Pelatih Arema FC, Ong Kim Swee (OKS), memberikan sinyal kuat bahwa kiper asal Brasil, Leo Navacchio, berpeluang tampil sebagai starter dalam laga penting melawan Borneo FC akhir pekan ini. Keputusan tersebut menjadi sorotan besar di kalangan pendukung Singo Edan, mengingat posisi penjaga gawang menjadi salah satu sektor yang paling banyak mendapat sorotan pada paruh pertama musim ini.
Dengan jadwal padat dan tantangan berat menghadapi pemuncak klasemen sementara, OKS tampaknya mulai menyiapkan rotasi pemain di beberapa posisi strategis. Salah satunya adalah di bawah mistar, di mana Leo Navacchio dinilai memiliki peluang besar untuk menunjukkan kualitasnya setelah menunggu kesempatan cukup lama.
Kondisi Tim Jelang Laga Berat di Samarinda
Arema FC saat ini tengah bersiap menghadapi laga tandang sulit ke markas Borneo FC di Stadion Segiri, Samarinda. Laga ini diprediksi bakal berlangsung dengan tensi tinggi, mengingat kedua tim memiliki ambisi besar: Arema ingin memperbaiki posisi di klasemen, sementara Borneo ingin mempertahankan tren kemenangan dan posisi puncak.
Dalam sesi latihan terakhir di Malang, Ong Kim Swee terlihat memimpin latihan dengan intensitas tinggi. Fokus latihan diarahkan pada transisi cepat dan perbaikan koordinasi antar lini, terutama dalam mengantisipasi serangan balik cepat khas Borneo FC.
Namun, perhatian publik justru tertuju pada sesi penjaga gawang. Leo Navacchio tampak mendapatkan porsi latihan yang lebih banyak dibanding biasanya, termasuk sesi khusus bersama pelatih kiper. Beberapa pengamat menilai hal itu sebagai indikasi kuat bahwa sang kiper akan dipercaya tampil sejak menit awal.
Ong Kim Swee tak menampik bahwa dirinya tengah mempertimbangkan perubahan di posisi penjaga gawang. Dalam konferensi pers sebelum keberangkatan ke Samarinda, pelatih asal Malaysia itu berkata:
“Kami punya beberapa opsi di posisi kiper. Leo sudah menunjukkan peningkatan signifikan dalam latihan. Semua keputusan akan kami ambil setelah sesi terakhir, tetapi ya, kemungkinan dia bermain cukup terbuka.”
Pernyataan singkat itu langsung menimbulkan spekulasi luas. Banyak yang menilai bahwa Arema membutuhkan sosok baru di bawah mistar untuk memberikan energi dan rasa percaya diri baru bagi tim.
Menanti Debut Penting Leo Navacchio
Leo Navacchio bukanlah nama asing di dunia sepak bola profesional. Pemain berusia 29 tahun itu didatangkan Arema FC pada awal musim sebagai bagian dari proyek pembenahan skuad. Dengan pengalaman bermain di klub-klub Brasil seperti Ponte Preta dan Figueirense, Leo diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang di posisi penjaga gawang.
Sayangnya, hingga kini ia belum mendapat menit bermain reguler. OKS lebih sering menurunkan kiper lokal yang sudah lebih lama mengenal karakter tim. Namun, dalam beberapa laga terakhir, penampilan lini belakang Arema yang kerap kebobolan membuat publik mulai mendesak agar Leo diberi kesempatan tampil.
Sumber internal tim menyebutkan bahwa dalam latihan, Leo menunjukkan performa yang impresif. Reaksi cepat, komunikasi dengan bek tengah, dan kemampuannya dalam mengantisipasi bola udara menjadi nilai tambah.
“Leo sangat profesional. Ia tidak pernah mengeluh meski belum bermain. Sekarang dia terlihat sangat siap. Semua pemain mendukung jika pelatih ingin memberinya kesempatan,” ujar salah satu rekan setimnya.
Laga kontra Borneo FC disebut sebagai momen ideal bagi Leo untuk membuktikan diri. Dengan tekanan tinggi dan atmosfer tandang yang sulit, ia bisa menunjukkan mentalitas serta kualitas yang menjadi alasan Arema merekrutnya.
OKS dan Strategi Rotasi yang Terukur
Sejak datang menukangi Arema FC, Ong Kim Swee dikenal sebagai pelatih yang hati-hati dalam mengambil keputusan. Ia jarang melakukan perubahan ekstrem tanpa alasan logis. Namun, dengan jadwal padat dan performa tim yang belum sepenuhnya stabil, OKS mulai mengisyaratkan pentingnya rotasi.
Menurutnya, memberikan kesempatan bermain bagi pemain yang jarang tampil bukan hanya soal kebugaran, tapi juga soal kepercayaan diri tim secara keseluruhan.
“Kami butuh semua pemain dalam kondisi siap. Tidak mungkin satu skuad mengandalkan sebelas pemain yang sama dalam jangka panjang. Setiap pemain harus siap ketika dipanggil,” jelasnya.
Rotasi di posisi kiper bukan hal yang biasa dilakukan, tetapi dalam konteks Arema saat ini, langkah tersebut bisa menjadi solusi taktis. Dengan menghadapi lawan yang memiliki daya serang tinggi seperti Borneo FC, OKS mungkin ingin memanfaatkan postur dan pengalaman Leo dalam mengantisipasi bola-bola crossing maupun set piece.
Selain itu, keputusan ini juga berpotensi memberikan sinyal kuat kepada seluruh pemain bahwa kompetisi internal di skuad benar-benar hidup. Tidak ada jaminan posisi aman bagi siapapun.
Borneo FC Lawan yang Tengah On Fire
Jika Arema tengah mencari stabilitas, kondisi berbeda justru terjadi di kubu lawan. Borneo FC tampil luar biasa dalam beberapa pekan terakhir. Tim berjuluk Pesut Etam itu belum terkalahkan dalam delapan laga terakhir dan kokoh di puncak klasemen sementara I-League.
Skuad asuhan Pieter Huistra itu dikenal dengan permainan agresif dan cepat. Dengan pemain seperti Matheus Pato, Stefano Lilipaly, dan Adam Alis, lini depan Borneo FC sangat berbahaya, terutama ketika bermain di kandang sendiri.
Mereka kerap memanfaatkan kecepatan di sisi sayap serta kemampuan menekan lawan sejak lini depan. Ini tentu menjadi ujian berat bagi Arema FC, terutama bagi sektor pertahanan yang selama ini kerap menjadi sorotan.
Maka dari itu, pilihan OKS untuk mempertimbangkan Leo Navacchio sebagai starter menjadi semakin logis. Pengalaman Leo dalam menghadapi serangan dari pemain-pemain Amerika Selatan yang cepat dan eksplosif bisa menjadi nilai tambah penting.
Reaksi Suporter Antara Antusias dan Waswas
Kabar kemungkinan Leo Navacchio bermain melawan Borneo FC mendapat reaksi beragam dari para suporter Arema. Sebagian besar Aremania menyambut positif langkah OKS, menganggap sudah saatnya kiper asal Brasil itu diberi kesempatan membuktikan diri.
Di media sosial, banyak komentar dukungan bermunculan.
“Saatnya kasih kepercayaan ke Leo. Kami butuh perubahan di bawah mistar,” tulis akun @aremaniaspirit di X (Twitter).
Namun, sebagian lainnya tetap bersikap hati-hati. Mereka menilai bahwa laga tandang ke Samarinda bukanlah waktu yang ideal untuk melakukan eksperimen, apalagi melawan tim sekuat Borneo.
“Lawan Borneo bukan uji coba. Tapi kalau pelatih yakin, kami dukung penuh,” tulis akun lain.
Respon ini menunjukkan betapa besar ekspektasi publik terhadap setiap keputusan Ong Kim Swee. Ia kini berada dalam posisi yang tidak mudah — di satu sisi harus melakukan pembenahan, di sisi lain tetap dituntut hasil instan.
Analisis Mengapa Leo Layak Dapat Kesempatan
Secara statistik, Arema FC tercatat sudah kebobolan lebih dari 20 gol dalam 12 pertandingan. Angka ini menunjukkan bahwa koordinasi pertahanan masih belum solid. Sementara itu, catatan penyelamatan (save) dari kiper utama saat ini juga terbilang menurun dibanding musim lalu.
Leo Navacchio, dengan tinggi badan 191 cm, memiliki keunggulan dalam duel udara serta jangkauan yang luas. Ia juga dikenal cukup tenang dalam membaca arah bola dan pandai membangun serangan dari belakang menggunakan kaki.
Dalam era sepak bola modern, peran kiper bukan hanya sebagai penjaga gawang, melainkan juga sebagai bagian dari sistem build-up. OKS kemungkinan tertarik pada aspek ini, terutama karena Arema kerap kesulitan keluar dari tekanan lawan ketika bermain dari lini belakang.
Selain itu, kehadiran Leo bisa meningkatkan motivasi pemain bertahan lain. Dengan komunikasi yang baik dan bahasa tubuh yang tegas, ia mampu menularkan rasa percaya diri ke seluruh tim.
Baca Juga: