua kompetisi — jumlah tertinggi kedua di antara para gelandang top Eropa, hanya di bawah Cole Palmer yang mengoleksi 42 gol.
Pertandingan ini tidak hanya menjadi panggung penegasan kualitas individu para pemain, tapi juga simbol perpisahan yang emosional bagi Carlo Ancelotti. Sang pelatih menutup babak indah kariernya di Bernabéu dengan kemenangan dan tim yang siap melanjutkan kejayaan.
Sevilla Ukir Rekor Buruk, Romero Cetak Sejarah Kartu Merah Tercepat untuk Pemain Pengganti
Kekalahan Sevilla dari Real Madrid tak hanya menyakitkan dari sisi skor, tetapi juga mencerminkan masalah kedisiplinan yang terus menghantui tim sepanjang musim. Dalam pertandingan yang penuh tekanan itu, Sevilla kembali menunjukkan sisi buruk permainan mereka dengan tambahan satu kartu merah lagi — yang kini menjadikan mereka tim dengan jumlah kartu merah terbanyak di LaLiga musim ini, total delapan kali pemain mereka diusir keluar.
Yang paling mencolok adalah insiden yang melibatkan Isaac Romero. Masuk sebagai pemain pengganti di babak pertama menggantikan Dodi Lukebakio, Romero hanya membutuhkan waktu dua menit dan 18 detik untuk mencatatkan dirinya dalam sejarah — bukan karena gol atau assist, tetapi karena menerima kartu merah tercepat yang pernah diberikan kepada pemain pengganti dalam sejarah LaLiga.
Romero mendapatkan kartu merah langsung setelah melakukan tekel keras terhadap Aurelien Tchouameni di tengah lapangan. Keputusan wasit diperkuat melalui tinjauan VAR, yang menyoroti betapa berbahayanya aksi pemain asal Spanyol tersebut. Insiden ini tidak hanya membuat Sevilla kehilangan tenaga di lapangan, tetapi juga menambah daftar panjang persoalan disiplin yang terus merugikan tim.
Dalam musim yang penuh ketidakstabilan, tingginya jumlah kartu merah mencerminkan kurangnya kontrol emosi dan kecermatan dalam situasi penting. Sevilla kini harus mengevaluasi ulang pendekatan mereka, terutama menyangkut etika permainan dan manajemen emosi para pemain, jika ingin kembali bersaing di level atas musim depan.
Baca Juga :