1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP: Menpora dan Gubernur Jabar Resmikan Kick-Off Liga 4 Seri 1 di Garut dengan Semangat Pembinaan Sepak Bola Daerah

Gelaran sepak bola tingkat daerah kembali mendapatkan sorotan besar setelah Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora) bersama Gubernur Jawa Barat secara resmi membuka Liga 4 Seri 1 di Kabupaten Garut. Ajang ini tidak hanya menjadi momentum penting bagi persepakbolaan Jawa Barat, tetapi juga menjadi simbol nyata dari semangat pembinaan sepak bola di level akar rumput. Acara pembukaan yang berlangsung meriah di Stadion Merdeka Garut ini dihadiri ribuan penonton, ratusan pemain muda, serta perwakilan dari berbagai klub amatir yang siap bersaing demi membawa nama daerah masing-masing.

Pembukaan Meriah di Stadion Merdeka Garut

Stadion Merdeka Garut menjadi saksi awal dari sejarah baru kompetisi Liga 4 Seri 1 Jawa Barat. Sejak pagi hari, ribuan penonton mulai memadati tribun stadion. Atmosfer penuh antusiasme terasa ketika para peserta parade dari masing-masing klub menampilkan atribut khas daerah mereka. Suasana semakin hangat ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan, diikuti dengan sambutan dari Menpora dan Gubernur Jawa Barat yang disambut tepuk tangan meriah.

Dalam sambutannya, Menpora menekankan pentingnya pembinaan sepak bola berjenjang yang dimulai dari daerah. Ia menegaskan bahwa Liga 4 bukan sekadar kompetisi, melainkan wadah pembinaan bagi para pemain muda yang memiliki potensi besar untuk menjadi bintang masa depan.

“Liga 4 ini adalah fondasi. Di sinilah bibit-bibit muda ditempa untuk menjadi pemain profesional di masa depan. Jangan anggap remeh kompetisi ini, karena dari sinilah talenta terbaik Indonesia bisa muncul,” ujar Menpora dengan semangat di hadapan para peserta.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat dalam pidatonya mengungkapkan kebanggaan karena provinsi yang dipimpinnya selalu menjadi barometer dalam hal pembinaan olahraga, khususnya sepak bola. Ia menyebut bahwa kehadiran Liga 4 menjadi bukti komitmen daerah untuk terus berperan aktif dalam pengembangan olahraga nasional.

“Jawa Barat selalu dikenal sebagai gudangnya atlet, termasuk di sepak bola. Dengan adanya Liga 4, kita ingin memperkuat sistem pembinaan, memperbanyak kompetisi, dan memberi kesempatan bagi anak muda di setiap kabupaten dan kota untuk menunjukkan bakatnya,” tutur Gubernur diiringi tepuk tangan penonton.

Semangat Pembinaan dari Akar Rumput

Liga 4 Seri 1 Jawa Barat bukan sekadar turnamen kompetitif, melainkan program berkelanjutan yang bertujuan menemukan, melatih, dan menyiapkan generasi baru pesepakbola Indonesia. Kompetisi ini diikuti oleh klub-klub amatir dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat, termasuk Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Ciamis, dan Kuningan. Masing-masing tim berisikan pemain muda berusia antara 17 hingga 23 tahun yang sebagian besar merupakan hasil pembinaan sekolah sepak bola (SSB) lokal.

Ketua Asprov PSSI Jawa Barat menjelaskan bahwa Liga 4 merupakan bagian dari sistem kompetisi berjenjang PSSI. Para juara di tingkat provinsi nantinya akan berhak promosi ke Liga 3 Nasional. Dengan demikian, kompetisi ini menjadi jembatan penting bagi pemain muda untuk naik ke level yang lebih tinggi.

“Tujuan kami jelas, yaitu membangun ekosistem sepak bola yang sehat dari bawah. Liga 4 bukan hanya soal juara, tapi soal pembentukan karakter, disiplin, dan etos kerja pemain muda. Mereka belajar untuk bersaing secara sehat dan profesional,” ungkap Ketua Asprov PSSI Jabar.

Program pembinaan ini juga melibatkan pelatih-pelatih lokal yang sudah tersertifikasi oleh PSSI. Mereka diberikan pelatihan tambahan agar dapat menerapkan metode latihan modern sesuai dengan standar nasional dan internasional. Langkah ini diharapkan bisa mempercepat proses peningkatan kualitas pemain muda di Jawa Barat.

Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah

Kehadiran Menpora dalam pembukaan Liga 4 Seri 1 di Garut bukan sekadar seremoni. Pemerintah pusat melalui Kemenpora menegaskan dukungan penuh terhadap pengembangan kompetisi di level amatir. Dukungan ini tidak hanya berupa fasilitas dan dana, tetapi juga melalui sinergi program antara pusat dan daerah.

Menpora menyebut bahwa Kemenpora memiliki visi untuk memastikan setiap provinsi memiliki sistem kompetisi yang aktif dan berkelanjutan. Ia menilai Jawa Barat menjadi contoh ideal karena memiliki infrastruktur yang memadai, semangat masyarakat yang tinggi terhadap sepak bola, dan kolaborasi kuat antara pemerintah daerah, PSSI, serta komunitas lokal.

“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kami butuh dukungan dari daerah, pelatih, klub, dan masyarakat. Ketika semua bersatu, pembinaan sepak bola kita akan jauh lebih maju. Garut dan Jawa Barat membuktikan hal itu hari ini,” jelas Menpora.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat juga memastikan dukungan pemerintah provinsi dalam bentuk bantuan fasilitas, peningkatan kualitas lapangan, serta beasiswa olahraga bagi atlet berprestasi. Ia juga berjanji untuk memperluas jangkauan Liga 4 ke lebih banyak kabupaten agar semakin banyak pemain muda mendapat kesempatan bertanding.

“Kita ingin anak-anak di pelosok Jawa Barat juga merasakan atmosfer kompetisi. Tidak hanya di kota besar, tapi juga di daerah. Sepak bola adalah milik semua,” ujar Gubernur.

Partisipasi Klub dan Antusiasme Pemain Muda

Total terdapat 32 klub yang berpartisipasi dalam Liga 4 Seri 1 Jawa Barat tahun ini. Masing-masing tim telah melewati proses seleksi ketat di tingkat kabupaten. Banyak di antara mereka yang membawa nama-nama lokal seperti Garut United, Persitas Tasikmalaya, PS Kuningan, dan Sukabumi FC. Atmosfer kompetitif pun terasa sejak pertandingan perdana dimulai.

Bagi para pemain muda, ajang ini menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuan mereka di hadapan pencari bakat dan pelatih-pelatih profesional. Beberapa klub Liga 1 dan Liga 2 bahkan disebut mengirimkan talent scout untuk memantau langsung jalannya kompetisi.

Salah satu pemain muda, Rizky Ramadhan (19 tahun) dari tim Garut United, mengaku sangat bangga bisa tampil di ajang sebesar ini. Ia menilai Liga 4 memberikan pengalaman berharga dan motivasi tinggi untuk terus berkembang.

“Ini pengalaman luar biasa. Bisa main di hadapan Menpora dan Gubernur itu hal yang langka. Kami ingin menunjukkan bahwa pemain muda Garut juga punya kualitas,” ujar Rizky dengan semangat.

Pertandingan Pembuka yang Seru dan Penuh Gairah

Usai seremoni pembukaan, laga perdana mempertemukan Garut United melawan Persitas Tasikmalaya. Pertandingan berlangsung ketat sejak menit pertama. Kedua tim bermain dengan determinasi tinggi, menampilkan semangat juang khas sepak bola daerah.

Garut United yang tampil di hadapan pendukung sendiri langsung tancap gas. Dukungan suporter lokal yang memenuhi stadion membuat pemain semakin bersemangat. Pada menit ke-22, mereka berhasil membuka keunggulan melalui tendangan bebas spektakuler dari kapten tim, Arif Nugraha. Bola meluncur deras ke pojok kanan gawang tanpa bisa dijangkau kiper lawan.

Namun, Persitas Tasikmalaya tidak tinggal diam. Mereka membalas lewat serangan cepat di babak kedua dan berhasil menyamakan kedudukan melalui aksi Rizal Saputra pada menit ke-63. Pertandingan semakin seru dengan tempo yang terus meningkat.

Di menit-menit akhir, Garut United akhirnya memastikan kemenangan 2-1 setelah pemain pengganti Dimas Priatna mencetak gol lewat sundulan hasil umpan silang dari sisi kanan. Stadion pun bergemuruh ketika peluit panjang berbunyi. Kemenangan itu menjadi awal manis bagi tuan rumah dan semakin memanaskan kompetisi.

Liga 4 Sebagai Pilar Regenerasi Sepak Bola Nasional

Keberadaan Liga 4 di Jawa Barat bukan hanya proyek sementara. Kompetisi ini menjadi bagian penting dalam sistem piramida sepak bola nasional yang dirancang untuk memperkuat regenerasi pemain di Indonesia. Dalam sistem ini, setiap level kompetisi saling terhubung — dari Liga 4 (amatir), ke Liga 3 (nasional), hingga akhirnya ke Liga 2 dan Liga 1 yang merupakan level profesional.

Melalui sistem ini, pemain muda tidak hanya berkompetisi untuk meraih trofi, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk promosi ke level yang lebih tinggi. Bagi pelatih dan klub, Liga 4 menjadi laboratorium untuk menguji strategi, membangun filosofi permainan, serta membentuk karakter tim.

Menurut analis sepak bola nasional, Rudi Kurniawan, kehadiran Liga 4 di Jawa Barat bisa menjadi model bagi daerah lain.

“Kalau konsisten dijalankan, Liga 4 akan menjadi ladang emas bagi pencarian talenta muda. Jawa Barat punya potensi besar karena populasi pemainnya banyak dan antusiasme masyarakatnya tinggi. Kuncinya ada di manajemen kompetisi yang baik,” ujar Rudi.

Sinergi dengan Sekolah dan Akademi Sepak Bola

Menariknya, banyak klub peserta Liga 4 yang merupakan hasil kolaborasi antara SSB (Sekolah Sepak Bola) dengan pemerintah daerah setempat. Beberapa bahkan menjalin kerja sama dengan akademi profesional seperti Persib Bandung Academy atau PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar).

Langkah ini dilakukan untuk memastikan kesinambungan pembinaan dari level usia dini hingga kompetisi resmi. Selain itu, beberapa sekolah di Garut dan sekitarnya juga menerapkan program khusus bagi siswa yang menjadi atlet sepak bola agar mereka bisa menyeimbangkan pendidikan dan olahraga.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya jago di lapangan, tapi juga punya masa depan cerah lewat pendidikan. Karena itu kami dukung penuh kegiatan Liga 4 ini dengan pendekatan yang seimbang,” kata Kepala Dinas Pendidikan Garut.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE