Manchester United kembali tersandung di awal musim setelah menelan kekalahan 3-1 dari Brentford di Gtech Community Stadium. Kekalahan ini semakin memperburuk tren negatif tim asuhan Ruben Amorim, yang kini tengah berada di bawah sorotan tajam. Pertandingan melawan Sunderland pada Sabtu mendatang akan menjadi laga ke-50 Amorim sebagai pelatih United, sekaligus menjadi ujian besar yang bisa menentukan arah musim Setan Merah.
Laga kontra Sunderland dianggap sebagai momen krusial, bukan hanya untuk menjaga posisi United di papan klasemen, tetapi juga sebagai penentu masa depan Amorim di Old Trafford. Sorotan media dan publik semakin menguat, terlebih dengan catatan performa yang kurang meyakinkan sejak awal musim. Dukungan fans pun mulai terpecah, antara mereka yang masih memberi waktu kepada pelatih Portugal itu dan mereka yang menuntut perubahan cepat.
Gary Neville, mantan kapten Manchester United sekaligus pundit ternama, tidak menahan kritiknya terhadap Amorim. Ia menyebut performa tim di bawah asuhan pelatih berusia 39 tahun itu belum menunjukkan identitas yang jelas. Neville bahkan menilai bahwa kelemahan struktural dan kurangnya mentalitas pemenang menjadi masalah besar yang harus segera diperbaiki jika United ingin kembali bersaing di level tertinggi.
Tekanan terhadap Amorim semakin besar menjelang laga ke-50 yang penuh simbolik ini. Highlight pertandingan melawan Sunderland dapat disaksikan secara gratis mulai pukul 5.15 sore di SBOTOP Digital, sebuah kesempatan bagi para pendukung untuk melihat apakah Amorim mampu membalikkan keadaan. Dengan kritik yang semakin keras dan data performa yang meresahkan, laga akhir pekan ini bisa menjadi titik balik—atau justru menambah babak baru dalam krisis di Old Trafford.
Neville Khawatir, Amorim Gagal Angkat Manchester United dari Rekor Buruk
Ruben Amorim kembali gagal memperbaiki catatan buruknya bersama Manchester United setelah tidak mampu meraih kemenangan beruntun di liga sejak Mei 2024. Situasi ini menjadi salah satu indikator bahwa konsistensi masih menjadi masalah utama bagi Setan Merah di bawah kepemimpinannya. Harapan fans untuk melihat kebangkitan justru berbalik menjadi kekecewaan setelah tren negatif terus berlanjut di awal musim.
Kekalahan terbaru dari Brentford membuat posisi United semakin terpuruk di papan klasemen. Hingga pekan keenam, United hanya mengoleksi satu kemenangan, dua hasil imbang, dan sudah menelan tiga kekalahan. Catatan itu menempatkan mereka di posisi ke-14 klasemen sementara, sebuah pencapaian yang jelas jauh dari ekspektasi klub sebesar Manchester United.
Situasi ini juga mengundang kekhawatiran mendalam dari Gary Neville. Mantan kapten United tersebut secara terbuka menyatakan keresahannya terhadap kondisi klub saat ini. Berbicara kepada NBC setelah kekalahan 3-1 dari Brentford, Neville mengaku tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya. “Saya sangat khawatir. Tidak ada gunanya saya duduk di sini dan mengatakan bahwa saya tidak khawatir,” ungkap Neville.
Komentar tajam Neville semakin menambah tekanan terhadap Amorim yang baru beberapa bulan menangani tim. Dengan kompetisi yang masih panjang, manajer asal Portugal itu dituntut untuk segera menemukan formula tepat agar United bisa keluar dari tren negatif. Jika tidak, posisi Amorim bisa semakin goyah di tengah meningkatnya sorotan publik dan ekspektasi besar yang terus membayangi Old Trafford.
Neville Soroti Taktik Amorim: “Mount di Bek Sayap Kiri, Itu Tidak Bisa Diterima”
Gary Neville kembali melontarkan kritik tajam terhadap Ruben Amorim usai rangkaian hasil mengecewakan Manchester United. Mantan kapten Setan Merah itu menilai bahwa manajer asal Portugal terlalu kaku dengan sistemnya, namun justru membuat keputusan yang merugikan tim. Salah satu contohnya adalah ketika Mason Mount dimainkan sebagai bek sayap kiri, sesuatu yang menurut Neville benar-benar tidak masuk akal.
Neville menekankan bahwa kesalahan serupa bahkan terjadi dua kali dalam waktu singkat, membuatnya semakin sulit dipahami. “Kali pertama saya pikir itu tidak bisa dimaafkan, tapi sekarang terulang lagi,” ujarnya. Bagi Neville, keputusan seperti ini menunjukkan bahwa Amorim masih mencari-cari formula terbaik, namun eksperimen yang dilakukan justru merugikan performa tim di lapangan.
Selain itu, Neville juga menyoroti kebiasaan Amorim yang kerap mengubah formasi dari tiga bek ke lima bek hampir di setiap pertandingan. Pergantian sistem yang tidak konsisten ini, menurutnya, membuat para pemain kehilangan arah dan tidak mampu membangun chemistry yang stabil. Alhasil, penampilan United terlihat tidak meyakinkan dan hasil yang diraih pun jauh dari harapan.
Kritik keras ini menambah tekanan terhadap Amorim, yang kini berada di bawah sorotan tajam publik dan media. Dengan performa yang semakin goyah, Neville menegaskan dirinya “benar-benar khawatir” akan masa depan United jika tidak segera ada perubahan signifikan. Bagi Amorim, kritik ini bisa menjadi alarm besar bahwa pendekatan taktisnya harus segera diperbaiki sebelum kehilangan kepercayaan dari ruang ganti maupun para penggemar.
Neville Ragu dengan Amorim: Pergantian Pemain di MU Justru Jadi Masalah
Gary Neville menegaskan dirinya tidak pernah dengan mudah meminta seorang manajer dipecat, karena ia memahami betapa sulitnya pekerjaan tersebut. Namun, mantan kapten Manchester United itu mulai meragukan masa depan Ruben Amorim setelah melihat sejumlah keputusan yang merugikan tim. Neville mencurigai bahwa hierarki klub kini juga menginginkan perubahan cepat, mengingat performa yang tidak kunjung membaik.
Salah satu keputusan yang paling menuai kritik adalah ketika Mason Mount dimainkan sebagai bek sayap kiri. Menurut Neville, langkah itu membuat United terlihat “sangat bodoh” di lapangan, terutama karena terjadi berulang kali. Situasi tersebut menggambarkan betapa eksperimen taktis Amorim justru memperlemah tim, bukan memperkuatnya. Bagi Neville, keputusan seperti itu sudah melewati batas kesalahan biasa.
Selain formasi yang tidak stabil, masalah lain muncul dari pergantian pemain yang dilakukan Amorim. Pergantian yang seharusnya memberi dampak positif justru sering berbalik merugikan United. Data menunjukkan bahwa pemain pengganti Amorim di Premier League lebih banyak membuat kesalahan yang berujung gol ke gawang sendiri, daripada menyumbangkan gol untuk tim. Statistik ini jelas mencoreng reputasi seorang pelatih yang diharapkan bisa membawa perubahan.
Sejak mengambil alih hampir 11 bulan lalu, Amorim hanya memiliki rekor 3 kemenangan dan 2 kekalahan, dengan performa yang jauh dari konsisten. Lebih parah lagi, dalam enam pertandingan musim ini, dua gol yang bersarang ke gawang United lahir dari kesalahan pemain pengganti, sementara tidak ada satu pun gol yang datang dari bangku cadangan. Catatan buruk ini membuat kritik terhadap Amorim semakin sulit dihindari, dan posisinya di Old Trafford semakin terancam.
Baca Juga :