Perjalanan menuju pentas sepak bola dunia bagi pemain muda Indonesia selalu menjadi topik menarik dan penuh harapan. Di tengah semangat pembinaan usia dini yang mulai menggeliat, kabar menggembirakan datang dari dua pemain muda berbakat asal Indonesia yang resmi bergabung dalam program pengembangan pemain Girona FC, klub asal Spanyol yang saat ini berlaga di La Liga. Mereka adalah Reno Salampessy dan Farrel Luckyta Widodo, dua nama yang perlahan namun pasti mulai dikenal luas di kancah sepak bola nasional.
Pengiriman dua talenta muda ini merupakan buah dari kerja sama antara LALIGA, Girona FC, dan The Footballicious, sebuah lembaga yang fokus pada pengembangan pemain usia muda di Indonesia. Langkah ini bukan hanya bentuk investasi jangka panjang untuk masa depan sepak bola nasional, tapi juga simbol bahwa mimpi para pemain muda Indonesia untuk menembus Eropa bukan sekadar angan-angan.
Siapa Reno dan Farrel
- Reno Salampessy Mewarisi Darah Legenda
Reno Salampessy bukan nama asing, apalagi jika menyebut warisan sepak bola. Putra dari mantan bek tangguh Timnas Indonesia, Ricardo Salampessy, ini menunjukkan perkembangan pesat sejak usia belia. Lahir dan tumbuh di Jayapura, lingkungan yang begitu lekat dengan atmosfer sepak bola, Reno terbiasa bermain di lapangan sejak kecil. Kariernya dimulai di akademi lokal, lalu bergabung bersama tim junior Persipura Jayapura, klub yang juga pernah dibela sang ayah.
Reno dikenal sebagai gelandang bertahan yang memiliki kemampuan membaca permainan dengan baik, disiplin, dan berani mengambil keputusan di lapangan. Pada usia 16 tahun, ia mulai mencuri perhatian lewat turnamen-turnamen junior dan sempat mengikuti program coaching clinic bersama David Beckham yang difasilitasi oleh The Footballicious. Momen itu menjadi titik awal yang membentuk mental dan ambisinya.
- Farrel Luckyta Widodo Bintang dari Sleman
Berbeda dari Reno, Farrel datang dari Yogyakarta dan saat ini memperkuat PSS Sleman U-16. Gelandang serang ini mencatatkan performa luar biasa di turnamen LALIGA Youth Tournament 2024, di mana ia dinobatkan sebagai pemain terbaik. Farrel memiliki gaya bermain yang eksplosif, penuh kreativitas, dan memiliki naluri menyerang yang tajam. Ia dikenal mampu menciptakan peluang dari ruang sempit, sekaligus menjadi eksekutor bola mati yang akurat.
Prestasinya bersama PSS Sleman membuatnya mencatatkan 19 penampilan di level U-16 dan beberapa kali promosi untuk bermain bersama U-18. Ketekunan, disiplin, dan rasa lapar akan ilmu menjadi daya tarik utama yang akhirnya membuat tim pemantau Girona FC memilihnya.
Apa Itu Program Pengembangan Girona FC
Program pengembangan ini merupakan bagian dari strategi internasional Girona FC dalam memperluas jejaring bakat muda dan sekaligus menjadi sarana pertukaran budaya sepak bola. Dengan dukungan penuh dari LALIGA, Girona FC menyambut pemain-pemain muda dari luar Spanyol yang memiliki potensi besar untuk berlatih bersama akademi mereka selama beberapa bulan.
Fasilitas pelatihan kelas dunia, sistem pembinaan yang terstruktur, serta pelatih-pelatih berlisensi UEFA menjadi jaminan bahwa pemain yang bergabung akan mendapatkan pengalaman yang tidak ternilai. Selain latihan teknis dan taktis, para pemain juga akan mendapatkan pelatihan mental, nutrisi, dan pengenalan budaya Eropa, yang semua menjadi bekal penting untuk perjalanan karier profesional mereka ke depan.
Tantangan dan Harapan
- Adaptasi Budaya dan Bahasa
Salah satu tantangan besar yang akan dihadapi Reno dan Farrel adalah adaptasi terhadap lingkungan baru. Spanyol, dengan bahasa dan budaya yang berbeda, tentu menjadi pengalaman pertama yang mendebarkan sekaligus menantang. Namun, keduanya telah menjalani pembekalan dasar bahasa Spanyol dan budaya Catalonia sebelum keberangkatan.
Farrel bahkan mengaku sangat tertarik belajar bahasa Spanyol agar bisa lebih akrab dengan rekan-rekan setim di Girona. Sementara Reno, yang terbiasa hidup dalam keluarga sepak bola, melihat tantangan ini sebagai bagian penting dari pertumbuhan karakter seorang pesepak bola profesional.
- Persaingan Ketat di Lapangan
Latihan bersama akademi Girona FC tentu berbeda dibanding latihan di Indonesia. Tingkat intensitas, disiplin, serta persaingan antar pemain lokal dan asing menuntut Reno dan Farrel untuk memberikan performa terbaik setiap harinya. Namun, keduanya menyambut tantangan itu dengan semangat tinggi.
“Ini bukan hanya tentang skill, tapi bagaimana kami bisa menunjukkan etos kerja yang benar, menghormati pelatih, dan terus belajar,” ujar Reno dalam wawancara sebelum keberangkatan.
- Harapan Keluarga dan Bangsa
Tak hanya keluarga yang menaruh harapan besar kepada mereka, tetapi juga jutaan pencinta sepak bola Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, publik sangat berharap agar muncul lebih banyak pemain muda Indonesia yang bisa menembus klub-klub Eropa secara meritokrasi, bukan hanya lewat popularitas.
Keberhasilan Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Marselino Ferdinan membuka jalan. Kini Reno dan Farrel menyusul dengan harapan bahwa mereka juga bisa kembali dan memperkuat Timnas Indonesia dengan pengalaman yang lebih matang.
Komitmen LALIGA dan The Footballicious
- LALIGA Bukan Sekadar Liga Tapi Mitra Perkembangan Global
Selama beberapa tahun terakhir, LALIGA berkomitmen mengembangkan ekosistem sepak bola di Asia, termasuk Indonesia. Melalui berbagai program seperti LALIGA Youth Tournament, pelatihan untuk pelatih lokal, hingga kerja sama dengan sekolah-sekolah sepak bola, LALIGA ingin menjadi bagian dari kemajuan sepak bola di tanah air.
Almudena Gómez, delegasi LALIGA untuk Asia Tenggara, menyebut bahwa Indonesia adalah pasar strategis dan penuh talenta. “Kami ingin menciptakan jembatan antara pemain muda Indonesia dan dunia profesional di Spanyol,” ujar Almudena.
- The Footballicious Pilar Pembinaan Usia Dini
Sebagai lembaga yang konsisten mendukung pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia, The Footballicious berperan sebagai penghubung utama dalam pengiriman Reno dan Farrel. CEO The Footballicious, Andhika Suksmana, menegaskan bahwa ini adalah program jangka panjang, bukan hanya aksi simbolik.
“Kami ingin pemain-pemain muda ini tidak hanya belajar teknik, tapi juga membawa pulang karakter dan standar profesionalisme tinggi. Ini adalah investasi untuk 10 tahun ke depan bagi sepak bola kita,” jelas Andhika.
Dampak dan Inspirasi
Kehadiran Reno dan Farrel di Girona FC memberikan dampak berlapis. Di satu sisi, mereka berkesempatan mengasah potensi dan merintis karier di Eropa. Di sisi lain, mereka juga menjadi simbol inspiratif bagi ribuan pemain muda Indonesia yang bermimpi bisa bermain di luar negeri.
Di berbagai sekolah sepak bola di Jakarta, Bandung, hingga Makassar, kisah Reno dan Farrel kini menjadi bahan penyemangat. Beberapa pelatih bahkan menjadikan mereka sebagai contoh bahwa kerja keras dan dedikasi bisa membuka peluang ke panggung dunia.
Tak hanya itu, kehadiran dua pemain ini di Spanyol juga membuka peluang kerja sama lebih luas antara klub-klub Eropa dan akademi Indonesia. Beberapa akademi di Surabaya dan Bali bahkan mulai menjajaki kerja sama serupa untuk membuka jalur ke Spanyol atau Portugal.
Harapan Masa Depan
Langkah Reno dan Farrel baru dimulai. Mereka masih harus berjuang di tengah cuaca dingin Eropa, kerasnya latihan, dan perbedaan budaya. Namun tekad dan semangat mereka adalah modal utama.
Jika perjalanan mereka berhasil, bukan tidak mungkin Girona FC akan menjadikan Indonesia sebagai sumber talenta tetap, sebagaimana Jepang, Korea, dan Australia yang telah lebih dulu mengirimkan pemain-pemain andalan ke Spanyol.
Dalam 5–10 tahun mendatang, Indonesia tak lagi hanya menjadi penonton sepak bola Eropa, tapi juga bagian dari kisahnya. Dan semua itu dimulai dari keberangkatan dua anak muda ke Girona—Reno dan Farrel.
Baca Juga: