Gelaran pertandingan eksibisi antara klub Inggris, Oxford United, melawan tim gabungan Liga 1 All-Stars pada Sabtu malam, 6 Juli 2025, di Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi salah satu laga paling seru dan penuh hiburan sepanjang pertengahan tahun ini. Dalam pertandingan yang menghadirkan euforia lebih dari 45.000 penonton itu, Oxford United tampil gemilang dengan menundukkan Liga 1 All-Stars dengan skor mencolok 6-3. Hasil ini menjadi bukti bahwa tim League One Inggris tersebut sedang dalam performa menanjak dan serius membangun kekuatan untuk promosi musim depan.
Laga ini merupakan bagian dari tur pra-musim Oxford United ke Asia Tenggara, di mana mereka menjajal kekuatan beberapa klub lokal sebagai pemanasan kompetitif. Di Indonesia, mereka diundang oleh operator Liga 1 dan PSSI untuk menjadi tamu spesial dalam pertandingan selebrasi pertumbuhan sepak bola nasional. Meski statusnya eksibisi, baik Oxford maupun All-Stars menunjukkan permainan serius dan penuh determinasi, dengan intensitas yang nyaris seperti laga resmi.
Dari sembilan gol yang tercipta, tak ada satu pun yang tidak memikat. Tembakan keras, permainan kombinasi cepat, sundulan akurat, hingga penyelamatan dramatis mewarnai jalannya pertandingan. Artikel ini akan mengulas secara lengkap jalannya laga, sorotan para pemain, reaksi pelatih, respons publik, serta dampaknya terhadap persepsi sepak bola nasional dan internasional.
Babak Pertama Dominasi Awal Oxford United
Begitu peluit kick-off dibunyikan wasit asal Jepang, Ryuji Sato, Oxford United langsung menunjukkan intensitas tinggi dalam tekanan mereka. Bermain dengan formasi 4-2-3-1, pelatih Des Buckingham meminta anak asuhnya menekan sejak lini depan. Kombinasi antara Billy Bodin dan James Henry di sayap membuat lini belakang All-Stars yang digawangi Rizky Ridho dan Ryuji Utomo keteteran.
Gol pembuka tercipta pada menit ke-9 melalui aksi individu Billy Bodin. Menerima umpan terobosan Marcus McGuane, Bodin mengontrol bola dengan dada sebelum melepas tendangan voli ke tiang jauh. Penjaga gawang Andritany Ardhiyasa hanya bisa terpaku melihat bola meluncur masuk. Skor berubah menjadi 1-0 untuk tim tamu.
Tak perlu waktu lama, Oxford menggandakan keunggulan pada menit ke-17 lewat sepakan jarak jauh James Henry. Berawal dari skema serangan balik, Brannagan mengirim bola ke tengah dan tanpa pikir panjang Henry melepas tembakan mendatar yang meluncur deras ke sudut kiri gawang. All-Stars belum mampu merespons, kehilangan koordinasi di lini tengah.
Tim All-Stars baru mencetak gol pada menit ke-30 melalui striker Persib Bandung, David da Silva. Umpan silang akurat dari Stefano Lilipaly disambut sundulan tajam oleh Da Silva yang lolos dari pengawalan Ciaron Brown. Skor berubah menjadi 2-1, dan pertandingan sempat berjalan lebih imbang.
Namun, Oxford kembali unggul jauh sebelum babak pertama usai. Pada menit ke-41, Cameron Brannagan mencetak gol ketiga Oxford setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang, menyambut bola rebound hasil tendangan sudut Henry. Skor 3-1 menutup babak pertama.
Babak Kedua Serangan Balik Mematikan dan Respons All-Stars
Memasuki babak kedua, pelatih Indra Sjafri melakukan beberapa pergantian. Masuknya Marselino Ferdinan, Yakob Sayuri, dan Ronaldo Kwateh memberikan energi baru. Marselino beberapa kali mengancam dengan dribble tajamnya, namun pertahanan Oxford tetap disiplin.
Oxford justru kembali mencetak gol pada menit ke-52. Kali ini Billy Bodin kembali mencatatkan namanya di papan skor setelah kombinasi satu-dua cepat dengan McGuane membuka ruang di pertahanan All-Stars. Dengan tenang, Bodin menyelesaikan peluang tersebut dan membawa Oxford unggul 4-1.
Ketimpangan semakin nyata ketika wasit menunjuk titik putih pada menit ke-60 setelah Rizky Ridho menjatuhkan Bodin di kotak penalti. Brannagan, yang menjadi algojo, sukses menyarangkan bola ke pojok kanan gawang tanpa memberi peluang kiper pengganti, Adilson Maringa. Oxford unggul telak 5-1.
Meski tertinggal jauh, All-Stars tak menyerah. Marselino terus menyuntikkan semangat ke rekan-rekannya. Pada menit ke-68, All-Stars mendapat tendangan bebas di depan kotak penalti. Marc Klok mengambil alih eksekusi dan melepaskan tembakan melengkung indah yang menggetarkan jaring. Skor berubah menjadi 5-2.
Momentum kebangkitan muncul. Lima menit berselang, Yakob Sayuri memotong bola di sisi kiri dan melepas tendangan kaki kanan keras ke pojok atas gawang. Oxford sedikit goyah, namun pengalaman mereka berbicara.
Menjelang akhir pertandingan, Oxford menutup laga dengan cara elegan. Sepak pojok Henry pada menit ke-88 disambut sundulan Sam Long yang meluncur mulus ke dalam gawang. Skor akhir 6-3 menutup laga yang luar biasa ini.
Pemain Terbaik Billy Bodin dan Cameron Brannagan
Dalam pertandingan yang sarat aksi, nama Billy Bodin pantas dinobatkan sebagai Man of the Match. Dua gol, satu assist, dan pergerakan tanpa bola yang konstan merepotkan pertahanan All-Stars, menjadi bukti bahwa pemain berusia 32 tahun ini masih memiliki sentuhan tajam di lini depan.
Selain Bodin, Cameron Brannagan juga tampil luar biasa. Ia mengatur tempo permainan dari lini tengah, terlibat langsung dalam dua gol, dan sukses menjadi eksekutor penalti dengan tenang. Gelandang yang pernah merumput bersama Liverpool ini menunjukkan level berbeda dalam hal distribusi bola dan penguasaan ruang.
Dari kubu All-Stars, Marc Klok dan Marselino Ferdinan patut mendapat pujian. Klok menjadi figur penting di lini tengah, sedangkan Marselino menunjukkan potensi besar dengan akselerasi dan visi bermain yang tajam meski baru berusia 21 tahun.
Komentar Pelatih Respek dan Evaluasi
Pelatih Oxford United, Des Buckingham, dalam konferensi pers usai laga menyampaikan kepuasannya terhadap performa tim. “Saya sangat senang melihat bagaimana kami bermain kolektif, menjaga intensitas, dan tetap agresif meskipun ini pertandingan persahabatan. Ini bagian penting dari persiapan kami sebelum kembali ke Inggris,” ujarnya.
Buckingham juga memuji atmosfer GBK dan keramahan publik Indonesia. “Stadion luar biasa, suporter sangat bersahabat. Kami merasa seperti di rumah sendiri,” tambahnya.
Sementara itu, pelatih All-Stars, Indra Sjafri, mengakui keunggulan lawan. “Oxford menunjukkan level permainan yang sangat tinggi. Anak-anak kita belajar banyak hari ini, terutama dari sisi pengambilan keputusan dan transisi bertahan,” ucap Indra. Ia juga menyebut bahwa komposisi pemain yang baru berkumpul dalam waktu singkat menjadi tantangan tersendiri.
Respon Suporter dan Dampak Sosial
Laga ini menjadi magnet besar bagi suporter sepak bola Indonesia. Tiket pertandingan terjual habis dua hari sebelum laga. Banyak keluarga, anak muda, hingga ekspatriat Inggris yang berdomisili di Jakarta turut menyaksikan. Sorakan dan yel-yel dari tribun menciptakan atmosfer luar biasa sepanjang pertandingan.
Di media sosial, banyak netizen memuji kualitas permainan Oxford. Di sisi lain, tidak sedikit yang memberikan masukan agar tim All-Stars lebih selektif dalam komposisi pemain jika ajang serupa digelar di masa mendatang.
“Pertandingan seperti ini penting untuk mengukur level kita. Terima kasih Oxford, sudah kasih pelajaran penting malam ini,” tulis akun @garudafansID di platform X.
Baca Juga: