Pertandingan pembuka Piala Presiden 2025 mempertemukan klub tamu asal Thailand, Port FC, melawan raksasa Liga 1 Indonesia, Persib Bandung. Digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, laga yang dinantikan ribuan pasang mata ini berakhir dengan hasil mengejutkan: Port FC berhasil membungkam Persib dengan skor 2-0. Kemenangan ini bukan hanya menjadi pembuka manis bagi wakil Thailand, tetapi juga menjadi peringatan bagi kontestan lain dalam turnamen pramusim bergengsi ini bahwa Port FC datang dengan ambisi besar.
Di balik kemenangan tersebut, terdapat berbagai aspek menarik yang layak diulas—dari strategi solid yang diterapkan pelatih Port FC, performa disiplin para pemain, hingga tantangan yang dihadapi Persib yang tampil kurang menggigit di hadapan pendukungnya sendiri. Artikel ini akan mengulas secara mendalam jalannya pertandingan, sorotan pemain, dampak kekalahan bagi Persib, dan apa makna kemenangan ini bagi Port FC dalam konteks Piala Presiden 2025.
Babak Pertama Port FC Langsung Tancap Gas
Sejak peluit awal dibunyikan oleh wasit asal Malaysia, Port FC menunjukkan niat mereka untuk tidak sekadar menjadi tim pelengkap turnamen. Mereka tampil agresif dan percaya diri, mengandalkan pressing tinggi serta aliran bola cepat dari kaki ke kaki. Pelatih Alexander Gama tampaknya telah mempersiapkan timnya dengan sangat baik. Instruksi untuk menekan sejak menit pertama terbukti efektif dalam meredam permainan pendek khas Persib yang diarsiteki oleh Bojan Hodak.
Port FC mendominasi 15 menit awal pertandingan dengan penguasaan bola mencapai 65%. Gelandang asal Korea Selatan, Kim Bong-jin, menjadi jenderal lini tengah yang mengatur ritme permainan dengan presisi. Ia kerap mematahkan upaya build-up Persib melalui intersepsi tajam dan distribusi bola yang akurat ke sisi sayap. Di sektor serangan, striker mereka dari Brasil, Sergio Suarez, tampil eksplosif dan menjadi momok nyata bagi lini belakang Persib.
Gol pertama datang pada menit ke-18, melalui skema serangan balik cepat. Bola direbut dari kaki Dedi Kusnandar yang kehilangan konsentrasi, kemudian dikirim langsung ke sisi kiri lapangan. Winger muda Port FC, Phithak Phaphirom, menggiring bola melewati Rezaldi Hehanusa sebelum melepaskan umpan silang mendatar. Suarez yang luput dari pengawalan Nick Kuipers menyambut bola dengan sontekan terarah ke pojok kanan gawang Teja Paku Alam. Skor 1-0 untuk Port FC membuat tribun stadion mendadak senyap, terutama dari suporter Maung Bandung.
Kebobolan tersebut membuat Persib mencoba meningkatkan intensitas serangan. Febri Hariyadi dan Ciro Alves berusaha menekan dari kedua sisi sayap, namun kerap terisolasi akibat minimnya suplai bola dari lini tengah. Di sisi lain, Port FC tetap disiplin dalam bertahan dengan formasi 4-1-4-1 yang berubah menjadi 4-5-1 saat bertahan, menyulitkan Persib untuk menemukan ruang.
Babak Kedua Soliditas Port FC Mengunci Kemenangan
Memasuki babak kedua, Bojan Hodak melakukan dua pergantian sekaligus. Beckham Putra dimasukkan untuk menambah kreativitas di lini tengah, menggantikan Marc Klok yang terlihat belum dalam performa terbaiknya. Sementara itu, Ezra Walian masuk menggantikan David da Silva yang tidak banyak mendapatkan ruang di babak pertama.
Pergantian ini sempat memberi dampak. Persib berhasil menciptakan dua peluang emas dalam 10 menit awal babak kedua. Pada menit ke-53, Beckham memberikan umpan terobosan yang disambut Ezra dengan sepakan kaki kanan, namun bola masih bisa ditepis oleh kiper Port FC, Worawut Srisupha, yang tampil luar biasa sepanjang pertandingan.
Namun, justru saat Persib mulai tampil dominan, Port FC kembali menghukum kelengahan lini belakang tuan rumah. Pada menit ke-64, melalui situasi bola mati, Kim Bong-jin mengirim umpan lambung ke kotak penalti yang disambut sundulan kapten Port FC, Elias Dolah. Bola meluncur deras dan kembali gagal dihentikan Teja. Skor berubah menjadi 2-0 dan membuat Persib semakin tertekan.
Ketinggalan dua gol membuat Persib bermain lebih terbuka. Namun, hal ini justru memberi ruang bagi Port FC untuk melakukan serangan balik cepat. Beberapa kali mereka nyaris menambah keunggulan, salah satunya melalui sepakan keras Suarez dari luar kotak penalti yang masih membentur mistar.
Sampai peluit panjang dibunyikan, skor tidak berubah. Port FC menutup laga dengan kemenangan meyakinkan 2-0. Mereka tidak hanya mencetak gol lebih banyak, tetapi juga lebih unggul secara statistik: 14 tembakan berbanding 8 milik Persib, serta akurasi umpan mencapai 89%, menandakan dominasi yang tak terbantahkan.
Evaluasi Persib Di Mana Letak Kekurangan
Kekalahan ini menjadi pukulan bagi Persib yang datang ke turnamen ini dengan status unggulan. Bojan Hodak mengakui setelah pertandingan bahwa timnya tampil di bawah ekspektasi. “Kami kalah dalam duel lini tengah. Port FC bermain sangat disiplin dan lebih agresif. Kami terlalu banyak kehilangan bola di area berbahaya,” ungkapnya dalam sesi konferensi pers.
Salah satu titik lemah Persib adalah lini tengah. Kombinasi Marc Klok dan Dedi Kusnandar gagal memberikan kontrol permainan yang stabil. Mereka sering kalah duel fisik dan tidak mampu menahan pressing ketat lawan. Absennya sosok seperti Ricky Kambuaya yang biasa menjadi motor serangan juga terasa jelas.
Di sektor pertahanan, duet Nick Kuipers dan Alberto Rodríguez tampak tidak solid. Beberapa kali mereka terlihat salah komunikasi, terutama saat mengantisipasi pergerakan Suarez. Bahkan bek sayap seperti Rezaldi dan Henhen cenderung pasif dalam duel satu lawan satu, memberi ruang bagi winger lawan untuk berkreasi.
Aspek positif mungkin bisa ditemukan pada performa Beckham Putra yang tampil berani dan kreatif meski masuk sebagai pemain pengganti. Ia menjadi satu-satunya pemain Persib yang mampu memecah garis pertahanan Port FC dengan dribble dan umpan-umpan progresif.
Namun secara keseluruhan, performa ini menjadi alarm bagi Persib jika mereka ingin melangkah jauh di Piala Presiden dan menyambut Liga 1 musim baru. Pelatih harus segera membenahi transisi bertahan dan menambah variasi serangan yang kini terlalu bergantung pada bola panjang ke depan.
Port FC Kirim Pesan Kuat untuk Kontestan Lain
Kemenangan ini bukan hanya berarti tiga poin pertama bagi Port FC, melainkan juga sebuah pernyataan bahwa mereka bukan tim undangan sembarangan. Tim asal Klongtoey ini datang ke Indonesia membawa misi besar untuk menantang dominasi klub-klub besar lokal di Piala Presiden. Pelatih Alexander Gama mengaku puas dengan penampilan anak asuhnya.
“Saya senang melihat kedisiplinan dan keberanian mereka bermain di hadapan puluhan ribu suporter tuan rumah. Kami bermain dengan rencana yang jelas dan para pemain menjalankan tugasnya dengan sangat baik,” ujar pelatih asal Brasil tersebut.
Port FC bukanlah tim asing di kancah Asia Tenggara. Mereka konsisten tampil di Thai League 1 dan kerap menjadi langganan kompetisi AFC Cup. Dalam beberapa tahun terakhir, klub ini mulai memperkuat skuadnya dengan pemain-pemain internasional yang memiliki pengalaman di Eropa dan Asia Timur. Kemenangan atas Persib menjadi validasi strategi mereka.
Kualitas individu dan kolektivitas yang ditampilkan menjadi kombinasi ideal dalam sepak bola modern. Suarez menunjukkan kelasnya sebagai striker berpengalaman, Kim Bong-jin bermain elegan di lini tengah, sementara barisan belakang tampil kokoh tanpa kesalahan berarti. Bahkan pemain muda mereka seperti Phithak dan Jirayu turut bersinar dalam kesempatan besar ini.
Dengan format grup yang ketat, kemenangan perdana ini membuat peluang Port FC untuk lolos ke babak semifinal menjadi sangat terbuka. Jika mereka mampu mempertahankan performa ini, bukan tidak mungkin klub asal Thailand ini akan menjadi penantang serius untuk meraih gelar juara Piala Presiden 2025.
Dampak dan Reaksi Apa Kata Pengamat dan Suporter
Laga pembuka ini langsung menjadi topik panas di media sosial dan berbagai forum penggemar sepak bola. Banyak pendukung Persib yang kecewa dengan performa tim kesayangannya. Kritik tertuju pada minimnya kreativitas serangan, lambannya transisi, serta keputusan Bojan Hodak yang dinilai terlalu konservatif.
Beberapa pengamat sepak bola lokal menyebut bahwa ini adalah momen refleksi bagi klub-klub Indonesia agar tidak meremehkan kekuatan tim-tim ASEAN lainnya. “Kita melihat bahwa tim dari Thailand punya organisasi permainan yang lebih rapi dan pemain yang lebih paham taktik. Port FC datang dengan sistem, bukan hanya individu. Dan itu yang membuat mereka menang,” ujar Anang Ma’ruf, analis sepak bola dan mantan pemain Timnas.
Sementara itu, suporter Port FC yang ikut datang ke stadion merayakan kemenangan ini dengan penuh sukacita. Mereka menyanyikan yel-yel klub dan mengangkat spanduk bertuliskan “Thailand Datang, Siap Tantang!”
Kemenangan ini tidak hanya menyenangkan hati para penggemar mereka, tetapi juga memberi harapan bahwa klub-klub ASEAN dapat saling belajar dan bersaing secara sehat dalam turnamen regional seperti ini. Kehadiran Port FC di Piala Presiden juga menambah nuansa internasional yang segar dan memperkaya kualitas turnamen.
Baca Juga: