Manchester City kembali menorehkan sejarah, bukan lewat trofi atau rekor pertandingan, melainkan lewat penghormatan monumental terhadap salah satu pemain terbaik yang pernah membela klub—Kevin De Bruyne. Setelah hampir satu dekade mengukir kejayaan bersama The Citizens, klub mengumumkan rencana pembangunan patung untuk De Bruyne di kompleks Etihad Stadium, menyusul jejak legenda lainnya seperti Vincent Kompany, David Silva, dan Sergio Agüero.
Kabar ini tak hanya mengguncang hati para penggemar City di seluruh dunia, tetapi juga menegaskan betapa besarnya pengaruh De Bruyne dalam membentuk era keemasan Manchester City. Artikel ini akan mengulas secara mendalam perjalanan karier sang maestro, alasan di balik pembangunan patung tersebut, hingga makna simbolik dan emosional bagi klub dan suporternya.
Kevin De Bruyne Dari Keraguan Menuju Keabadian
Ketika Kevin De Bruyne bergabung dengan Manchester City dari Wolfsburg pada tahun 2015, banyak yang mempertanyakan keputusan tersebut. Dengan banderol sekitar £55 juta, ia sempat dicap terlalu mahal, apalagi mengingat pengalaman kurang menyenangkan di Chelsea sebelumnya.
Namun, De Bruyne membungkam semua keraguan dengan konsistensi dan performa luar biasa. Dari musim ke musim, ia menjadi penggerak utama lini tengah Manchester City, memberikan dimensi berbeda dalam permainan, mencetak gol-gol penting, dan—yang paling khas—menciptakan assist dengan presisi surgawi.
Ia bukan hanya gelandang biasa, melainkan arsitek permainan yang mampu mengatur tempo, menciptakan peluang dari sudut tak terduga, dan memimpin rekan-rekannya di lapangan dengan tenang namun berpengaruh.
Statistik yang Menegaskan Status Legenda
Untuk memahami mengapa Kevin De Bruyne layak mendapatkan patung, cukup melihat kontribusinya secara statistik:
- Penampilan: Lebih dari 380 pertandingan untuk Manchester City
- Gol: Lebih dari 100 gol di semua kompetisi
- Assist: Mendekati 200 assist, terbanyak dalam sejarah klub
- Trofi:
- 6 Gelar Premier League
- 2 Piala FA
- 5 Piala Liga Inggris
- 1 Liga Champions
- 1 Piala Super Eropa
- 1 Piala Dunia Antarklub
Dengan jumlah assist dan keterlibatan dalam proses gol yang luar biasa, De Bruyne telah menempatkan dirinya di antara pemain paling berpengaruh dalam sejarah Premier League. Ia menjadi simbol kualitas, dedikasi, dan kecerdasan bermain.
Patung Sebagai Simbol Abadi
Manchester City memiliki tradisi baru dalam merayakan jasa pemain legendaris dengan membangun patung mereka di sekitar Etihad Stadium. Sebelumnya, Vincent Kompany, David Silva, dan Sergio Agüero telah diabadikan dalam bentuk patung perunggu. Kini giliran De Bruyne.
Patung ini direncanakan selesai pada pertengahan 2026, bertepatan dengan perayaan 11 tahun pengabdian De Bruyne di klub. Klub juga mengonfirmasi bahwa pematung terkenal, Andy Scott—yang sebelumnya mengerjakan patung Kompany dan Silva—kembali dipercaya untuk proyek ini.
Lokasi patung akan berada di area utama pintu masuk stadion, menyambut para penggemar yang hadir setiap akhir pekan dengan sosok sang maestro dalam pose khasnya: tengah melakukan umpan silang kaki kanan dengan kepala tegak dan mata tajam menatap area penalti.
Reaksi Emosional dari De Bruyne dan Publik
Kevin De Bruyne sendiri mengaku terharu saat mendengar rencana pembangunan patung ini.
“Saya datang ke Manchester City hanya ingin bermain dan memberikan yang terbaik. Tidak pernah terpikirkan bahwa suatu hari saya akan memiliki patung di stadion ini. Ini lebih dari sekadar kehormatan—ini mimpi yang bahkan tidak pernah saya bayangkan,” ujar De Bruyne dalam konferensi pers resmi klub.
Di media sosial, tagar #KDBStatue langsung menjadi trending topic. Para penggemar membanjiri platform dengan kenangan favorit mereka, mulai dari assist luar biasa ke Gabriel Jesus melawan Real Madrid, hingga gol jarak jauhnya ke gawang Chelsea.
Makna Simbolik bagi Manchester City
Pendirian patung bukan hanya bentuk penghormatan personal, tetapi juga simbol transformasi Manchester City dari klub penantang menjadi raksasa Eropa. De Bruyne mewakili era di mana City tak hanya mengandalkan kekuatan finansial, tetapi juga membangun identitas permainan yang atraktif, cerdas, dan mendalam secara taktik.
Patung De Bruyne juga menyampaikan pesan kepada generasi pemain mendatang: bahwa pengabdian, kerja keras, dan loyalitas akan dihargai dengan abadi. Ia bukan pemain yang berpindah-pindah klub setiap musim, melainkan membangun rumahnya sendiri di Etihad.
Kehidupan di Luar Lapangan Sosok Inspiratif
Di luar lapangan, De Bruyne dikenal sebagai pribadi sederhana dan berdedikasi pada keluarga. Ia jauh dari kontroversi dan lebih banyak berbicara lewat tindakannya. Bersama istrinya, Michele Lacroix, dan tiga anak mereka, De Bruyne sering terlihat membaur dengan masyarakat Manchester tanpa banyak ekspos media.
Ia juga aktif dalam kegiatan sosial, termasuk mendukung program pendidikan di Belgia dan berbagai kampanye UNICEF. Karakter ini melengkapi profilnya sebagai figur panutan, bukan hanya bagi pesepak bola muda, tetapi juga masyarakat luas.
Estetika Patung Representasi Gaya Bermain
Pematung Andy Scott menjelaskan bahwa tantangan utama dalam menciptakan patung De Bruyne adalah menangkap “energi tenang yang berbahaya.” Menurutnya, De Bruyne bukan tipe pemain flamboyan, melainkan penuh kalkulasi namun mampu mengubah arah permainan dalam sekejap.
Patung ini dirancang dengan detail halus pada ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan bahkan arah mata, menggambarkan momen ikonik saat ia akan melakukan umpan silang dari sisi kanan lapangan—momen yang telah menghasilkan puluhan gol bagi Manchester City.
Resonansi Global Pengaruh De Bruyne di Dunia Sepak Bola
Kevin De Bruyne bukan hanya ikon bagi Manchester City, tetapi juga simbol gelandang modern yang menggabungkan teknik, visi, stamina, dan intelektualitas bermain. Ia telah menjadi referensi bagi banyak pelatih dan pemain muda di seluruh dunia.
Pelatih ternama seperti José Mourinho, Jurgen Klopp, hingga Xavi Hernandez menyebutnya sebagai “paket lengkap” dalam lini tengah. Bahkan Luka Modric dan Toni Kroos, dua maestro Real Madrid, pernah menyatakan bahwa De Bruyne adalah pemain paling mereka hormati di Premier League.
Masa Depan Tanpa De Bruyne Tantangan City
Meski belum secara resmi pensiun atau meninggalkan klub, keputusan membangun patung bisa dimaknai sebagai bagian dari perpisahan jangka menengah. Usia De Bruyne yang kini memasuki 33 tahun, dan cedera yang mulai membayangi, menjadi pertanda bahwa masa keemasannya mulai meredup.
Manchester City tentu sudah mulai memikirkan regenerasi. Pemain-pemain seperti Phil Foden, Julian Álvarez, atau Bernardo Silva akan memikul beban besar untuk menjaga standar yang ditinggalkan sang maestro. Namun satu hal pasti: tidak akan ada pengganti De Bruyne, hanya penerus inspirasi yang ia tinggalkan.
Simbol Etihad Stadium sebagai Rumah Legenda
Dengan semakin banyaknya patung yang berdiri, Etihad Stadium secara perlahan menjelma menjadi semacam “hall of fame” bagi para legenda klub. Ini bukan sekadar dekorasi, tapi pengingat abadi bahwa klub tidak hanya membangun kemenangan, tapi juga membangun warisan.
Fans dari seluruh dunia kini memiliki lebih banyak alasan untuk mengunjungi Manchester. Tidak hanya untuk menyaksikan pertandingan, tapi juga untuk menyentuh, berfoto, dan mengenang momen-momen yang diukir para legenda.
Baca Juga: