Laga pembuka Piala Presiden 2025 menghadirkan kejutan besar. Wakil Thailand, Port FC, berhasil mengalahkan klub raksasa Indonesia, Persib Bandung, dengan skor meyakinkan 2-0. Bertanding di Stadion Gelora Bung Karno pada Jumat malam, 4 Juli 2025, Port FC tampil dominan sejak awal hingga akhir laga. Tidak hanya membawa pulang tiga poin, kemenangan ini juga menjadi pernyataan bahwa klub asal Bangkok tersebut siap bersaing di level Asia Tenggara.
Sorotan pun tertuju pada sang pelatih, Alexandre Gama, yang menunjukkan ekspresi puas usai pertandingan. Dalam sesi konferensi pers, pelatih asal Brasil tersebut menyebut bahwa timnya berhasil menjalankan rencana permainan secara sempurna. Kepuasan tersebut tidak hanya berasal dari hasil akhir, tetapi juga dari cara bermain, kedisiplinan taktik, dan mentalitas para pemain.
Artikel ini akan mengupas secara lengkap kepuasan sang pelatih, jalannya pertandingan, strategi yang digunakan Port FC, kekecewaan kubu Persib, serta bagaimana kemenangan ini membentuk arah baru dalam peta persaingan Piala Presiden 2025.
Kemenangan Penting di Laga Perdana Momentum dan Moral
Pertandingan antara Port FC melawan Persib Bandung adalah laga yang sangat ditunggu-tunggu oleh publik sepak bola Indonesia. Ini adalah kali pertama klub Thailand ikut serta dalam Piala Presiden sebagai undangan khusus, dan lawan pertama mereka adalah tim yang punya sejarah besar dan basis suporter fanatik: Persib Bandung.
Di atas kertas, Persib diunggulkan karena tampil di kandang sendiri, memiliki pemain berlabel timnas, dan dipimpin oleh pelatih berpengalaman Bojan Hodak. Namun, fakta di lapangan berkata lain. Port FC tampil jauh lebih siap, terorganisir, dan memiliki determinasi tinggi. Mereka mencetak dua gol—masing-masing di menit ke-18 melalui Sergio Suarez dan menit ke-64 lewat sundulan Elias Dolah—yang tidak mampu dibalas oleh Maung Bandung.
Usai laga, Alexandre Gama mengatakan bahwa kemenangan ini lebih dari sekadar hasil. “Saya sangat puas, bukan hanya karena menang, tetapi karena para pemain tampil disiplin, percaya diri, dan tidak panik walau bermain di hadapan puluhan ribu suporter lawan,” ujarnya. “Kami tahu Persib adalah tim kuat, tapi kami datang dengan rencana dan para pemain menjalankan itu dengan luar biasa.”
Kemenangan di laga perdana sangat penting dalam format grup seperti Piala Presiden. Selain membuka peluang ke semifinal, ini juga meningkatkan moral pemain dan memperkuat rasa percaya diri tim yang datang dari luar negeri. Kemenangan ini juga membungkam keraguan publik yang sempat meremehkan kualitas klub Thailand di ajang seperti ini.
Strategi Jitu Alexandre Gama Tekanan Transisi dan Efisiensi
Alexandre Gama bukan pelatih sembarangan. Ia pernah menangani tim-tim besar seperti Chiangrai United, Buriram United, dan Timnas Thailand U-23. Pengalamannya dalam merancang taktik sangat terlihat dalam laga kontra Persib.
Port FC menerapkan pendekatan pressing tinggi sejak menit awal. Mereka menekan pemain-pemain Persib yang berusaha membangun serangan dari belakang. Dedi Kusnandar dan Marc Klok, dua gelandang utama Persib, dipaksa kehilangan bola di zona tengah. Setiap kali pemain Persib membawa bola, ada dua hingga tiga pemain Port FC yang langsung melakukan tekanan.
Selain pressing, Port FC juga sangat kuat dalam transisi bertahan dan menyerang. Begitu merebut bola, mereka cepat mengalirkannya ke sisi sayap, memanfaatkan kecepatan Phithak Phaphirom dan Jirayu Niamthong. Gol pertama adalah buah dari transisi cepat ini: dari perebutan bola di tengah lapangan hingga penyelesaian Suarez hanya butuh empat sentuhan.
Dalam bertahan, Port FC tidak hanya mengandalkan empat bek. Gelandang bertahan mereka, Kim Bong-jin, juga berperan sebagai pemotong jalur umpan. Bahkan penyerang seperti Suarez turun membantu bertahan ketika dibutuhkan.
Efisiensi juga menjadi kunci. Port FC hanya melakukan total 10 tembakan sepanjang laga, tapi 7 di antaranya tepat sasaran. Dua menjadi gol. Di sisi lain, Persib melepaskan 9 tembakan namun hanya 2 yang mengarah ke gawang. Gama menyebut itu sebagai “efisiensi yang lahir dari disiplin dan kecerdasan taktik.”
Dampak bagi Port FC Lebih dari Sekadar Tiga Poin
Kemenangan atas Persib memiliki makna strategis dan simbolis bagi Port FC. Pertama, secara klasemen mereka kini memimpin Grup D dengan nilai sempurna. Jika mereka mampu menahan imbang lawan berikutnya atau menang lagi, tiket ke semifinal hampir pasti di tangan.
Kedua, ini menjadi pembuktian bahwa klub Thailand tidak bisa diremehkan. Beberapa waktu terakhir, persepsi publik Indonesia cenderung menilai Liga Thailand unggul, tetapi banyak yang masih meragukan tim-tim mereka saat menghadapi lawan langsung dari Indonesia.
Dengan kemenangan ini, Port FC mengirim pesan kuat bahwa mereka punya kualitas dan bisa bersaing. Bagi pemain-pemain seperti Suarez dan Elias Dolah, ini juga jadi panggung untuk menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar pemain asing biasa, tapi pilar penting tim.
Bagi Alexandre Gama, kemenangan ini menunjukkan bahwa pendekatannya berhasil. Ia dikenal sebagai pelatih yang sangat memperhatikan detail—dari kebugaran, strategi, hingga aspek psikologis pemain. Ia bahkan disebut memberikan briefing khusus kepada para pemain tentang karakter pemain Persib dan atmosfer stadion sebelum laga.
“Yang paling penting adalah bagaimana kami mengendalikan emosi. Kami tidak terpancing tekanan suporter, dan saya bangga tim bisa tetap fokus,” ujar Gama.
Kekecewaan Persib dan Evaluasi Bojan Hodak
Di sisi lain lapangan, kekalahan ini menjadi tamparan keras bagi Persib Bandung. Tim yang diharapkan tampil dominan justru terlihat kebingungan dan kesulitan mengembangkan permainan. Serangan tidak terstruktur, transisi lambat, dan pertahanan sering lengah.
Pelatih Bojan Hodak mengakui bahwa timnya bermain buruk. “Kami kalah di semua lini. Tidak ada aliran bola yang lancar. Kami kehilangan bola di zona berbahaya dan membiarkan lawan menyerang dengan mudah. Ini tidak bisa diterima,” katanya.
Kritik juga datang dari para pendukung Persib. Di media sosial, banyak yang mempertanyakan minimnya kreativitas dan kurangnya keberanian pemain muda. “Mengapa Beckham Putra tidak jadi starter?” adalah salah satu pertanyaan yang ramai diperbincangkan. Pergantian yang dilakukan Hodak di babak kedua pun dinilai terlambat.
Selain itu, kombinasi lini belakang—Nick Kuipers dan Alberto Rodríguez—dinilai tidak sekompak musim lalu. Kedua gol Port FC terjadi karena kesalahan dalam marking dan komunikasi.
Hodak berjanji akan melakukan evaluasi besar. Ia menyoroti kurangnya intensitas permainan serta komunikasi antar-lini yang kacau. “Kami harus lebih baik. Ini baru pertandingan pertama, masih ada peluang, tapi kami tidak boleh mengulang kesalahan ini,” tegasnya.
Respons Suporter dan Pengamat Beda Gaya Beda Hasil
Kemenangan Port FC dan kekalahan Persib mengundang reaksi beragam dari kalangan pengamat dan suporter. Banyak yang mengapresiasi cara bermain Port FC yang disebut “rapi, efisien, dan cerdas”. Di sisi lain, Persib dinilai terlalu lambat dan bermain tanpa arah.
Analis sepak bola nasional, Tio Nugroho, mengatakan bahwa kekalahan Persib bukan sekadar soal teknik. “Port FC main dengan sistem. Semua pemain tahu perannya. Persib terlihat seperti belum siap menghadapi tekanan dan tidak punya alternatif serangan.”
Sementara itu, di kalangan suporter, responsnya campur aduk. Suporter Port FC yang hadir di stadion merayakan kemenangan dengan semangat tinggi. Mereka menyanyikan yel-yel dan mengangkat spanduk bertuliskan “Bangkok to Jakarta, We Dominate”.
Dari kubu Bobotoh, banyak yang kecewa namun tetap mendukung tim. Akun fanbase @VikingPersib menulis: “Kami kecewa, tapi tetap bersama. Persib harus bangkit dan buktikan di laga berikutnya.”
Langkah Selanjutnya Port FC Semakin Percaya Diri Persib Wajib Bangkit
Setelah kemenangan ini, Port FC akan menghadapi laga berikutnya melawan tim kuat lainnya di Grup D. Mereka kemungkinan besar hanya butuh hasil imbang untuk memastikan tiket semifinal. Dengan performa seperti saat melawan Persib, banyak yang mulai menjagokan Port FC sebagai kandidat juara.
Alexandre Gama sendiri menekankan bahwa timnya belum boleh puas. “Ini baru satu laga. Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kami tidak boleh terlena,” ujarnya.
Sementara itu, bagi Persib, laga berikutnya akan menjadi hidup-mati. Jika kembali kalah, peluang mereka untuk lolos sangat tipis. Bojan Hodak harus mencari formula baru—mungkin dengan memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain muda atau mengganti pendekatan taktik.
Secara psikologis, tekanan besar akan hadir. Namun justru di saat seperti ini karakter sejati sebuah tim akan terlihat. Persib punya sejarah bangkit dari keterpurukan, dan itu bisa menjadi motivasi tambahan.
Baca Juga: