Momen jeda kompetisi tampaknya tidak dimanfaatkan oleh Persib Bandung untuk beristirahat total. Sebaliknya, pelatih Bojan Hodak justru memutuskan untuk memaksimalkan waktu tersebut dengan fokus meningkatkan kondisi fisik dan kebugaran para pemain. Langkah ini diambil untuk menjaga ritme permainan dan memastikan tim tetap berada pada level performa optimal ketika kompetisi I-League kembali bergulir.
Keputusan ini menjadi sorotan publik, terutama karena Persib sedang berada dalam tren positif sebelum jeda kompetisi dimulai. Banyak pihak menilai bahwa menjaga kondisi fisik dan mental pemain di masa rehat menjadi faktor penting dalam mempertahankan performa konsisten, terutama di tengah padatnya jadwal pertandingan dan tingginya intensitas liga musim ini.
Bojan Hodak Jeda Bukan Waktu untuk Santai
Pelatih asal Kroasia, Bojan Hodak, menegaskan bahwa jeda kompetisi bukan berarti waktu untuk bersantai. Menurutnya, periode ini justru menjadi fase penting untuk memperbaiki aspek-aspek yang selama ini sulit disentuh ketika tim disibukkan dengan jadwal pertandingan yang padat.
“Kami tidak ingin kehilangan momentum. Saat ini, tim dalam kondisi bagus, dan yang paling penting adalah menjaga kebugaran serta fokus. Masa jeda ini kami gunakan untuk meningkatkan kondisi fisik pemain dan memperbaiki detail taktik yang masih kurang,” ujar Hodak dalam sesi latihan di Stadion Sidolig, Bandung.
Pelatih berusia 53 tahun itu juga menekankan pentingnya keseimbangan antara latihan fisik dan pemulihan. Ia tidak ingin pemain kelelahan, tetapi juga tidak ingin mereka kehilangan sentuhan kompetitif.
“Setiap pemain memiliki kebutuhan berbeda. Kami melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi masing-masing agar latihan bisa disesuaikan. Tujuannya sederhana: ketika liga kembali dimulai, mereka harus siap 100 persen,” tambahnya.
Program Latihan Fisik dengan Intensitas Tinggi
Dalam beberapa minggu terakhir, Persib menjalani program latihan fisik berintensitas tinggi yang dirancang khusus oleh tim pelatih. Fokus latihan mencakup peningkatan daya tahan (endurance), kecepatan, serta kekuatan otot inti (core strength). Kondisi fisik menjadi perhatian utama karena Bojan Hodak ingin timnya tampil dominan sepanjang 90 menit. Beberapa sesi latihan bahkan dilakukan dua kali sehari — pagi untuk fisik dasar dan sore untuk teknik serta koordinasi taktik. Pelatih fisik Persib, Yaya Sunarya, menjelaskan bahwa metode latihan kali ini lebih sistematis dibanding sebelumnya.
“Kami menggunakan data GPS dan monitor detak jantung untuk memantau beban latihan setiap pemain. Tujuannya agar program bisa disesuaikan secara individual. Tidak semua pemain memiliki kebutuhan sama — ada yang butuh peningkatan stamina, ada juga yang fokus pada eksplosivitas,” ungkap Yaya.
Selain latihan lapangan, pemain juga menjalani sesi gym rutin untuk memperkuat otot dan mencegah cedera. Yaya menegaskan bahwa tujuan utama dari latihan ini adalah menjaga kondisi prima tanpa menurunkan intensitas kerja sama tim.
“Kalau kondisi fisik bagus, otomatis permainan taktik juga lebih mudah dijalankan. Itulah dasar dari filosofi latihan kami selama jeda kompetisi,” tambahnya.
Kebugaran Jadi Kunci Konsistensi di Paruh Kedua Musim
Persib Bandung tampil cukup impresif di paruh pertama musim ini. Mereka berhasil menembus papan atas klasemen berkat permainan yang solid dan disiplin. Namun, pelatih Bojan Hodak menilai masih ada celah yang perlu diperbaiki, terutama dalam hal menjaga intensitas permainan di babak kedua.
Dalam beberapa laga terakhir, Persib kerap kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir, yang berujung pada kebobolan atau kehilangan poin. Menurut Hodak, hal ini berkaitan langsung dengan aspek kebugaran.
“Ketika pemain kelelahan, fokus dan pengambilan keputusan bisa menurun. Jadi, jika kami ingin bermain dominan sepanjang laga, fisik harus kuat. Kami tidak ingin hanya bermain bagus di 60 menit pertama, tetapi harus kuat hingga peluit akhir,” tegasnya.
Bagi Hodak, kebugaran fisik bukan hanya tentang daya tahan, tetapi juga soal mentalitas bertanding. Pemain yang bugar cenderung lebih percaya diri, agresif, dan mampu mengikuti instruksi pelatih dengan lebih baik.
Dengan target tinggi musim ini, menjaga kebugaran menjadi salah satu prioritas utama Persib agar tetap konsisten hingga akhir kompetisi.
Adaptasi Pemain Baru dan Pemulihan Cedera
Selain memfokuskan latihan pada aspek fisik, masa jeda kompetisi juga dimanfaatkan oleh Persib untuk membantu pemain baru beradaptasi dan memberi waktu bagi pemain yang cedera untuk pulih sepenuhnya.
Salah satu pemain yang mulai kembali ke lapangan adalah David da Silva, striker andalan asal Brasil. Setelah absen beberapa laga karena cedera hamstring, David kini sudah mengikuti latihan ringan dan diprediksi siap tampil saat liga kembali dimulai.
“Kami tidak mau terburu-buru. David adalah pemain penting, tapi kebugaran dia lebih penting daripada memaksanya bermain cepat,” ujar dokter tim, Rafi Ghani.
Selain David, pemain muda seperti Ferdiansyah dan Ryan Kurnia juga mulai menunjukkan perkembangan signifikan setelah sempat mengalami masalah kebugaran.
Sementara itu, pemain baru seperti Tyronne del Pino dan Nick Kuipers (yang kembali pulih dari cedera panjang) juga mulai menunjukkan adaptasi positif terhadap sistem permainan Bojan Hodak. Kedua pemain itu ikut menjalani program fisik yang sama untuk memastikan mereka siap bersaing di level tertinggi.
Disiplin dan Nutrisi Jadi Fokus Tambahan
Bukan hanya di lapangan, aspek non-teknis seperti disiplin dan pola makan pemain juga menjadi perhatian khusus tim pelatih. Persib bekerja sama dengan ahli gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi pemain terpenuhi sesuai standar atlet profesional.
Program diet dikontrol ketat, terutama bagi pemain yang memiliki kecenderungan berat badan naik selama masa jeda. Makanan tinggi protein dan rendah lemak menjadi menu utama, dengan tambahan suplemen alami untuk menjaga daya tahan tubuh.
“Kami ingin memastikan bahwa mereka tidak hanya kuat di lapangan, tapi juga sehat secara keseluruhan. Nutrisi dan istirahat cukup sangat penting untuk pemulihan otot dan pencegahan cedera,” jelas Yaya Sunarya.
Selain itu, setiap pemain diwajibkan mengikuti sesi evaluasi kebugaran mingguan. Tim pelatih menggunakan hasil tes tersebut untuk menyesuaikan beban latihan individu, agar tidak terjadi overtraining.
Latihan Simulasi Pertandingan dan Uji Coba Internal
Untuk menjaga ritme bertanding, Persib juga menggelar latihan simulasi pertandingan serta uji coba internal antar pemain. Tujuannya adalah menjaga sentuhan permainan, pola komunikasi, dan pemahaman taktik di lapangan.
Dalam beberapa sesi, Bojan Hodak membagi tim menjadi dua kelompok yang bermain dengan intensitas menyerupai pertandingan sebenarnya. Ia terlihat aktif memberi instruksi di tepi lapangan, mengarahkan pressing, pergerakan bola, hingga koordinasi antarlini.
“Kami ingin latihan tidak hanya sekadar fisik, tapi juga meniru situasi pertandingan. Itu penting agar transisi dari latihan ke laga resmi tidak terasa janggal,” ujar Hodak.
Menurut sumber internal tim, Persib juga berencana menggelar laga uji coba tertutup melawan klub lokal untuk mengukur kesiapan fisik dan taktik pemain sebelum kompetisi dilanjutkan. Lawan uji coba tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.
Respons Pemain Siap Jalani Program Berat
Mayoritas pemain Persib menyambut positif program latihan intensif ini. Mereka memahami bahwa tujuan utama adalah menjaga performa tim agar tetap kompetitif di papan atas klasemen.
Kapten tim, Achmad Jufriyanto, menegaskan bahwa pemain siap menjalani program berat yang diberikan pelatih.
“Kami sadar ini bagian dari proses. Kalau mau juara, tidak boleh malas. Fisik harus kuat supaya kami bisa menjalankan instruksi pelatih dengan sempurna,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Marc Klok, gelandang andalan Persib. Ia menilai bahwa latihan kali ini berbeda karena lebih menantang namun terukur.
“Coach Bojan dan stafnya sangat detail. Kami tidak hanya berlari, tapi juga memahami kenapa latihan dilakukan seperti itu. Saya suka pendekatan ilmiahnya,” ujarnya.
Menurut Klok, suasana latihan tetap menyenangkan karena tim pelatih sering menyelipkan permainan kecil dan kompetisi antar pemain untuk menjaga semangat.
Faktor Mental Membangun Mental Juara dari Latihan
Selain fisik, aspek mental juga menjadi fokus penting dalam program latihan jeda kompetisi. Bojan Hodak percaya bahwa fisik yang kuat harus dibarengi dengan mental juara agar tim bisa bertahan dalam tekanan kompetisi panjang.
Tim pelatih kerap menyelipkan sesi diskusi kelompok dan motivasi, di mana pemain diminta berbagi pandangan tentang performa tim dan target ke depan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat komunikasi internal serta menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama.
“Kami ingin menciptakan lingkungan kompetitif yang sehat. Semua pemain harus memiliki rasa lapar untuk menang. Jika mentalnya kuat, hasil di lapangan akan mengikuti,” kata Hodak.
Pendekatan psikologis ini terbukti efektif dalam menjaga harmoni tim. Tidak ada laporan konflik atau ketegangan di ruang ganti, bahkan pemain muda dan senior terlihat semakin kompak.
Baca Juga: