Final Piala Presiden 2025 menjadi ajang pembuktian kekuatan Asia Tenggara di pentas internasional. Saat dua tim dari benua berbeda bertarung di laga pamungkas—Port FC dari Thailand menghadapi Oxford United dari Inggris—banyak pihak meragukan kapasitas klub ASEAN. Namun Port FC membalikkan semua prediksi, tampil luar biasa, dan berhasil mengukir sejarah dengan menundukkan Oxford United 2-1 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu malam (12/7).
Kemenangan ini bukan sekadar kemenangan biasa. Ini adalah pernyataan keras dari klub Thailand bahwa sepak bola Asia Tenggara terus berkembang dan siap menantang klub-klub Eropa di level kompetitif. Lebih dari itu, kesuksesan Port FC di Piala Presiden 2025 menjadi kebanggaan kawasan, membuka lembaran baru dalam sejarah sepak bola regional.
Mari kita bahas secara mendalam bagaimana perjalanan Port FC menuju gelar juara, analisis pertandingan final yang dramatis, kunci keberhasilan mereka, serta dampak besarnya terhadap sepak bola ASEAN.
Perjalanan Port FC Menuju Final
Port FC memulai turnamen ini sebagai salah satu tim undangan Asia dari Thai League 1. Sebagai runner-up liga domestik musim 2024/2025, mereka dinilai pantas untuk tampil di Piala Presiden, yang mengundang tim-tim elite dari Asia dan Eropa dalam format kompetisi pramusim eksklusif.
- Fase Grup
Di babak grup, Port FC tergabung di Grup B bersama Arema FC (Indonesia), FC Seoul (Korea Selatan), dan Al-Ahli Tripoli (Libya). Meski sempat diragukan bisa bersaing dengan tim-tim kuat tersebut, Port FC justru tampil meyakinkan.
- Menang 3-1 atas Arema FC di laga pembuka
- Imbang 2-2 melawan FC Seoul setelah sempat tertinggal dua gol
- Kemenangan tipis 1-0 melawan Al-Ahli yang memastikan mereka lolos sebagai juara grup
- Babak Gugur
Di perempat final, mereka menghadapi klub J1 League, Kawasaki Frontale. Pertandingan berlangsung dramatis dan berakhir dengan skor 2-2, namun Port FC melaju lewat adu penalti. Di semifinal, mereka bertemu dengan wakil dari MLS, New York Red Bulls, dan menang meyakinkan 2-0 lewat gol Jaroensak Wonggorn dan Josimar Rodrigues.
Perjalanan penuh determinasi ini membuat mereka masuk final sebagai kuda hitam, namun juga sebagai tim yang sangat solid dan terorganisir.
Laga Final Port FC vs Oxford United
- Latar Belakang Pertandingan
Oxford United, klub League One Inggris yang tampil mengejutkan dengan menyingkirkan beberapa klub besar Eropa di jalurnya, termasuk Feyenoord dan Trabzonspor, datang ke final dengan status favorit. Mereka memiliki gaya bermain fisik, pressing tinggi, dan kedalaman skuad yang solid.
Namun Port FC, di bawah asuhan pelatih asal Brasil Alexandre Gama, tidak gentar sedikit pun. Mereka menyusun strategi matang, memanfaatkan kecepatan para winger serta disiplin lini tengah, untuk mengimbangi dominasi Oxford United.
- Jalannya Pertandingan
- Babak Pertama Kejutan Awal dari Port FC
Laga baru berjalan 10 menit ketika Port FC mencetak gol pembuka. Serangan balik cepat yang dimotori oleh Bordin Phala diteruskan ke kaki Josimar Rodrigues. Striker asal Brasil itu melepaskan tembakan mendatar ke pojok kanan bawah gawang, tak mampu dijangkau kiper Oxford. Skor 1-0 membuat pendukung Port bersorak riuh.
Oxford mencoba membalas dengan tekanan bertubi-tubi. Pemain muda mereka, Billy Bodin, beberapa kali menciptakan peluang lewat tendangan jarak jauh, namun penjaga gawang Port FC, Worawut Srisupha, tampil brilian di bawah mistar.
- Babak Kedua Oxford Menyamakan, Tapi Port Menjawab
Oxford United berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-63. Umpan silang dari sisi kanan disambut sundulan tajam Cameron Brannagan. Skor menjadi 1-1 dan pertandingan semakin hidup.
Namun semangat Port FC tidak runtuh. Justru di tengah tekanan, mereka tampil lebih disiplin dan tenang. Pada menit ke-77, lewat skema sepak pojok, Elias Dolah berhasil menyambut bola dengan sundulan keras yang menghujam gawang Oxford.
Skor 2-1 bertahan hingga akhir pertandingan. Peluit panjang dibunyikan, dan sejarah tercipta: Port FC menjadi juara Piala Presiden 2025.
Kunci Keberhasilan Port FC
- Disiplin Taktis dan Pertahanan Solid
Port FC menunjukkan bahwa kedisiplinan taktis mampu mengalahkan permainan fisik. Lini belakang mereka yang dikomandoi oleh Dolah dan Nitipong Selanon bermain sangat rapi. Koordinasi antara bek dan gelandang sangat baik, meminimalkan ruang bagi Oxford untuk menyerang.
- Transisi Cepat dari Bertahan ke Menyerang
Gaya bermain Port sangat efektif dalam memanfaatkan ruang. Mereka tidak mendominasi penguasaan bola, tapi unggul dalam efisiensi serangan. Kontra-pressing yang dilakukan setelah merebut bola membuat Oxford sering kehilangan keseimbangan.
- Mental Juara dan Ketangguhan
Meski bukan tim unggulan, Port FC memperlihatkan mental juara. Mereka tidak panik saat diserang, tetap fokus ketika kedudukan imbang, dan bisa memanfaatkan momen untuk kembali unggul.
Kemenangan ini bukan hasil kebetulan, tapi buah dari persiapan matang dan mentalitas kuat yang dibangun selama turnamen.
Reaksi Dunia Sepak Bola
- Media Thailand “Bangga Tak Terbendung”
Media-media di Thailand langsung memuji Port FC sebagai pelopor kebangkitan klub Asia Tenggara. Surat kabar Thai Rath menulis, “Port FC buktikan bahwa klub Thailand bisa bersaing di level internasional.” Sementara Bangkok Post menilai kemenangan ini sebagai “lonceng pembuka era baru klub ASEAN.”
- Oxford United Tetap Bangga
Meski kalah, manajer Oxford United, Des Buckingham, tetap memberikan penghormatan kepada Port FC. “Mereka tim yang sangat rapi, terorganisir, dan berbahaya saat menyerang. Kami belajar banyak dari laga ini,” ujarnya dalam konferensi pers.
- AFC dan FIFA Memberi Apresiasi
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memuji kemenangan Port FC sebagai bukti nyata kemajuan klub-klub ASEAN. Bahkan Presiden FIFA Gianni Infantino dalam pernyataan singkatnya menyebut turnamen ini sebagai “katalisator penting untuk globalisasi kompetisi sepak bola.”
Dampak Terhadap Sepak Bola Asia Tenggara
- Meningkatkan Kepercayaan Diri Regional
Selama ini, klub-klub ASEAN sering dianggap lemah saat menghadapi lawan dari Eropa atau Asia Timur. Kemenangan Port FC menjadi penegasan bahwa dengan persiapan matang, mental kuat, dan strategi tepat, klub ASEAN bisa menang di panggung besar.
- Mendorong Reformasi dan Investasi
Kemenangan ini juga menjadi inspirasi bagi klub lain di Asia Tenggara untuk meningkatkan standar manajemen, infrastruktur, dan pengembangan akademi. Investasi dalam teknologi analisis, pelatih asing berlisensi tinggi, dan perencanaan jangka panjang menjadi semakin penting.
- Peluang Kolaborasi Internasional
Dengan pencapaian ini, Port FC diprediksi akan mendapatkan lebih banyak undangan dari turnamen internasional. Sponsor global pun mulai melirik klub ASEAN sebagai pasar yang potensial.
Suporter dan Kota Bangkok Berpesta
Sesaat setelah kemenangan, ribuan suporter Port FC yang menonton langsung di GBK merayakan kemenangan dengan penuh semangat. Di Bangkok, pesta rakyat digelar spontan di sekitar Stadion PAT. Klub juga dijadwalkan akan melakukan pawai kemenangan saat pulang ke Thailand, menyusuri jalan utama Bangkok sambil membawa trofi Piala Presiden.
Media sosial dibanjiri ucapan selamat dari legenda-legenda sepak bola Thailand, termasuk Kiatisuk Senamuang dan Teerasil Dangda. Mereka memuji mentalitas dan kerja keras tim yang menjadi kebanggaan nasional.
Masa Depan Port FC
Dengan kemenangan ini, ekspektasi terhadap Port FC meningkat. Klub ini diharapkan tidak hanya menjadi juara di turnamen pramusim, tetapi juga menjadi penantang utama di Thai League dan turnamen Asia lainnya seperti AFC Champions League.
Manajemen klub dikabarkan telah merancang program jangka panjang untuk menjaga performa tim. Pelatih Alexandre Gama pun dipastikan tetap menjadi nakhoda setidaknya hingga akhir musim 2026.
Baca Juga: