Sore itu, Stadion Mandala Krida Yogyakarta menjadi saksi keperkasaan PSIM Yogyakarta yang tampil luar biasa saat menjamu Dewa United. Dalam laga yang sarat gengsi dan penuh tensi tinggi itu, PSIM berhasil menorehkan kemenangan meyakinkan 2-0 tanpa balas. Hasil ini tidak hanya memperkokoh posisi mereka di klasemen sementara, tetapi juga menjadi bukti bahwa Laskar Mataram masih punya taji untuk bersaing di papan atas.
Sejak menit pertama, atmosfer stadion sudah membara. Ribuan suporter Brajamusti dan The Maident memenuhi tribun dengan nyanyian yang menggema sepanjang pertandingan. Dukungan tersebut terbukti menjadi dorongan luar biasa bagi anak-anak asuh Kas Hartadi, yang tampil disiplin, energik, dan penuh percaya diri.
Dewa United datang dengan reputasi mentereng, namun pada malam itu mereka tak mampu mengimbangi permainan cepat PSIM. Dua gol bersih yang dicetak masing-masing oleh Sugeng Efendi dan Rivaldi Bawuo menjadi bukti superioritas tim tuan rumah.
Babak Pertama PSIM Langsung Menekan Sejak Peluit Awal
Begitu wasit meniup peluit tanda dimulainya pertandingan, PSIM langsung mengambil inisiatif serangan. Mereka menekan tinggi, memaksa Dewa United bermain dengan ritme cepat yang sebenarnya tidak nyaman bagi tim tamu.
Gelandang andalan PSIM, Gufroni Al Maruf, menjadi motor serangan sejak menit awal. Dengan visi permainan yang tajam, ia mampu mengatur tempo dan membongkar lini tengah lawan. Serangan pertama PSIM datang di menit ke-6, ketika umpan terobosan Gufroni berhasil diterima Rivaldi Bawuo, namun tendangannya masih bisa ditepis kiper Dewa United, Fachrurrazi.
Momentum terus bergulir. Pada menit ke-19, kerja sama apik antara Sugeng Efendi dan Ricky Kambuaya di sisi kiri menghasilkan peluang emas. Sugeng yang lolos dari kawalan bek langsung melepaskan tendangan melengkung ke pojok kanan gawang — dan gol! Stadion pun meledak dalam sorakan gembira.
Gol tersebut menjadi pembuka pesta bagi publik Yogyakarta. PSIM bermain lepas, sementara Dewa United terlihat goyah. Para pemain tim tamu berusaha menata ritme permainan, namun pressing ketat PSIM membuat mereka kesulitan membangun serangan dari lini belakang.
Dewa United Coba Bangkit Tapi PSIM Tetap Solid
Tertinggal satu gol, pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink, mencoba mengubah strategi dengan memasukkan Rendy Juliansyah untuk menambah daya serang. Perubahan ini sempat membuat PSIM sedikit tertekan, terutama ketika Dewa United mulai bermain lebih direct dengan memanfaatkan kecepatan sayap mereka.
Namun, pertahanan PSIM tampil luar biasa kokoh. Duet bek tengah Alfath Fathier dan Gilang Ginarsa begitu disiplin dalam menjaga area berbahaya. Mereka mampu meredam berbagai ancaman, termasuk dua peluang berbahaya dari striker Dewa United, Rafli Mursalim, di menit ke-34 dan ke-41.
Sementara itu, kiper PSIM, Imam Arief, menunjukkan performa gemilang. Ia melakukan dua penyelamatan krusial yang menggagalkan peluang emas lawan. Reaksi cepatnya di bawah mistar benar-benar menjaga asa PSIM tetap unggul hingga turun minum.
Babak pertama pun berakhir dengan skor 1-0 untuk keunggulan PSIM. Para pemain disambut tepuk tangan riuh dari para suporter yang terus menyanyikan yel-yel kebanggaan mereka.
Babak Kedua PSIM Kian Tajam Dewa United Kehabisan Akal
Memasuki babak kedua, PSIM tidak menurunkan intensitas. Justru mereka semakin berani menekan dan memainkan bola dengan kombinasi umpan-umpan pendek cepat.
Pelatih Kas Hartadi tampaknya tahu betul bagaimana mengeksploitasi kelemahan lawan — terutama di sisi kanan pertahanan Dewa United yang sering terlambat melakukan transisi.
Pada menit ke-54, PSIM hampir menggandakan keunggulan melalui tendangan bebas Ricky Kambuaya, namun bola masih membentur mistar gawang. Meski begitu, peluang demi peluang terus tercipta.
Puncaknya datang di menit ke-68. Melalui skema serangan balik cepat, Rivaldi Bawuo berhasil memanfaatkan umpan matang dari Sugeng Efendi. Dengan kecepatan luar biasa, ia melewati satu bek dan langsung menembak keras ke sudut bawah gawang. Gol kedua pun tercipta.
Skor berubah menjadi 2-0 untuk PSIM, dan stadion pun kembali bergemuruh. Gol ini menjadi klimaks dari performa dominan tuan rumah. Dewa United tampak kehilangan arah, sementara PSIM bermain dengan penuh percaya diri dan disiplin.
Robby Senduk “Kemenangan Ini Bukan Hanya Soal Skor, Tapi Soal Karakter”
Usai pertandingan, pelatih PSIM, Kas Hartadi, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia menyebut bahwa kemenangan ini adalah hasil dari kerja keras tim yang konsisten menjalankan instruksi dan bermain dengan hati.
“Anak-anak bermain luar biasa malam ini. Mereka tidak hanya menang, tapi juga menunjukkan karakter yang kuat. Ini bukti bahwa PSIM adalah tim yang punya mental juara,” ujar Kas dalam sesi konferensi pers.
Ia juga memberikan pujian khusus kepada dua pencetak gol, Sugeng Efendi dan Rivaldi Bawuo, yang menurutnya tampil dengan motivasi tinggi. “Sugeng bermain penuh determinasi, sedangkan Rivaldi menunjukkan naluri gol yang tajam. Tapi kemenangan ini milik seluruh tim, termasuk para pemain pengganti dan suporter.”
Dewa United Akui Kualitas Lawan
Di sisi lain, pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink, mengakui keunggulan PSIM dalam laga tersebut.
“Kami tidak bermain cukup agresif di babak pertama, dan itu membuat PSIM mendapatkan momentum. Mereka bermain disiplin dan efisien. Saya harus memberikan kredit kepada mereka,” katanya.
Ia menambahkan bahwa timnya masih dalam proses menemukan konsistensi, terutama ketika bermain tandang. “Kami masih sering kehilangan fokus di momen penting. Tapi saya percaya kami bisa bangkit,” tambahnya.
Suporter Jadi Faktor Penentu
Tidak bisa dipungkiri, keberhasilan PSIM menaklukkan Dewa United tak lepas dari peran besar para suporter. Dari awal hingga akhir pertandingan, nyanyian dukungan tak pernah berhenti terdengar.
Salah satu suporter setia PSIM, Bayu Rahman, mengatakan bahwa dukungan penuh dari tribune adalah bentuk cinta kepada klub kebanggaan Yogyakarta itu.
“Kami tidak peduli panas atau hujan, PSIM adalah bagian dari hidup kami. Malam ini, kami semua bangga,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Atmosfer luar biasa di Mandala Krida juga mendapat perhatian dari media nasional. Banyak yang menilai bahwa dukungan suporter PSIM kini menjadi salah satu yang paling solid di Indonesia. Hal ini tentu menjadi nilai tambah bagi klub yang tengah berupaya memperkuat posisinya di sepak bola nasional.
Statistik Bicara PSIM Unggul di Semua Aspek
Dari segi statistik, dominasi PSIM begitu jelas. Mereka menguasai 57% penguasaan bola, melepaskan 14 tembakan (7 di antaranya tepat sasaran), serta memenangkan 65% duel udara.
Sementara itu, Dewa United hanya mampu menciptakan tiga peluang berbahaya sepanjang pertandingan.
PSIM juga mencatat tingkat akurasi umpan mencapai 82%, angka yang menunjukkan peningkatan signifikan dibanding beberapa laga sebelumnya.
Statistik ini menggambarkan bagaimana PSIM bermain dengan organisasi yang solid, efisien, dan berorientasi pada hasil.
Kemenangan yang Mengubah Dinamika Klasemen
Dengan kemenangan ini, PSIM naik dua peringkat ke posisi keempat klasemen sementara. Mereka kini hanya terpaut empat poin dari pemuncak klasemen. Sementara itu, kekalahan ini membuat Dewa United harus puas turun ke posisi ketujuh.
Lebih dari sekadar poin, hasil ini menjadi sinyal kuat bahwa PSIM mulai menemukan ritme permainan terbaiknya. Dalam tiga pertandingan terakhir, mereka mencatat dua kemenangan dan satu hasil imbang, dengan total lima gol tanpa kebobolan.
Analis sepak bola nasional, Rama Nugraha, menyebut bahwa PSIM kini tampil dengan keseimbangan sempurna antara serangan dan pertahanan.
“Kas Hartadi telah berhasil membuat PSIM lebih dewasa. Mereka tidak lagi terlalu bergantung pada serangan sayap, tapi juga mampu mengontrol tempo di lini tengah. Ini tanda tim yang sudah matang,” ujarnya.
Rivaldi Bawuo “Kemenangan Ini untuk Suporter”
Salah satu pahlawan dalam pertandingan ini, Rivaldi Bawuo, menyampaikan rasa terima kasih kepada para suporter setelah pertandingan. Dalam wawancara di tepi lapangan, ia terlihat emosional.
“Saya hanya ingin bilang, kemenangan ini bukan untuk saya, tapi untuk seluruh pendukung PSIM. Mereka datang ke stadion, bernyanyi tanpa henti, dan itulah yang membuat kami berlari sampai menit terakhir,” ucapnya.
Rivaldi juga menegaskan bahwa tim tidak akan cepat puas dengan hasil ini. “Kami masih harus terus kerja keras. Liga masih panjang, dan kami ingin PSIM berada di posisi terbaik di akhir musim,” tambahnya.
Transformasi PSIM di Bawah Kas Hartadi
Sejak ditangani Kas Hartadi, PSIM mengalami transformasi besar dalam gaya bermain. Jika sebelumnya mereka dikenal dengan pola serangan langsung, kini PSIM tampil lebih sabar dengan kombinasi umpan pendek dan pergerakan antar lini yang rapi.
Kas Hartadi membawa pendekatan modern yang menekankan pressing tinggi, penguasaan bola, dan rotasi posisi yang dinamis.
“Sepak bola sekarang bukan hanya soal kecepatan, tapi juga kecerdasan taktik. Saya ingin pemain berpikir cepat dan bermain kolektif,” ujar Kas.
Pendekatan itu terbukti efektif. PSIM kini menjadi tim yang tidak mudah ditebak. Mereka bisa bermain menyerang di kandang, namun juga tahu bagaimana bertahan dengan kompak saat menghadapi tekanan di laga tandang.
Dewa United Masih Punya Pekerjaan Rumah
Bagi Dewa United, kekalahan ini menjadi tamparan sekaligus pelajaran berharga. Meskipun punya deretan pemain bintang, mereka terlihat belum sepenuhnya menyatu sebagai tim.
Beberapa pemain tampak frustrasi di lapangan, terutama ketika PSIM mampu menutup ruang dan menggagalkan serangan mereka.
Kapten tim, Rendy Juliansyah, mengakui bahwa timnya harus lebih sabar dan efisien.
“Kami punya peluang, tapi gagal memanfaatkannya. PSIM bermain dengan intensitas tinggi, dan kami tidak bisa menyesuaikan diri cukup cepat,” ujarnya.
Riekerink diprediksi akan melakukan evaluasi besar-besaran, terutama di lini belakang yang tampak rapuh dalam mengantisipasi serangan cepat lawan.
Suporter PSIM Rayakan Kemenangan dengan Damai
Setelah pertandingan, ribuan suporter PSIM tidak langsung meninggalkan stadion. Mereka justru berkumpul di tribune, menyanyikan lagu kebanggaan “Satu Jiwa PSIM” sambil menyalakan flare biru yang menerangi malam Yogyakarta.
Namun, perayaan tersebut berlangsung tertib dan penuh kedamaian. Aparat keamanan bahkan memuji ketertiban suporter yang tetap menjaga kebersihan dan keamanan stadion.
“Suporter PSIM hari ini menunjukkan bahwa mereka bisa jadi contoh bagi klub lain. Antusias tapi tetap sportif,” ujar Kepala Keamanan Pertandingan, AKBP Yudi Santosa.
Baca Juga:












