Di tengah dinamika perkembangan sepak bola nasional yang semakin kompleks, klub-klub peserta kompetisi kasta kedua Indonesia mulai bersuara mengenai rencana strategis PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) untuk melakukan penyesuaian terhadap kuota pemain asing. Salah satu klub yang menyambut positif usulan tersebut adalah Persijap Jepara—tim kebanggaan warga Kota Ukir yang memiliki sejarah panjang dalam persepakbolaan nasional.
Pernyataan dukungan dari manajemen Persijap datang setelah PSSI melempar wacana resmi terkait kemungkinan perubahan regulasi jumlah pemain asing yang diperbolehkan bermain di kompetisi Liga 2. Wacana ini merupakan bagian dari langkah reformasi sepak bola Indonesia pasca hasil evaluasi musim kompetisi sebelumnya serta sebagai antisipasi atas tuntutan peningkatan kualitas permainan di seluruh level.
“Kami menilai usulan PSSI soal penyesuaian kuota pemain asing ini sebagai langkah maju, selama implementasinya terukur dan mendukung pembinaan pemain lokal,” ungkap CEO Persijap Jepara, Ahmad Rifai, dalam sesi wawancara bersama media, Jumat (18/7).
Lalu apa sebenarnya esensi dari wacana penyesuaian kuota pemain asing ini, dan mengapa Persijap termasuk salah satu klub Liga 2 yang mendukung? Berikut ulasan mendalamnya.
Usulan PSSI Meningkatkan Daya Saing Liga 2
Seiring meningkatnya kualitas Liga 1 Indonesia, PSSI mulai melirik pentingnya menyelaraskan standar Liga 2 sebagai kompetisi yang tak hanya berfungsi sebagai promosi-degradasi, tetapi juga sebagai platform pembinaan dan kompetisi profesional sejati. Salah satu upaya yang digagas adalah penyesuaian kuota pemain asing di Liga 2.
Selama ini, Liga 2 memiliki aturan yang lebih ketat dalam penggunaan pemain asing dibanding Liga 1. Mayoritas tim bahkan bermain dengan kekuatan lokal. Namun, wacana baru menyebutkan bahwa setiap klub diberikan opsi menggunakan hingga dua pemain asing, dengan satu di antaranya harus berasal dari negara anggota AFC (Asia Football Confederation).
Regulasi ini belum resmi diberlakukan, tetapi PSSI telah membuka forum diskusi bersama klub peserta. Beberapa klub menyuarakan kekhawatiran, sementara klub lain, seperti Persijap, justru menilai regulasi ini sebagai kesempatan emas untuk mengangkat level kompetisi.
Persijap Antara Identitas Lokal dan Ambisi Kompetitif
Sebagai klub yang memiliki akar kuat di wilayah Jepara, Persijap memiliki sejarah panjang dengan identitas lokal. Para pemain dari daerah sekitar Jepara, Kudus, hingga Demak selalu menjadi bagian penting dari tim setiap musimnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, manajemen Persijap mulai menunjukkan ambisi besar untuk naik kasta ke Liga 1. Dukungan terhadap usulan PSSI bukan berarti Persijap meninggalkan filosofi lokal, melainkan bentuk adaptasi terhadap tantangan kompetisi modern. Menurut Ahmad Rifai, penggunaan pemain asing secara terukur bisa memberi manfaat besar bagi perkembangan tim dan pemain lokal.
“Kami tidak akan mengorbankan pemain lokal. Justru dengan hadirnya pemain asing yang berkualitas, pemain lokal bisa belajar, bersaing, dan tumbuh bersama,” tegasnya.
Manfaat Strategis dari Pemain Asing di Liga 2
- Transfer Pengetahuan dan Pengalaman
Pemain asing yang datang dari liga-liga yang lebih maju bisa membawa pengalaman teknis dan taktis yang tidak banyak dimiliki pemain lokal. Keberadaan mereka di ruang ganti maupun lapangan latihan dapat mempercepat proses pembelajaran pemain-pemain muda.
Misalnya, ketika Persijap mendatangkan pemain asal Jepang atau Afrika Barat, mereka membawa pola hidup profesional, cara bermain yang disiplin, dan pola latihan yang terstruktur. Ini menjadi teladan bagi pemain lokal yang baru meniti karier.
- Meningkatkan Kualitas Permainan
Kompetisi yang kompetitif ditentukan oleh kualitas permainan. Dengan hadirnya pemain asing yang kompeten, pertandingan Liga 2 akan menjadi lebih menarik dan menantang. Penonton pun akan mendapatkan tontonan yang lebih layak.
“Dengan kuota yang tidak terlalu banyak, misal hanya dua pemain, kami yakin itu tidak akan mendominasi tim, tapi justru memberi warna baru dalam permainan,” ujar pelatih kepala Persijap, Dedy Suharto.
- Daya Tarik Komersial dan Branding Klub
Tak bisa dipungkiri, kehadiran pemain asing bisa menjadi daya tarik komersial. Klub bisa memperluas jangkauan pasar, baik melalui merchandise, media sosial, maupun kerja sama sponsor. Selain itu, eksposur media meningkat karena setiap pemain asing yang tampil cemerlang akan menjadi sorotan.
Persijap sendiri mulai menapaki era modern dengan membangun branding sebagai klub profesional. Perekrutan pemain asing adalah bagian dari strategi tersebut.
Tantangan dan Antisipasi
Meski mendukung, Persijap menyadari bahwa regulasi ini harus diterapkan dengan hati-hati. Beberapa tantangan yang disoroti antara lain:
- Kualitas Pemain Asing Harus Terjamin
Ahmad Rifai menekankan bahwa PSSI harus membuat kriteria yang ketat untuk pemain asing di Liga 2. Jangan sampai kuota terbuka malah dimanfaatkan agen untuk mendatangkan pemain yang tidak memenuhi standar.
“Kalau kuotanya dibuka, tapi isinya pemain asing tanpa kualitas, itu sama saja mematikan ruang pemain lokal dan menurunkan kualitas liga,” ujarnya.
- Pengawasan Finansial Klub
Menggaji pemain asing tentu menambah beban finansial. Tidak semua klub Liga 2 memiliki kekuatan finansial stabil. Oleh karena itu, transparansi anggaran dan pengawasan oleh operator liga menjadi penting agar tidak ada klub yang ‘besar pasak daripada tiang’.
- Peluang Pemain Muda Lokal Jangan Terkikis
Persijap berkomitmen untuk tetap mengembangkan akademi dan memberikan tempat bagi pemain muda Jepara. Pemain asing tidak boleh menjadi penghalang regenerasi.
“Pemain asing bukan untuk mengambil tempat, tapi untuk mendampingi proses tumbuhnya pemain muda,” kata Dedy Suharto.
Dukungan Suporter Selama Tidak Hilangkan Jati Diri Klub
Salah satu kekuatan utama Persijap adalah suporter fanatiknya, Jetman (Jepara Tifosi Mania). Mereka dikenal loyal dan kritis. Menanggapi wacana ini, beberapa tokoh suporter menyatakan dukungan dengan catatan.
Ketua Jetman, Rangga Dwi, mengatakan bahwa suporter tidak menolak pemain asing selama manajemen tetap mengedepankan identitas klub sebagai wakil Jepara.
“Boleh ambil pemain asing, asal jangan lupakan anak-anak Jepara. Kami ingin tetap lihat wajah lokal di skuad utama,” ujarnya dalam forum diskusi suporter.
Jetman juga mendorong manajemen agar pemain asing yang direkrut benar-benar memberi kontribusi nyata, bukan hanya pelengkap skuad.
Pandangan Umum Langkah Berani PSSI
PSSI mendapat banyak sorotan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam upaya modernisasi kompetisi. Usulan penyesuaian kuota pemain asing di Liga 2 dinilai sebagai langkah berani tapi perlu pengawalan serius.
Jika berhasil diterapkan dengan sistem yang baik, Liga 2 akan menjadi lebih kompetitif dan menarik. Bahkan, tak menutup kemungkinan Liga 2 bisa punya daya saing yang lebih baik dari liga kasta kedua di negara lain di Asia Tenggara.
Strategi Persijap Menyambut Regulasi Baru
Sebagai klub yang menyambut positif wacana ini, Persijap telah mempersiapkan diri. Beberapa langkah strategis antara lain:
- Membentuk Tim Rekrutmen Internasional
Persijap membentuk tim khusus yang bertugas menganalisis profil pemain asing dari berbagai negara, terutama dari Asia dan Afrika. Mereka akan berkolaborasi dengan agen terpercaya untuk mendapatkan pemain yang sesuai kebutuhan tim.
- Sinkronisasi dengan Akademi
Setiap pemain asing yang direkrut wajib berinteraksi dengan pemain akademi dan tim junior. Tujuannya agar terjadi transfer ilmu dan pengalaman.
- Fokus pada Kualitas Bukan Kuantitas
Meski diberikan dua kuota, Persijap hanya akan menggunakan pemain asing jika benar-benar memenuhi syarat kualitas teknis dan karakter profesionalisme.
Baca Juga: